Chapter: SEPULUH"Oke, insyaAllah paling lambat aku sampe di rumah singgah jam sepuluh. Titip rumah singgah dulu, ya, Nai. Tolong kasih tahu Fatimah untuk cek siapa aja yang datang hari ini," ujar Aisyah, "Assalamualaikum ...." lanjutnya.Setelah menyampaikan pesan pada Nailah, Aisyah kembali memeriksa barang yang sudah habis dan harus dibelinya. Ia harus teliti, agar kejadian minggu lalu tidak terulang. Di mana Aisyah lupa membeli beras dan telur karena ia tidak mencatatnya di list belanjaan. Alhasil ia pun harus kembali ke pasar.Aisyah sudah biasa belanja di pasar. Menurutnya lebih asyik dibandingkan di supermarket. Selain lebih murah, tentu ia bisa bercengkrama dengan penjual yang ramah-ramah."Semua sudah tertulis di list, enggak ada yang tertinggal. Mungkin ini aja karena sebagian belanjaan bulan kemarin masih ada stok," ujarnya."Astaghfirullah ... titipan Fatimah dan abi. Bakpao kesukaan mereka." Aisyah kembali menulis bakpao ke dalam list belanjanya. Ia tidak per
Last Updated: 2021-12-23
Chapter: SEMBILAN"Semalam katanya mau ditemani abi, Mbak. Kenapa sekarang sendiri?"Benar, semalam abi memang menawarkan diri untuk menemani Aisyah pergi melihat rumah yang akan dibelinya, yang nanti akan ditempati sebagai rumah singgah yang baru."Abi ada urusan hari ini. Katanya ada tamu yang ketemu untuk membicarakan masalah tanah yang dijual," ucap Aisyah. Fatimah pun hanya mengangguk.Abi memang menjual tanah sejak beberapa bulan yang lalu. Dan, alhamdulillah baru kali ini ada yang mau membelinya. Karena hal itulah, Abi Zikri terlihat sangat antusias sekali. Aisyah dengar, orang yang akan membeli tanah abi nantinya ingin dibangun musholla. Mengingat daerah di sana masih minim sekali musholla.MasyaAllah ... mulia sekali."Mbak Nailah belum juga datang. Biasanya dia orang pertama yang datang," celetuk Fatimah.Aisyah membenarkan ucapan adiknya."Mungkin lagi ada urusan. Tunggu aja." Setelah itu, Aisyah bangkit dari tempat duduknya dan
Last Updated: 2021-12-09
Chapter: DELAPANHari ini tepat hari minggu, waktunya anak-anak yang diajar oleh Aisyah libur untuk belajar. Seperti biasa, rumah singgah tidak terlalu ramai dikunjungi oleh mereka. Karena hal itulah terkadang salah satu dari Aisyah, Nailah, maupun Fatimah memilih untuk ikut libur juga. Jika Nailah libur, maka Aisyah dan Fatimah yang menjaga. Jika Fatimah dan Aisyah libur, maka Nailah yang gantian untuk menjaga rumah singgah ditemani oleh Yusuf.Mereka tidak akan membiarkan rumah singgah dibiarkan tidak ada yang menjaga. Mengingat ada beberapa anak jalanan yang tinggal di sana juga.Namun, kali ini Aisyah dan Nailah berencana ingin mengunjungi teman SMA mereka dulu yang baru saja melahirkan. Fatimah pun yang kini menjaga rumah singgah ditemani oleh Yusuf dan anak jalanan lainnya yang berniat menemani Fatimah.Teman yang akan mereka kunjungi namanya Sari. Kebetulan juga kali ini digunakan oleh teman-teman SMA Aisyah dan Nailah untuk reuni.Sari merupakan anak yang cu
Last Updated: 2021-12-05
Chapter: TUJUHAlarm dari ponsel Aisyah berbunyi tepat pukul tiga pagi. Gadis ini merapikan rambut panjang nan hitamnya. Ia pun segera memakai khimar panjang menutupi dada berwarna biru laut dan berjalan keluar menuju kamar mandi guna mengambil air wudhu untuk melaksanakan aktivitas rutinnya di sepertiga malam terakhir.Selepas berwudhu, Aisyah segera kembali ke kamar. Tepat beberapa langkah sebelum masuk, Aisyah harus menghentikan langkahnya karena suara Abi Zikri yang tiba-tiba memanggilnya."Mau melaksanakan shalat, Nak?"Aisyah mengangguk sembari tersenyum. Ia pun tak sengaja melihat baju koko berwarna putih tulang milik abi yang terdapat noda. "Ada noda, Bi. InsyaAllah nanti Aisyah belikan yang baru, ya," ucapnya."Ini juga masih bagus, Nak. Masih bisa digunakan."Selalu begitu, Abi Zikri memang susah sekali untuk diajak belanja baju. Beliau baru akan membeli ketika baju ataupun barang yang dia gunakan benar-benar sudah tidak bisa digunakan lagi.Aisy
Last Updated: 2021-12-04
Chapter: ENAMAisyah menatap sendu dan mengelus lembut bingkai foto di hadapannya. Dia rindu akan sosok perempuan yang sudah melahirkannya dengan pertaruhan nyawa. Dia Umi Hasnah.Dulu, ketika umi masih berada di sisi mereka setiap pagi beliaulah yang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Jika umi sedang memasak, abi akan mengurus tanaman di luar rumah. Terkadang Aisyah dan Fatimah pun berbagi tugas. Jika Aisyah menemani abi, maka Fatimah akan membantu umi memasak. Begitu sebaliknya.Makanan favorit yang akan umi sajikan setiap pagi adalah nasi goreng. Bisa dikatakan Aisyah sekeluarga memang menyukai nasi goreng. Terlebih lagi nasi goreng buatan umi. Aisyah memang pandai memasak, hanya saja ia belum mengakui sepandai umi dalam urusan dapur. Karena hal itulah,
Last Updated: 2021-05-29
Chapter: LIMA"Loh, itu Kak Yusuf!" seru salah satu dari mereka. Membuat semua yang ada di luar kini mengedarkan pandangan ke arah yang ditunjuk.Itu Yusuf dan lainnya. Tapi, siapa laki-laki dengan berkemeja rapih itu?"Assalamu'alaikum ....""Wa'alaikumussalam ...."Yusuf menyerahkan dua kantong besar berisi makanan pada Nailah dan Fatimah. Dua gadis muslimah itu pun menerima dan membawanya ke dalam. Setelah itu, Yusuf pun berjalan mendekat ke Aisyah dengan laki-laki itu terus mengikuti langkahnya.Tunggu, sepertinya wajah laki-laki ini tidak asing baginya. Aisyah tertegun, ia ingat siapa laki-laki yang bersama Yusuf dan yang lainnya. Beliau orang yang menemukan novelnya yang sempat terjatuh di pasar kemarin.Tapi, untuk apa dia kesini? Dan, bagaimana bisa Yusuf mengenalnya?Aisyah tersenyum kecil untuk menyambut laki-laki yang bernama Fadli itu."Kak Aisyah masih ingat dengan kakak baik yang memberikan kami makanan kemarin? Bel
Last Updated: 2021-05-24