Chapter: Amarah RagaEmosi itu seperti api, yang perlahan bisa membakarmu.-Raga Pradana-*Arsi*Dengan emosi yang teredam pagi itu Raga tidak mendapati Lentera di meja makan. Gadis itu mulai sesuka hati, pikirnya."Bang, nggak sarapan dulu?!" Teriak Laila tapi diabaikan oleh pemuda itu yang terus pergi keluar rumah."Yah, Meta ditinggal Abang," ucap gadis cantik itu saat melihat Raga yang pergi tanpa menunggunya."Pergi sama, Papa aja ya sayang?" Ameta mengangguk setuju dan kembali menyantap sarapannya."Abang tu aneh, bawaannya emosi aja, apalagi kalau sama Ara," gerutu Metta.Rahhardjo dan Laila saling pandang dan mendesah pelan.Entah kapan hati Raga bisa melunak pada Ara, pikir Mereka.*Arsi*Sepanjang perjalanan Raga tidak henti-hentinya mengumpat di dalam hati, fakta yang ia tau tadi malam membuatnya ingin memaki Lentera sepuas hati.'Apa yang kam
Terakhir Diperbarui: 2021-11-03
Chapter: Makan MalamJujurlah, pada hati mu. Kadang kamu baru bisa memahami apa yang hatimu inginkan ketika kamu mulai bersikap jujur pada dirimu sendiri.-Raga dan Lentera-***Mobil Raga memasuki gerbang rumah mewah dengan pagar yang menjulang tinggi dan kokoh. Setelah memakirkan mobilnya, Raga keluar dan melihat sepeda Lentera yang juga telah terparkir khusus di tempat sepeda, itu artinya si pemilik sudah pulang.Saat memasuki rumah Raga mendengar suara ibunya sedang bicara dengan seseorang. Raga bisa nemebak dengan siapa ibunya berbicara."Sekarang Ara bersihkan diri dulu, setelah itu turunlah untuk makan malam." suara lembut Laila sayup terdengar di telinga Raga yang berjalan masuk kedalam rumah."Iya, Ma."Lentera segera menaiki anak tangga menuju kamarnya, saat itu juga sekilas ia melihat Raga yang berjalan masuk dengan menatapnya tajam. Raga memperhatikan Lentera yang naik kelantai du
Terakhir Diperbarui: 2021-04-05
Chapter: Mencari LenteraMenjauh terkadang kamu perlukan, saat hatimu sudah tidak mampu lagi untuk bertahan.-Raga dan Lentera-***Raga tidak tau lagi, sudah sampai dimana batas kesabarannya menunggu kepulangan Lentera. Setelah tadi Laila mengatakan jika Lentera izin pulang telat, Raga seketika kehilangan nafsu makannya. Gadis itu, semakin hari semakin seenaknya sendiri. Bersikap seolah ia adalah orang yang paling di butuhkan di keluarganya.Mungkin jika yang lain bisa di kelabuhi oleh Lentera, tapi tidak dengan Raga. Jika dalam 5 menit ke depan Lentera tidak juga pulang, Raga akan mencarinya kemanapun gadis itu pergi. Gadis yang selalu saja mengacaukan hidupnya.Raga kembali melihat jam tangan ribuan dollarnya, hadiah dari Rahardjo di ulang tahunnya ke-17. Sudah jam 15 : 45, cukup larut untuk seorang siswi SMA pulang terlambat.Raga tidak bisa menunggu lagi lebih dari ini, ia harus mencari Lentera dan menyeret gadis it
Terakhir Diperbarui: 2021-04-04
Chapter: Keputusan LenteraSeburuk apapun masalalu, bukan sebuah alasan untuk membuatmu jatuh.-Raga dan Lentera-***"Bye, Mi" goda Ameta pada Arumi saat mereka berpisah di parkiran mobil yang disediakan oleh pihak sekolah.Arumi mengabaikan Ameta yang sengaja menggodanya ditengah hari begini, ia langsung menuju mobil jemputannya tanpa menyapa Raga dan teman-temannya. Meski Raga adalah kakak kandung sahabatnya, Ameta. Ia tidak bisa ramah pada pemuda tampan itu kareana Raga adalah penyebab Lentera selalu merasa asing dikeluarga angkatnya."Cantik kok sombong toh neng" ucap Agil sedikit keras menyindir Arumi yang telah pergi tanpa membalas senyumnya yang sudah mengering, apalagi kulit bibirnya tampak pecah-pecah karena hari yang terik dan ia juga kurang minum air putih hari ini."Ayo bang" ajak Ameta lalu masuk kedalam mobil dan duduk dikursi sebelah kemudi."Gue duluan" pamit Raga kepada ketiga sahabatnya mesk
Terakhir Diperbarui: 2021-02-16
Chapter: Ucapan Menyakitkan RagaAku menghindar bukan karena keinginanku, tapi kamu sendiri yang menginginkannya.-Lentera Alenae Rinjani-***Perpustakaan hari ini lebih ramai dari biasanya. Banyak murid yang datang dengan berbagai urusan. Ada yang mengerjakan tugas, ada yang ingin membuang waktu luangnya dengan membaca novel yang disediakan di perpustakaan, atau bahkan ada yang datang untuk tidur karena perpustakaan memang tempat yang ramai tapi tetep terasa hening.Salah satunya Lentera. Jemari panjang nan ramping itu sibuk menari diatas keyboard dengan tatapan fokus menatap layar laptop dengan sesekali berkedip indah sambil mendengarkan instrument musik dari headset yang tersambung dengan ponsel miliknya. Mengabaikan para pengunjung lain yang pasti juga sibuk dengan urusan masing-masing.Sejak bel istirahat kedua Lentera memutuskan pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan sesuatu yang telah ia niatkan dari semalam. Dan perpust
Terakhir Diperbarui: 2021-02-16
Chapter: Raga Adi PradanaSekeras apapun logikamu menolak, masih ada hati yang akan selalu menerima.-Raga dan Lentera-***Dengan perasaan emosi Raga berjalan menyusuri koridor sekolah lalu menaiki tangga menuju rooftop tempat ia dan teman-temannya biasa menghabiskan waktu disaat tidak ingin berada di kantin sekolahMereka bukanlah anak berandal yang selalu bolos atau tawuran. Justru mereka sebaliknya, anak yang memiliki prestasi secara akademik maupun non akademik. Tapi mereka pun bukan anak cupu. Prestasi yang mereka miliki membuat semua murid menjadi takut dan segan terutama pada seorang Raga Adi Pradana. Siswa tertampan yang memiliki sejuta pesona namun juga memiliki lidah yang sangat berbisa membuat semua murid ketar-ketir jika berhadapan dengannya. Meski begitu tidak menyurutkan para siswi untuk mendapatkan cintanya."Ga, lo kenapa sih? Masih pagi ini Ga, udah aja lo emosian, lagian Agil ke
Terakhir Diperbarui: 2021-02-14