Sesungguhnya Aku Bukan Suami yang Miskin
“Ya, mencintai itu memang butuh ketulusan, kesabaran, juga pengorbanan,” jerit batin Raditya Pambudi. “Tapi, ketulusan, kesabaran, serta pengorbanan seperti apa lagi yang harus aku persembahkan kepada seorang istri yang tidak memberikan hal yang sama terhadap diriku, suaminya? Memang, aku nyaris tak pernah diperlakukan selayaknya seorang suami oleh wanita yang aku nikahi dan cintai itu. Di kala aku berusaha membahagiakannya dengan segenap jiwa dan ikhtiarku, dia malah dengan tanpa merasa berdosa justru menganggapku bukan siapa-siapa dalam kehidupannya. Walau berat dan seolah hidup dalam neraka, tapi aku mencoba bertahan, bersabar, dan tanpa lelah berdoa, semoga kelak ia menjadi istri terbaik dan calon bidadari syurga bagi aku dan anak-anaknya kelak, seperti yang kuimpi-impikan dahulu.”
***
1015.0K DibacaOngoing