Tuan Muda Menyebalkan!
Liiu Yaoshan (24 Tahun) seorang lelaki yang tumbuh dari keluarga kaya raya broken home. Ayah ibunya bercerai ketika dia memasuki SMP. Lii yang mempunyai wajah yang mewarisi ketampanan Zhang Junda, ayahnya.
Lii mempunyai karakter seperti ibunya, arogan, dingin dan angkuh. Tetapi ketampanan dari Lii mampu menghipnotis banyak wanita dari banyak kalangan. Termasuk Zhinshu, sekretarisnya yang memendam cinta padanya. Sayangnya Lii tidak mudah untuk ditaklukan. Hingga suatu saat ada seseorang gadis yang bekerja paruh waktu di kantornya. Gadis itu terlibat perjanjian dengan Lii. Dialah Xiu Juan, gadis cantik dari keluarga miskin, Xiu bekerja untuk membayar hutang ibunya. Namun, Lii bersikap semena-mena pada Xiu yang membuat gadis itu membenci setengah mati pada Tuan mudanya. Kata orang, jangan terlalu membenci, nanti malah jadi cinta. Akankah keduanya terlibat perasaan? Setelah Lii menjadi lelaki yang Xiu benci. AAkankah benih cinta tumbuh dari keduanya? Ataukah, Lii malah memilih sekretaris yang telah lama memendam cinta untuknya???
Read
Chapter: Diner Tidak ada jawaban dari Hyun, lelaki itu terdengar muntah-muntah dari dalam toilet. Xiu menjadi bingung dengan keadaan sahabatnya yang tiba-tiba saja seperti orang yang telah minum racun.Xiu menunggu dengan gelisah di depan pintu, Hyun masih tidak dapat menghentikan muntahnya. Bukan jijik, hanya saja Hyun membayangkan bibir lelaki yang ada pada roti bakar yang telah dia makan. Hyun pun keluar dari toilet dengan sedikit terhuyung lemas. Tangan yang masih memegang perut menjadikan Xiu menjadi khawatir."Kamu kenapa sih, Hyun?" tanya Xiu dengan ekspresi wajah panik.Kalau kujawab, sama aja aku membuka aib di depanmu, Xiu. Batin Hyun sambil meringis menahan perutnya yang sakit."Ish! Bukannya jawab," keluh Xiu yang merasa diabaikan."Perutku masih sakit, Xiu.""Waduh, ya sudah. Biar aku yang nanti b
Last Updated: 2021-05-23
Chapter: Gara-Gara Roti BakarSetelah selesai dari kampus, Xiu bergegas kembali ke tempat kerjanya. Untung saja bukan jam pulang kantor atau sekolah, jadi semuanya lancar. Bahkan hanya dalam beberapa menit, gadis itu sudah kembali sampai di kantor Lii.Berjalan dalam halaman kantor yang sangat luas membuat Xiu cukup kelelahan, terlebih dari tadi pagi dia hanya makan satu porsi kecil nasi dan telur dadar. Langkah kakinya mulai sedikit gemetar menahan perut yang lapar."Kamu kenapa, Xiu?" tanya Hyun."Lapar," lirihnya sambil tersenyum, pipi tirus itu memerah ketika mengutarakan apa yang dia rasa."Aku buatkan roti bakar, mau? Soalnya makan siangku udah habis," papar Hyun, dia berdiri dari kursi tempat duduknya."Boleh, aku bantu, ya?" Xiu mendekat."Tidak usah." Hyun mendorong pelan pundak Xiu agar gadis itu tetap duduk di
Last Updated: 2021-05-20
Chapter: Hari Pertama Kerja"Astaga! Aku kesiangan," ujar Xiu yang baru saja membuka mata.Dia bergegas menyibakkan selimut yang menutupi hangat tubuhnya, gadis itu segera ke kamar mandi dan bergegas berganti baju. Dia mulai memasukkan buku-buku ke ransel miliknya. Untung saja, sarapan pagi telah siap."Xiu, mau ke mana? Bukankah jam kuliahmu itu nanti siang?" tanya Lian heran."Xiu mulai masuk kerja sekarang, Ma. Maaf, Xiu tidak dapat menemani Mama sarapan." Gadis ini mengambil nasi dan telur dadar ke dalam wadah kecil berwarna violet yang tertutup rapat."Xiu berangkat ya, Mam?" Xiu mencium tangan ibunya kemudian mendaratkan kecupan manis di pipi Lian.Lian hanya menggeleng kemudian tersenyum melihat kelakuan putrinya yang membawa bekal cukup banyak dalam tasnya. Tidak lupa, botol minumnya pun tak luput dia bawa.
Last Updated: 2021-05-18
Chapter: Tuan Muda Menyebalkan! Lii menoleh, bola mata hitam itu membulat ketika melihat seorang gadis pembawa kopi."Ngapain kamu di sini?" Tatapan Lii kurang bersahabat, terkesan dingin."Em, saya kerja di sini, Kak. Kakak ngapain di sini?" tanya Xiu dengan manik mata heran."Kamu tidak membaca nama yang tertera di atas meja?" Mata Lii melirik ke meja kerjanya.Sepasang mata sipit Xiu membaca nama yang ada di meja kerja Lii, "Liiu Yaoshan?" gumamnya dengan mata yang masih menatap papan yang bertuliskan namanya, "itu nama Kakak?" tanya Xiu dengan mata yang semakin menyipit.Lii tidak menjawab, tangannya terlipat di dada. Kini dia berjalan ke arah kursi lalu duduk, tetapi sepasang mata elangnya masih menatap tajam ke arah Xiu yang masih membawa cangkir kopi.Xiu pun berjalan ke arah Lii, dia meletakan perlahan cangkir kopi
Last Updated: 2021-05-15
Chapter: PertemuanLii terbangun dari tidur, mentari pagi yang menerobos masuk ke sela ventilasi yang membuat siluet di dinding kamar. Aroma harum kopi yang menguar dari nakas yang berwarna putih di samping tempat tidur, membuatnya ingin segera menikmati.Lii bangkit dari ranjang king size miliknya, kaki itu turun, tetapi dia masih duduk di tepi ranjang, tangannya meraih pegangan cangkir yang terasa hangat di sela jari.Lelaki itu mulai menyeruput sedikit demi sedikit kopi hitam nan kental yang tersaji pagi ini. Lii bangkit dari kasur, dia menghampiri meja kerja untuk mengambil kamera digital, karena biasanya di pagi hari dia mengambil foto mentari yang berwarna kuning keemasan, sangat indah."Ah, sial! Bukankah kameraku rusak?" Lii kesal. Karena dalam hidupnya, hanya kamera digital yang selalu menemani waktu-waktunya.Lelaki itu bergegas ke kantor setelah semua
Last Updated: 2021-05-07
Chapter: Xia Lian"Maaf, Tuan. Kasih saya tempo, saya belum ada uang untuk mencicil utang-utang bulan ini. Kebutuhan saya terlalu banyak," ujar Xia Lian.Xia Lian (39 Tahun) ibu dari Xiu Juan, wanita yang sudah menjada sekitar lima tahun lalu. Dia terpaksa berhutang pada bosnya yang bernama Jingmi, pemilik toko kelontong terbesar di kota itu. Jingmi (49 Tahun) yang memiliki dua istri."Tempo lagi, tempo lagi. Kapan kamu bisa bayar, hah?" ujar Jingmi yang merasa kesal. Lelaki itu memperhatikan Lian yang mempunyai paras cantik. "Kamu ingin semuanya berakhir? Semua hutang beserta bunganya akan aku nyatakan lunas, asal--" katanya terjeda."Asal apa, Tuan?" tanya Lian."Asal kamu mau menjadi istri ketigaku," ujar Jingmi dengan senyum nakal.Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Satu sisi aku ingin melunasi hutang itu, tapi dengan cara apa? Apa iya aku ha
Last Updated: 2021-05-05
Istri Yang Tersakiti
Menceritakan seorang gadis yang baru lulus SMA bernama Naila, dia mempunyai pacar yang bernama Radit. Namun, ketika mereka lulus sekolah, Radit tiba-tiba memutuskan Naila begitu saja dengan alasan meneruskan kuliah di London, dari beasiswa pintar. Naila sedih, tetapi lebih kecewa lagi setelah dia dipaksa untuk menerima perjodohan oleh Ayahnya yang terlilit hutang dengan seorang duda kaya raya yang bernama Bramantio atau yang lebih akbrab di sapa Bram.
Pernikahan mereka berjalan hambar walau Naila berusaha untuk menerima, tetapi sikap angkuh Bram yang merasa bahwa Naila merupakan budak belian karena adanya perjanjian ketika ayah Naila meminjam uang, di sana tertulis kalau Naila menjadi istrinya dan bebas untuk diperlakukan sesuai keinginan Bram. Bram yang suka bergunta-ganti pasangan dan pernikahan mereka tidak merubah tabiat Bram. Terlebih, ketika Bram kembali dipertemukan dengan Amanda, teman lama semasa kuliah. Kegilaan Bram semakin menjadi. Naila sempat meminta cerai tetapi karena surat pernjanjian itu, dia tidak dapat meninggalakan Bram begitu saja. Karena sudah tertulis utang piuyang yang harus diselesaikan barulah Naila bisa pergi atau bercerai dengannya. Dalam rumah tangga itu, Naila terlalu sering sakit hati dengan sikap Bram. Akankah rumah tangga mereka berlanjut? Ataukah Naila mendapatkan dambatan hati yang baru yang bisa memperlakukan Naila dengan penuh cinta?
Read
Chapter: Ranjang Membara "Halo Pak, saya ingin membuat laporan. Tolong tangkap orang ini yang sudah melakukan penganiayaan dan percobaan pemerkosaan terhadap istri saya. Posisi kami ada di Jalan Kenanga nomor 30," ujar Bram dalam sambungan ponselnya. Ponsel itu kemudian ditutup dan Bram meletakkan ponselnya di meja, tepatnya ada di samping Naila. Bram mengusap lembut pucuk kepala sang istri, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah menyesal. Menyesal karena dia tidak mempercayai ucapan dari istrinya, dia terlalu percaya dengan apa yang dilihat oleh matanya. Naila masih terdiam, Bram menggendong tubuh gadis itu kemudian memasukannya dalam mobil. Cukup lama Bram menunggu pihak polisi datang. Hingga akhirnya satu mobil bersirine lengkap dengan beberapa lelaki berpakaian gagah keluar dari mobil. "Siang, Pak. Apa Bapak yang tadi mengisi laporan dalam sambungan telepon?" ujar salah seorang dari mobil bers
Last Updated: 2021-05-31
Chapter: TraumaBel rumah berbunyi.Asisten rumah tangganya pun segera berlari ke pintu depan. Di rumah sepi, hanya ada asisten rumah tangga Bram. Sedangkan Naila dan sopir pribadinya sudah berangkat setengah jam yang lalu untuk menemui Bram.Pintu terbuka.Mata asisten rumah tangga itu membulat, seperti terhipnotis dirinya hanya mematung dan untuk mengucap satu kata pun bibirnya terasa kelu."Bibi kenapa?" ujar Bram sambil melambaikan tangan tepat di depan wajah asisten rumah tangganya."Tu-tuan Bram?" katanya dengan nada terbata."Iya, ini saya, Bram. Bibi kenapa, sih? Seperti melihat setan saja," ujar Bram yang merasa heran ketika melihat asistennya."Bu-bukannya Tu-Tuan Bram Kecela-kaan?" kata yang semakin terbata terucap dari bibir pembantunya."Wh
Last Updated: 2021-05-28
Chapter: Kecelakaan Timbul kecemasan pada Naila karena hingga jam sebelas siang, suaminya belum juga pulang. Dia mulai menghubungi Bram tapi sayang ponselnya tidak aktif. Gadis itu mulai membuka lemari untuk mengambil baju ganti. Tiba-tiba saja Naila mendengar deru mesin mobil yang memasuki halaman rumah yang luas dengan rumput yang hijau. Wanita itu berlari ke arah jendela, dia melihat kalau suaminya sudah sampai di rumah. Dengan perasaan senang, gadis itu meraih cincin yang ada dalam sebuah kotak merah, kemudian berlari untuk menemui Bram. "Om Bram?" sapa Naila dengan senyum manis dan binar mata bahagia. "Kenapa kamu?" tanya Bram ketus. "Mari, kita makan, Om. Pasti Om Bram belum sarapan, kan?" Naila masih bersikap manis walau Bram masih ketus dan sombong. Lelaki itu pun berjalan berdampingan denga
Last Updated: 2021-05-26
Chapter: Club MalamBram menghabiskan malam di club, kerlap-kerlip lampu dalam ruangan gelap memberikan kesan ceria walau tidak dengan hatinya. Dentum musik yang kuat mengalihkan perasaan Bram yang kini telah kalut. Dia masih mengira kalau Naila berselingkuh, sama seperti mantan kekasihnya.Satu gelas minuman beralkohol larut membasahi kerongkongannya yang haus karena luapan emosi yang mendalam. Gelas demi gelas alkohol kini telah menguasai tubuh dan pikirannya. Bram kini sudah tidak sadarkan diri, bahkan ketika club hendak tutup, Bram masih sulit untuk meninggalkan tempat itu, walaupun beberapa kali pelayan di sana telah menyuruhnya pulang."Rese banget sih, ni orang!" keluh salah satu pelayan club."Sabar, dia memang sering seperti ini. Kita coba tunggu saja dulu sambil menunggu waktu tutup club," ujar pelayan yang sudah mengetahui kebiasaan Bram.Mereka tidak berani kasar terhadap Bram, karena lelaki in
Last Updated: 2021-05-20
Chapter: Masa Lalu"Kenapa aku di sini?"Naila yang heran ketika dia terbangun sudah ada di tempat tidur. Matahari pun telah bersinar cerah, tetapi tidak dengan Naila. Gadis itu belum menjelaskan inti permasalahan itu pada suaminya.Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan terlihat sesosok pria bermata elang. Sorot mata tajam yang terkadang membuat Naila merasa takut. "Om Bram?" gumamnya kala lelaki itu mendekatinya."Apa yang kamu mau katakan padaku? Hingga kamu rela tidur terduduk di sofa seperti itu, hah?" tanya Bram yang kini duduk di tepi ranjang."Em, itu--masalah kemarin, Om salah paham," ujar Naila."Salah paham gimana?""Sebenarnya aku--" Kata itu terputus saat dering ponsel Bram berbunyi."Sebentar," ujar lelaki itu kemudian meraih ponsel yang ada di nakas.
Last Updated: 2021-05-19
Chapter: Salah PahamBaru juga beberapa detik Bram menyaksikan tangan Naila digenggam laki-laki lain, dia sudah terbakar cemburu. Dia langsung tancap gas, melesat meninggalkan Naila."Aargghh! Sialan! Ternyata kelakuan dia seperti itu di belakangku!" umpatnya sambil memukul stir mobil, "sial, sial, siaaall!!!"Dengan kecepatan tinggi, Bram melesatkan mobilnya menuju rumah. Hatinya sungguh geram ketika melihat Naila. Baru digenggam saja, Bram sudah marah seperti itu. Bagaimana kalau dirinya menjadi Naila? Bram tidak berpikir kalau dirinya pun bersikap seperti itu, bahkan sangat jauh dari itu. Bram sudah tidur dengan perempuan lain dan bukan hanya satu. Apa dia tidak bisa memposisikan dirinya sebagai Naila?Sesampainya di apartemen, Bram langsung masuk ke kamar lalu membanting pintu dengan kasar. Tubuh jangkungnya kini sudah terhempas di ranjang. "Aarrgghhhh!"Bram berusaha memejamkan mata, tetapi lelaki itu tidak dapat tidur. Bagaimana bisa, yang ada dalam pikira
Last Updated: 2021-04-29