Karma Untuk Istri Durhaka
Demi menegosiasikan sebuah proyek besar, istriku melakukan perjalanan bisnis selama setengah tahun.
Pada hari di mana dia kembali, istriku muncul di hadapanku sambil bergandengan tangan dengan klien utama kami.
Ironisnya lagi, bayi dalam kandungan istriku sudah berusia tiga bulan.
Klien utama itu, dengan perut buncitnya, melemparkan sebuah kontrak ke arahku.
"Pak Edwin, demi proyek ini, istrimu sudah banyak berkorban."
"Kalau bukan karena menghormati Melissa, aku nggak akan mau bekerja sama dengan perusahaan kecil seperti punyamu ini!"
Istriku menyentuh perutnya yang membuncit itu dan terlihat bangga.
"Kontrak ini hasil negosiasiku. Ada satu syarat kalau kamu mau menandatanganinya, kita cerai!"
Aku mengambil kontrak itu dan langsung merobeknya menjadi beberapa bagian.
"Oke, kita akhiri pernikahan ini. Tapi, aku nggak akan menandatangani kontrak kotor ini!"
134 DibacaCompleted