main tera libas hon

เด็กหญิงตัวอ้วนกลมในชุดกระโปรงสีชมพูฟูฟ่องคนนั้น หน้าตาเหมือนเขาอย่างกับถอดแบบกันมา ใช่แน่ๆ... ใช่อย่างที่เขาคิดแน่ๆ

I learn that I've "died" after returning from a business trip. First, my daughter's teacher stops me from bringing my daughter home. She says, "Eloise comes from a single-parent family. Her father's the one who's always picked her up after class." Later, I discover that the password to my house's main door has been changed. To my surprise, my daughter's teacher can enter at will.

จะเป็นอย่างไร เมื่อไฮโซหนุ่มที่คบกับดาราสาวชื่อดังอยู่ก่อนแล้ว จะต้องมาแต่งงานกับยัยหน้าจืดสาวแว่นที่เป็นแม่หม้ายลูกติดถึงสองคนตามพินัยกรรมของย่าที่เขียนเอาไว้ก่อนจะเสีย ...หากไม่ทำตามเขาจะต้องเสียที่ดินมูลค่าเหยียบสี่พันล้านไป

Kakak mengundangku untuk menginap di rumahnya. Malam itu, saat aku sedang mencuci muka, aku menoleh dan melihat senyuman aneh di wajah suaminya. Kakak mencoba menenangkanku, hingga kakak mengunciku dan suaminya di dalam kamar. Barulah aku sadar bahwa semua ini adalah rencana kakakku.

***EXCERPT*** "I could burn the world to ashes, and you would still be the only thing worth destroying," he whispered, his lips just close enough to feel my desperate, trembling breath, tears leaking down my eyes. "Your pain is beautiful, Tera," he whispered with a chilling smile. "It shows you're still trying to fight what you know you've already lost." *** Dr. Tera Williams thought her life couldn't sink any lower after signing the divorce papers her husband's mistress threw in her face. But when a twist of fate puts her in a prison cell, stripping her of her career and reputation, she realizes she hasn't even begun to fall. After spending three years in prison, she struggles to get her life back on track again by starting from her lowest. Despite all the hurdles she had to endure from her current boss, she finds love again with Ryan, a single father, who is madly in love with her. But just as she's about to marry him, her worst nightmare resurfaces: She finds out that she is still legally married to her obsessive ex-husband, Logan, who has been doing everything possible to win her back. How does she navigate her life when she is now trapped between two possessive men who are not willing to give her up for the other? Trigger Warning: This is a dark, intense romance with a few scenes of psychological manipulation, violence, and non-con. Recommended for mature readers.

เขากลับมาแล้ว The Death Painter ฆาตกรต่อเนื่องอัจฉริยะ ผู้ทิ้งศพเป็นงานศิลป์สุดสยอง ไม่มีร่องรอย ไม่มีคำบอกลา…มีเพียงความตายที่งดงามและน่าขนลุก

The day before the piano competition finals, my boyfriend deliberately locked me on the rooftop to help his childhood friend win. He stared at me intently, his voice low and steady. "You'll have plenty more chances. Can't you just let her have this one?" Later, to secure her spot in the orchestra, he went so far as to break my fingers with his own hands. I confronted him in anger, demanding to know why he would do this when we were supposed to be in a relationship. He looked at me solemnly and said, "Susan, Miranda's mother saved me all those years ago, and now I have to fulfill this wish for her." What he didn't understand was that for me, losing the use of my hands felt like losing my very life. After I made the decision to stop loving him, he shattered his own hand, hoping to get my forgiveness.

Aku baru saja duduk dan bersulang dengan temanku, tiba-tiba meja di depan kami dihantam hingga terbalik. Segerombolan orang mengelilingi kami sambil membawa ponsel, menunjuk-nunjuk dan berkomentar sinis. "Dasar nggak tahu malu, suaminya bekerja keras di rumah, kamu malah bersenang-senang di luar?" "Dasar pelakor! Kami harus menghajarmu hari ini!" "Masih melotot? Mau menakut-nakuti siapa? Hancurkan saja semuanya! KIta harus membela keadilan!" Segerombolan orang itu seperti orang gila, menghancurkan semua yang bisa dihancurkan. Bahkan ada yang mengambil kursi dan memukul kepala temanku hingga berdarah. Aku melindungi temanku di belakang, mengambil ponsel untuk menghubungi polisi dan memberitahu pengacaraku. "Kalau Ben mau main kasar, langsung urus saja proses cerainya. Jangan biarkan dia dapat sepeser pun."

Kata orang, cinta pertama adalah kutukan. Entah ke mana takdir membawa, cinta pertamalah yang akan membekas. Bekasnya bak noda merah dalam putih, sulit pudar. Pernikahan Rena dan Mahen berada di ujung tanduk setelah kembalinya sang mantan calon istri sekaligus cinta pertama Mahen, Riani. Semua diperkeruh dengan tuduhan Ratna, sang mertua, dan Sekar, sang adik ipar, yang menyatakan bahwa Rena mandul. Di saat Rena menyerah atas segalanya, Mahen justru bersikap sebaliknya. Dengan egosi, ia menjebak dan membuat Rena mengandung anaknya. Namun di sisi lain, ia tak mau berpisah lagi dengan Riani. Lalu, haruskan Rena rela dimadu demi calon buah hati yang ada di rahimnya? "Tak ada satu wanita pun di dunia ini yang benar-benar rela dimadu. Meskipun ada, aku bukan salah satunya." Rena terisak pilu, menyentuh relung hati terdalam Mahen yang dingin.

Ketika suamiku datang ke tempat pemulihan pasca persalinan untuk menemaniku, terapis pasca persalinan yang selalu tidak banyak bicara tiba-tiba menjadi antusias dan bersemangat. Awalnya, dia memuji suamiku yang tinggi dan tampan. Dia masih muda, tetapi sudah menjadi manajer umum perusahaan. Kemudian, dia berasumsi bahwa aku bisa menikah dengan orang kaya dengan mengandalkan operasi plastik yang aku lakukan. Ketika dia melakukan pijat laktasi kepadaku, dia juga menasihatiku bahwa aku tidak bisa memberikan asi kepada anakku karena aku menggunakan implan di payudara, karena itu tidak baik untuk bayi. Aku terlalu malas untuk meladeninya, jadi berdiskusi dengan suamiku tentang nama anak kami nanti. Suamiku mengatakan bahwa ini adalah anak pertama kami, jadi dia harus memikirkannya dengan baik. Namun, terapis pasca persalinan berseru, "Ah, Kak, bukankah sebelum ini kamu sudah pernah melahirkan?"