Chapter: Mengembalikan sihirChapter 10 Elea menarik napas dalam. Dirinya syok tentu saja. Dia lalu menatap nanar pada Yuya. Elea juga kemudian bingung. Setelah mengetahui semuanya, dia seperti kehilangan arah. Hatinya bertanya-tanya. Apakah dia seharusnya bersyukur atau tidak. Tatapannya mengarah ke bawah. Ditatapnya sepatu kets hitam yang tengah dikenakannya. Lalu beralih mendongak menatap Yuya. "Aku minta maaf soal sihirmu. Tetapi aku tidak tahu bagaimana sihirmu bisa berpindah padaku. Aku tidak keberatan jika kau mau mengambilnya lagi. Karena memang, aku ingin kau mengambil kekuatanmu ini. Yuya tersenyun tipis pada Elea. Lalu tubuhnya bergerak menepi dan bersandar pada daun pintu. "Masuk. Aku akan mengambil apa yang menjadi milikku." Elea mengganguk takzim. Lalu melangkah masuk ke dalam halte cafe. *** Di depan meja, Elea dan Yuya duduk saling berhadapan. Kavin sendiri berdiri di tengah-tengah mereka berdua. Seluruh tirai dalam cafe telah ditur
Terakhir Diperbarui: 2021-11-01
Chapter: Sihir Itu NyataChaprer 9 Nat termanggu di hadapan Elea. Adik angkatnya itu sudah tidak bisa lagi membendung kegelisahan hatinya. Jadi, setibanya Nat dari perjalanan bisnisnya. Elea langsung menceritakan semuanya. "Kak, tolong jawab dengan jujur. Ini semua karena sihir, 'kan? Gue sudah mulai merasa aneh, saat kita berdua melakukan transplatasi mata. Bunga-bunga aneh, tempat-tempat aneh, bahkan orang-orang aneh yang kadang berseliweran di jalan." Nat masih terdiam dan itu membuat Elea semakin merasa gemas dengan kakaknya. "Elea," ujar Nat, "semua hal itu biasa. Di dunia ini tidak ada sihir." "Lalu gelas ini?" tukas Elea "Apa yang lo maksud dengan gelas itu?" "Ada tornado di dalamnya!" Elea menunjuk gelas yang di maksud tanpa menyentuhnya. Alis Nat bertaut bingung. "Tidak ada apapun di sana Elea. Lihatlah baik-baik. Gue mau istirahat Elea. Terima kasih atas ceritamu." Nat bangkit dari kursinya. Elea sendii tercengang dengan apa y
Terakhir Diperbarui: 2021-06-20
Chapter: Hilangnya Kemampuan Sihir DapurChapter 8"Apa yang lo lakukan di sini?" geram Yuya dengan gemas. Elea sudah dua kali menginjakkan kakinya pada tempat tidak di undang."Emm, gue cuma mau bilang. Apa lo baik-baik saja?""Apa gue terlihat baik-baik sekarang?"Elea menggeleng pelan."Gue gak yakin. Tapi ... gue khawatir sama lo. Soal yang tadi--""Jangan membahasnya lagi," potong Yuya cepat. "Bisa gak? Lo keluar dari dapur gue sekarang? Gue mau kerja dan tolong pergi."Elea kembali mengganguk. Lalu berbalik arah meninggalkan dapur. Di cafe, suara ibu-ibu yang berbicara cukup menimbulkan polusi suara bagi Elea.Ia juga tidak ingat, mengapa tadi bisa mampir ke Halte Cafe. Dan ia pun memutuskan untuk pulang.Sementara itu, cafe telah ditutup. Kavin telah kembali setelah Yuya meneleponnya dengan perasaan frustasi. Ini terjadi setelah Yuya memulangkan semua pelanggannya.Setibanya Kavin di dapur. Kondisi tempat tersebut telah berubah menjadi
Terakhir Diperbarui: 2021-06-15
Chapter: Dandelion Flower SyrupChaprer 7Gue keceplosan, Yuya membatin. Raut wajahnya sekonyong-konyong memerah. Ia pun jadi salah tingkah. Seharusnya ia tidak mengatakan siapa dirinya pada Elea."Oh, nama lo Yuya? Salken, gue Elea Noir," balas Elea.Tertengun, Yuya pikir Elea mungkin saja akan meledek atau mengancamnya, Apapun itu. Yuya agak terkejut dengan sikap Elea yang tidak terpikirkan olehnya.Elea yang nampak sibuk memperhatikan wadah mug jar di hadapannya. Seketika merasa begitu haus. Dandelion Flower Syrup terlihat begitu menggiurkan. Dan tahu-tahu saja, ia sudah menegak minuman tersebut dalam satu tarikan napas.Bunyi pantat mug jar yang agak sedikit dihempaskan pada meja, seketika mengangetkan lamunan Yuya. Kini, minuman tersebut sudah tinggal separuhnya saja."Sirup apa ini? Apa gue harus membayarnya juga? Rasanya enak," puji Elea. "Baru kali ini gue meminum rasa yang seperti ini.""Dandelion Flower Syrup," sahut Yuya."Hah?"
Terakhir Diperbarui: 2021-06-14
Chapter: PenyelidikanChapter 6Lonceng kecil dibalik pintu berdenting nyaring. Tatkala seseorang mendorongnya dari luar. Elea nampak terengah-rengah. Seolah-olah dia baru saja menyelesaikan marathon.Sorot matanya menelisik tajam pada Yuya yang sebenarnya berpura-pura sibuk dibalik meja kasir. Sedangkan, Kavin mencoba stay cool dengan pura-pura membaca buku."Tempat ini sarang sihir," seru Elea.Kavin terbatuk-batuk saking kagetnya ia. Luntur sudah, pose yang ia buat."Lo!" tunjuk Elea pada Kavin. Kavin sendiri malah menunjuk balik dirinya sendiri."Gue?""Iya lo! Kalian berdua itu memainkan sihir, 'kan? Gue tahu itu," ucapnya seraya kembali menoleh pada Yuya. Pria itu berpura-pura memasang wajah terkejut."Ini hanya cafe biasa, Nona. Mengapa Anda mengatakan hal seperti itu?" sanggah Yuya."Hah!" bentak Elea. Ia lalu berjalan menghampiri Yuya. "Gue perlu penjelasan dari lo berdua. Mengapa lo berdua ngikutin gue?"Kavin kembali t
Terakhir Diperbarui: 2021-06-13
Chapter: Tamu Tidak di UndangChapter 5Elea memilih kembali ke apartemen. Tempat di mana ia dibesarkan oleh Nat, sejak ia berusia 6 tahun. Elea yatim piatu dan Nat telah mengadopsinya saat itu.Tetapi, wanita itu tidak ingin dipanggil ibu oleh Elea. Dia lebih suka dipanggil kakak, sebagai saudara perempuan. Awalnya Elea keberatan soal itu. Namun, ia memilih mengikuti kemauan Nat.Seiring berjalannya waktu, Elea kecil mulai terbiasa dengan hal tersebut. Hari-harinya bersama Nat selalu penuh kebahagiaan. Nat selalu memanjakan Elea hingga wanita itu tidak pernah merasa kekurangan.Hingga suatu hari, Elea tidak ingat kapan peristiwa itu terjadi. Ia tahu-tahu terbangun di ranjang rumah sakit dengan mata kanan yang telah diperban. Lalu Nat yang juga terbaring tidak sadarkan diri di sampingnya.Elea menghela napas berat. Ingatannya tentang kejadian tersebut selalu menimbulkan sesak di dalam kalbu. Ia memantapkan diri, bahwa masa lalu yang pahit tidak perlu di kenang.Di
Terakhir Diperbarui: 2021-06-12