vivian bayubay filipino

When life hits her hard and she has no other choice but to sign the divorce papers thrown at her by her husband, Vivian's life takes another turn when she faces her past once again. In order to take revenge on her ex-husband, she has to marry her ex-lover, who offers to help her get back at her ex-husband; his business rival. During their contractual marriage, their love seems to reopen, bringing them together, but there is an obstruction; his childhood crush. Will Vivian give up on him once again? Will she fight for the one she loves? For her baby girl?

I make a mistake. A rash and intoxicating mistake. One night. A stranger. A fire that burns my skin and leaves me breathless. But when the morning light comes, I run—leaving behind nothing but shame and a few crumpled bills. I think I’ll never see him again. Until I step into the towering kingdom of Wilder Group... and meet ーhim. Kai Wilder Reyes. A ruthless billionaire. The man who rules the city with just a snap of his fingers. The man who shares an unforgettable night with me. And worst of all—my best friend's uncle. His grin is sinful. His touch is deadly. His words are a trap I can’t escape. "I can destroy your husband for you, Vivian," he whispers, his lips dangerously close. "Make him regret ever betraying you." My ex-husband, Adrian Cownell, has shattered my heart, and Kai offers me justice on a silver platter. But at what cost? Because Kai never does anything for free. And when I ask him what he wants in return, he smiles. A slow, dark, wicked smile. "I want you, Vivian."

Pretend to be his fiancée. Save her brother’s life. Simple, right? Celeste Harper has spent her life barely keeping her head above water. A struggling voice actress drowning in medical bills for her comatose younger brother, she’s out of options—until an offer lands in her lap that’s too good to be true. The catch? She has to pretend to be Vivian Lancaster, the woman who walked out on Lucian Aldridge, a billionaire CEO who lost his sight in a brutal accident. Lucian is furious, bitter, and impossible. He wants nothing to do with Vivian, but when Celeste speaks, he recognizes her voice. He has no idea it’s not actually Vivian standing in front of him. Trapped in a dangerous game, Celeste must keep up the act, convince a man who hates her that she’s someone else, and navigate the growing, undeniable tension between them. But secrets have a way of unraveling. And when Lucian finds out the truth—it won’t just be his heart on the line.

Sudah cerai tapi masih tinggal serumah sama mantan mertua? memangnya kenapa? Vivian, yang telah bercerita dari Nabil lima tahun lalu, tapi masih bertahan tinggal di rumah mertua, terus berusaha mencegah Nabil menikah lagi. cinta atau obsesi? dan bagaimana ketika hadir Meisya?

Hidup itu seperti roda yang terus berputar, Jika dulu aku di atas, tidak untuk sekarang. Semesta tak memberiku waktu lebih lama. Aku Vivian, dan aku seorang wanita dengan kasta rendahan, sedangkan Reynan, lelaki bucin yang selalu kurendahkan, kini menjadi atasan tempatku bekerja, disitulah suatu pembalasan dilayangkan.

"Papa lebih peduli sama istri sampah Papa ketimbang Elitta!" "Siapa yang kamu sebut sampah!" "Wanita jalang yang ada di dekat Papa itu, siapa lagi?" "Elitta! Jaga mulut kamu!" *** Semua pria yang mencintai Elitta selalu direbut oleh teman masa SMA-nya dulu, Vivian. Dari pacar, tunangan, bahkan ayahnya pun telah direnggut. Setelah pernikahannya dengan sang tunangan batal, Elitta terpaksa menikahi pria lain atas permintaan sang ayah. Vivian bahagia berpikir Elitta menikah dengan orang yang dipikir pria kampung miskin. Itu membuatnya merasa menang. Akan tetapi, dia baru sadar ternyata pria yang dinikahi Elitta adalah Vito Vincent Ravello, CEO jaringan Ritel Supermarket Sunmart. Pria itu adalah mantan pacarnya yang dibuang setahun silam karena dikira miskin. Dia berniat merebutnya dari Elitta. Bisakah Elitta mempertahankan rumah tangganya sekarang? Apa dia sanggup mempertahankan Vito dari Vivian kali ini?

Vivian Louzhavier, pemilik tubuh dari Pearl Girl yang bersemayam. Dia seorang putri yang tidak tahu identitasnya, dan menganggap dirinya hanyalah gadis biasa. Namun sebuah penculikan membangunkan legenda yang belum siap untuk bangkit. Vivian harus menerima takdir sebagai pembawa kedamaian. Hidup dalam dunia kekacauan dan harus siap untuk setiap kemungkinan. Diculik dan menjadi perebutan. Pangeran Aaron yang tidak menyadari benang merah antara dirinya dan Vivian, ikut terseret dalam kisah dramatis peperangan besar dunia. Tanpa ia duga, dirinya juga kunci dari kedamaian sebagai "Black Sword".

Lima tahun lalu Raven dan Vivian adalah pasangan yang sempurna di mata semua orang. Hingga pada akhirnya, identitas rahasia Vivian terbongkar, begitu juga dengan cinta lain di hatinya. Pilihan yang salah dan juga keadaan yang tak tepat, membuat Vivian benar-benar terjebak cukup lama dalam situasi yang buruk. Hingga akhirnya, Raven —sang suami— menemunkannya kembali. "Aku sudah lima tahun mencarinya, menurutmu bagaimana aku harus memperlakukannya?" Raven tersenyum tipis sambil menatap rekaman CCTV yang ditontonnya. Sang Mantan Tentara ingin mengurung istrinya yang nakal, agar tak berulah lagi. Sedangkan si Pencuri Cerdik tak ingin kembali ke pelukan sang Suami. Kini mereka menjadi musuh dalam ikatan hati mereka. Siapakah yang akan menang? Hukuman manis seperti apa yang akan Raven berikan untuk Istri Nakalnya? Mari ikuti ceritanya dan jangan lupa komen ya! ; )

Pernikahan Vivian Alexander hancur di malam pengantin kala sang suami berselingkuh dan dia justru menghabiskan malam dengan seorang pria misterius! Menahan hujatan dari publik, Vivian lantas mencari pria tersebut yang ternyata seorang Jenderal! Lantas, bagaimanakah nasib Vivian, terlebih setelah mendapati dirinya mengandung darah daging dari pria itu?

| PSYCHOLOGICAL THRILLER FILIPINO NOVEL | Selene, a 19-year-old Psychology student, was diagnosed with schizophrenia—a chronic brain disorder which causes delusions and hallucinations. She refused to accept this fact, believing she’s perfectly fine. It was too late when she figured out the truth: it was a misdiagnosis. It was not that disorder that led her to kill her schoolmates and her father.