Filter By
Updating status
AllOngoingCompleted
Sort By
AllPopularRecommendationRatesUpdated
Merindu Suamimu

Merindu Suamimu

Sepasang manusia yang pernah saling mencinta di masa lalu kembali bertemu. Kali ini semesta tak kunjung reda menyiksa hati keduanya. Pertemuan Fino dan Melisa menjadi awal mula percikan itu kembali menyala. Namun tak bisa berkobar lama karena adanya Nadia, perempuan cantik yang masih berstatus istri Fino di antara mereka. Akankah Melisa kembali mengulang pedihnya dilukai? atau Fino yang kini berani ambil resiko untuk mempertahankan apa yang pernah ia lepaskan di masa lampau?
101.0K viewsCompleted
Read
Add to library
KUBURAN YANG TIDAK DIRINDUKAN

KUBURAN YANG TIDAK DIRINDUKAN

Tahun 1963, di desa Galogandang, tiga anak kecil berusia 12 tahun bersahabat. Kasim, Fikri, dan Khairul. Di antara mereka bertiga, Khairul merupakan anak toke beras dan paling kaya di kampung. Namun, orang tua Khairul Pak Anwar dan Buk Rosma melarang anaknya itu bergaul dengan orang miskin. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Khairul diam-diam tetap berteman dengan kedua anak tersebut. Suatu hari, Kasim dan Fikri belum makan seharian. Mereka minta makanan ke Khairul. Khairul mengatakan ibunya baru saja merebus ubi jalar. Mungkin dia bisa memberi mereka ubi rebus tersebut. Kasim dan Fikri sangat gembira. Mereka bertiga lalu pergi ke rumah Khairul ketika waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Khairul menyuruh teman-temannya itu menunggu di dekat kandang sapi, sementara dia pergi mengambilkan ubi tersebut. Ketika Khairul pergi, Pak Anwar ternyata sedang menuju ke kandang sapi dan memeriksa kandang tersebut. Hal rutin yang biasa dia lakukan setiap malam. Kasim dan Fikri langsung takut dan bergegas bersembunyi di belakang kandang. Sampai akhirnya Pak Anwar pergi. Saat Khairul kembali, dia berpapasan dengan Pak Anwar. Pak Anwar bertanya mau ke mana malam-malam, dan Khairul gugup sambil mengatakan kalau dia hendak membuang sampah. Pak Anwar pun curiga. Tanpa sepengetahuan Khairul, dia menguntit anaknya tersebut. Khairul yang merasa sudah aman, segera memanggil kedua sahabatnya. Mereka pun keluar dan semangat hendak memakan ubi. Saat itulah Pak anwar muncul lalu memarahi anak-anak tersebut. Pak anwar tidak segan-segan menurunkan tangan kasar ke Kasim dan Fikri. Sampai-sampai Fikri muntah darah dan Kasim merasakan tulangnya seperti mau patah setelah dibanting ke tanah oleh lelaki dewasa itu. Ketika kedua orang tua anak tersebut tahu apa yang menyebabkan anak mereka sakit, dendam dan kebencian pun menyeruak. Pak Abdul selaku ayah si Fikri dan Pak Uday sebagai ayah si Kasim mencari Pak Anwar untuk membuat perhitungan. Mereka menuntut keadilan untuk anak mereka. *** Cover dibuat menggunakan AI dari canva.com
10620 viewsOngoing
Read
Add to library
PREV
123456
DMCA.com Protection Status