Chapter: Galang dan pelukannyaRutinitas baru Nima yang sering ke panti membuatnya pulang ke rumah membawa sejuta penat. Bahkan sampai membuatnya lupa pada kebiasaan menunggui Galang. Lagipula pria itu sudah jarang sekali di rumah.Mbak Rini pernah bilang bahwa akhir-akhir ini Galang tampak stress. Sebagai art yang sudah bekerja lama, tentu Mbak Rini bisa mengidentifikasi itu dari gelagat Galang yang bahkan tidak akan bicara satu kata pun dan meminta siapapun untuk tidak bicara padanya"Pantes pesan-pesan gue nggak ada satupun yang dibales," batin Nima. Sebenarnya stress atau tidaknya Galang, membalas pesan adalah hal yang tidak pernah dia lakukan.Meski dalam hatinya khawatir, Nima juga merasa tidak bisa melakukan apa pun karena suaminya yang super duper sibuk itu bahkan tak memberinya celah untuk membantu.Jadilah Nima tetap melakukan rutinitasnya hingga suatu sore dia mendapat telepon dari mama mertuanya."Halo, Nim, Galang udah pulang ke rumah?""Ini Nima
Terakhir Diperbarui: 2023-06-05
Chapter: Kembali NormalSepekan berlibur di Raja Ampat sangat berdampak pada hubungan Nima dan Galang. Keduanya begitu dekat hingga untuk kontak fisik pun tak lagi canggung dan Nima juga tak menolak seperti di awal-awal. Mereka hanya mencoba menikmati hari-hari sebagai pasangan. "Aku tahu bahagia ini nggak akan selamanya. Tapi, Lang, jujur aku takut kehilangan kamu." batin Nima saat menatap Galang yang sedang asyik menunggu pancingannya bergetar. Waktu itu mereka sedang di sampan. Nima ikut bersama Galang. Selama sepekan mereka selalu dipaksa melakukan apa pun berdua. Di mana ada Galang, di situ ada Nima. Ini merupakan ide Gia yang tentu didukung penuh oleh semua. Mereka senang hubungan Nima dan Galang menjadi dekat. Saat malam hari, Nima selalu berusaha meredam tangisnya agar tidak terdengar. Rasanya campur aduk. Dia bahagia tapi juga takut ke depannya akan seperti apa. Dia juga merasa bersalah telah berpura-pura akur dengan Galang. Mereka pikir ketika Galang dan dia selalu masuk ke cottege lebih awal ad
Terakhir Diperbarui: 2022-06-18
Chapter: Pelukan Hangat Dari Galang"Wah, Kak Nima cantik banget!" seru Gea takjub melihat kakak iparnya malam ini. Di ruang pengantin itu Nima tersipu malu. Dalam balutan gaun putih, dia merasa menjadi seperti ratu yang paling cantik. Sena yang juga ada di sana ikut mengangguk. "Gila sih ini. Untung aku udah minta nomor tukang make up-nya. Anyway, kamu emang udah cantik dari lahir sih, Nim." Dipuji Sena tambah membuat Nima tersipu. Dia yakin dia tak secantik itu, tapi manusia mana sih yang tidak kesulitan mengendalikan hati saat terlalu dipuji? Meski begitu Nima berusaha tetap down to the earth atau rendah hati. "Ihh abang nggak kalah ganteng! Omg ayo foto dulu! Ayo Kak Sena, kita foto mereka sebelum difotoin forografer!" Gea begitu girang melihat Galang yang datang memperbaiki dasinya yang sedikit miring. Gea menyeret Galang mendekat ke samping Nima. Galang tak banyak menolak. Meski wajahnya mengeluh karena disuruh pose ini-itu, dia tampak pasrah. Semalam keduanya diberi wejangan oleh nenek untuk menurut saja demi
Terakhir Diperbarui: 2022-06-18
Chapter: Cemburu?Malam ini masih sama, Nima tidur memunggungi Galang. Begitupun sebaliknya. Keduanya seperti orang asing yang tak sengaja terjebak di suatu ruangan. Padahal keduanya sudah suami istri. "Lang, lo emang punya pacar berapa sih?" Nima bertanya tanpa mengubah posisi. Dia yakin Galang belum tidur. Mereka belum lama makan malam bersama keluarga. Nima masih terbayang-bayang wanita cantik di mal tadi. Bisa-bisanya Galang mengajak wanita lain. Nima berpura-pura kuat, Galang tak tahu bahwa itu hanya kulit luar. Biar bagaimanapun Nima juga punya hati. Ah lelaki ini memang tak peka. "Nggak ada," jawab Galang enteng. "Terus yang di mal tadi apa? Nggak usah bohong lo. Lagian Sena kabur di hari pernikahan kalian karena dia ngeliat lo berduaan sama cewek lain." "Cuma mutualan. Nggak lebih. Lagian nggak semuanya tentang sex." "Gue penasaran, lo bakal tobat nggak sih?" Tak ada jawaban. Galang bahkan sering menanyakan itu pada diri sendiri. Seharusnya dia bisa tidur nyenyak, tapi pertanyaan Nima m
Terakhir Diperbarui: 2022-06-17
Chapter: Jalan Masing-MasingDi parkiran mal sebuah mobil merah baru saja berhenti. Dari dalam turunlah perempuan berhijab dengan wajah sumringah. Dari pintu kanan turun seorang pria yang baru saja menyematkan kacamata hitamnya. "Lo mau ke mal juga?" tanya pria itu atau sebut saja Galang. Wajahnya selalu saja sama di tiap kondisi, selalu tampan dan Nima tak bisa memungkiri itu. "Iyalah," jawab Nima merasa Aneh. Pertama, dia ke sini karena diajak Galang jalan-jalan. Kedua, seharusnya tak perlu ada pertanyaan konyol macam itu. Mereka pun bergegas ke dalam. Meski tidak bergandengan, Nima sudah merasa bersyukur. Galang adalah tipe laki-laki yang kadang hangat kadang dingin. Kadang begitu romantis, kadang malah terasa kasar. Jadi Nima setidaknya berterima kasih karena hari ini Galang menjadi orang baik. Mungkin efek "dipingit" jadinya dia bosan dan mendadak seperti suami baik yang mengajak jalan istrinya. "Lang, tungguin." Nima protes karena Galang berjalan lebih cepat di depannya. Galang malah tak repot-repot men
Terakhir Diperbarui: 2022-05-26
Chapter: Sekilas Tentang GalangBrak!Bantal yang dipegang Nima berhasil mendarat di wajah Galang. Sontak Galang memegangi wajahnya akibat timpukan itu. Dia meringis."Lo kenapa sih!" ketusnya.Nima tadinya merasa bersalah, dia menggigit bibir dan cemas setelah memberi jarak dari Galang. Namun, dia berlagak seperti tak melakukan kesalahan. "Ya abisnya lo sok-sokan megang bahu gue. Kata siapa lo bisa megang-megang gue?"Galang berdecak. Padahal dia hanya iseng ingin mengusili, tapi mood-nya berubah. Dia kemudian pindah posisi. Beranjak menuju ranjang di sisi kanan."Lang ... maaf gue nggak sengaja," cicit Nima saat Galang malah tak melakukan perlawanan."Gue capek, Nim. Sana tidur. Anyway gue butuh tidur di ranjang, badan gue pegel. Jadi jangan ada adegan nyuruh gue tidur di sofa dan lo juga nggak boleh tidur di sofa. Ranjang ini luas, gue jamin seratus persen nggak bakal nyentuh lo," kata Galang lantas merapatkan selimutnya. Mulai menutu
Terakhir Diperbarui: 2021-12-29