Tak Ada yang Kedua
Di tahun kelima pernikahanku dengan Anto, gadis yang ia simpan di hotel akhirnya terungkap ke publik, menjadi perbincangan semua orang.
Untuk menghindari tuduhan sebagai "pelakor", Anto datang kepadaku dengan membawa surat cerai dan berkata,
“Profesor Jihan dulu pernah membantuku. Sebelum beliau meninggal, dia memintaku untuk menjaga Vior. Sekarang kejadian seperti ini terungkap, aku tak bisa tinggal diam.”
Selama bertahun-tahun, Vior selalu menjadi pilihan pertama Anto.
Di kehidupan sebelumnya, saat mendengar kata-kata itu, aku hancur dan marah besar, bersikeras menolak bercerai.
Hingga akhirnya aku menderita depresi berat, tetapi Anto, hanya karena Vior berkata, “Kakak nggak terlihat seperti orang sakit,” langsung menyimpulkan bahwa aku berpura-pura sakit, menganggap aku sengaja bermain drama. Dia pun merancang jebakan untuk menuduhku selingkuh, lalu langsung menggugat cerai.
Saat itulah aku baru sadar bahwa aku selamanya tak akan bisa menandingi rasa terima kasihnya atas budi yang diterimanya. Dalam keputusasaan, aku memilih bunuh diri.
Namun ketika aku membuka mata lagi, tanpa ragu, aku langsung menandatangani surat cerai itu.
Tanpa ragu, aku menandatangani surat perjanjian cerai itu.