ANYELIR KUNING
Seperti kebanyakan gadis yang tinggal di desa Redan, Kalling Saharuddin atau yang biasa dipanggil Aling melepas masa lajangnya setelah menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Perkenalan yang singkat tidak lantas membuat Aling tidak mencintai pria hitam manis bertubuh tinggi anak kampung sebelah dengan sangat dalam.
Karena cinta bodohnya akhirnya Aliang kehilangan orang-orang yang ia kasihi.
Pengkhianatan itu seperti penyakit kanker, tak terlihat tapi lukanya diam-diam mengakar di setiap cela, membelenggu dan menghitamkan hati. Demikianlah luka yang Aling rasakan setelah pria yang ia agungkan layaknya Dewa tanpa hati mendua.
Untuk menghilangkan rasa sakit yang mematikan sanubarinya, Aling memutuskan meninggalkan desa kelahiran.
Sama halnya burung yang terbang jauh, pada akhirnya akan kembali ke sarang. Begitu juga dengan Aling, dua belas tahun meninggalkan kampung halaman Aling kembali demi memperkenalkan pria kota yang telah menawarkan mahligai rumah tangga bahagia kepada keluarganya. Dan ketika ia kembali, luka yang telah mengering, pelan-pelan mulai berdarah.
"Mari kita bahagia. Bahagia dengan tidak bersama. Aku membencimu, hingga setiap sendi dalam tubuhku seakan terbakar ketika melihatmu."
"Jangan lupa Ling, dalam tubuh seseorang... Mengalir darah kita berdua. Darahku dan darahmu. Jangan terlalu membenciku."
***
106.9K DibacaOngoing