Doa Aura Wajah Nabi Yusuf

"Ceraikan Kiyara!" ucapan Ardi, bagai petir di siang bolong, membuat ponsel Bian yang ada di tangan pria itu meluncur bebas ke lantai. "Kau tidak akan bisa membahagiakannya. Kau hanya bisa membuatnya semakin menderita." Suara Ardi membuat wajah Bian merah padam. Ipar gila, sungutnya menahan emosi. Sedangkan Kiyara langsung mematung. Kepalanya mendadak pening, mendengar ucapan kakaknya. Siapa yang sudah mencetuskan ide gila itu? Apa yang akan Kiyara lakukan ketika dipaksa untuk bercerai dengan Bian, lelaki yang ia cintai, yang sudah menemaninya selama sepuluh tahun pernikahan? Akankah Kiyara setia padanya , untuk berjuang bersama atau justru menyerah pada nasib?

Yara harus merelakan impiannya untuk menikah dengan pangeran impiannya yang tampan. Karena terpaksa dijodohkan dengan anak dari teman orang tuanya. Tidak akan masalah baginya jika pria itu masih tampan dan muda. Terus apa jadinya kalau dia dinikahkan dengan pria yang bahkan umurnya terpaut empat belas tahun. Dan lagi wajah pria itu semakin terlihat pas-pasan karena ditumbuhi jenggot dan kumis-kumis tipis. Belum lagi sifat pria itu yang pendiam dan berwajah datar seperti tripleks, bahkan terlihat susah bicara saat berhadapan langsung dengan Yara. "Ya Tuhan, beginikah caramu menghukumku atas dosa-dosaku?" Yara "Sungguh dia mirip seperti cacing kepanasan yang tidak bisa diam." Aska

Peringatan!! Membuat adegan dewasa! Caid Walton, seorang pria berusia 26 tahun itu sering dijuluki sebagai Lady-Killer. Caid memiliki segalanya, wajah yang sangat tampan, kekayaan dan kekuasaan namun sayang, Tuhan menghilangkan satu hal yaitu sifatnya. Ada banyak rumor tentangnya yang merupakan seorang pemain. Katanya menjadi wanita Caid Walton hanya bisa terjadi paling lama hanya 3 bulan. Katanya tidak pernah ada wanita yang mampu bertahan dari pesona Caid dan katanya lagi Relova Luvena adalah satu-satunya wanita yang bisa membantah semua rumor itu…. Bagaimana bisa? Karena setelah 3 bulan, bukan Caid yang membuang Lova melainkan Lova yang membuang sebagian dari kewarasan Caid

Seorang wanita bernama Laila yang memiliki wajah yang cantik tapi tidak pernah menampakkan senyumnya, kini usianya 19 tahun dan baru masuk ke jenjang perkuliahan. Ia kini tinggal bersama ibu dan adiknya. Ia tak percaya dengan cinta karna cinta hanyalah omong kosong baginya. Apakah benar cinta itu omong kosong ataukah ada seseorang yang akan membuktikan bahwa cinta itu nyata bukan omong kosong??? Apa yang membuat ia tak percaya dengan cinta??? Apa yang membuatnya memiliki persepsi kehidupan yang gelap??? Apakah kehidupannya memanglah gelap??? siapakah yang dapat merubah persepsi Laila ataukah tak ada yang bisa merubah persepsi itu??? Mari simak cerita Cinta Itu Omong Kosong???

"Mas Bayu ada?" Tanya seorang wanita di depan pintu dengan angkuh. "Kamu siapa?" tanyaku. Wanita itu tidak menjawab, justru langsung masuk rumah tanpa dipersilahkan seolah ini rumahnya. Baru sebulan pernikahan ini dengan lelaki pilihan ibu tiri. Pagi ini, wanita itu datang yang membuat duniaku terasa mau runtuh. Pernikahan ini seperti sebuah permainan. Ibu tiri wanita itu dan suami sekongkol demi ambisi masing-masing. Mereka kira aku sudah mati. Aku kembali dengan wajah berbeda karena ingin membalaskan dendam atas kejadian malam yang hampir merenggut nyawaku. Inilah awal terungkapnya kenapa aku diselamatkan seseorang. Permainan balas dendam menjebak dalam dilema rasa cinta.

Terikat janji suci dengan orang yang tidak kau kenal? Itu sudah biasa. Tapi, bagaimana jadinya jika kau harus melangsungkan pernikahan secara terpaksa, bersama seseorang di masa lalu yang begitu kau benci dan ingin sekali meremukkannya hingga ke tulang-tulang? Baik Ana maupun Rezvan, keduanya menjalani kehidupan rumah tangga yang dipenuhi oleh aura gelap. Tak ada cerita istri menaati perintah suami, ataupun suami yang memperlakukan istrinya dengan hormat. Namun, yang belum Ana ketahui adalah menjadi istri Rezvan berarti harus siap untuk ikut menganggung risiko yang awalnya dihadapi oleh Rezvan secara sendirian. Diperlukan kerja sama untuk mendapatkan kebebasan yang mereka inginkan. Apakah Ana dan Rezvan memutuskan untuk mengikuti jalur benang merah di masing-masing jari kelingking mereka, atau justru memaksa menyambungkan kedua benang merah tersebut demi mencapai tujuan?

Sebastian Holt is the golden boy of big-time hockey. He is young, unspotted, and publicly reserved. After an "incident" in the playoffs, he is assigned to off-season training with a new club in the rural mountain town of Duskpine. He hadn't expected Rowan Vale, the team's new trainer- brooding, intense, with an odd aura that unnerves and intrigues him. Rowan is a warlock who has renounced magic but when Sebastian shows up, something stirs inside him, something basic. Something ravenous. When the full moon rises, Sebastian finds he's less human than he believed and Rowan was sent to prevent him from becoming what he truly is. Only… they can't appear to stay away from one another. Their chemistry is like a drug, their bodies attracted as the moon to the tide. But perhaps it's not love that's pulling them in because something evil is brewing in Duskpine, and the only method of survival is. It is to surrender to the pull between them. Even if it kills them.

After that night with Travis—a priest who also happened to be her first—she fled the club, desperate for a new life. She hoped she'd never see him again; if possible, she wished their paths would never cross, not even to glimpse his shadow. Her life finally found peace when she decided to go back to her hometown. But that peace shattered when she discovered her sister, whom their parents had sent to a prestigious religious academy specifically to prevent her from turning out like herself, was now pregnant by one of the school's own priests. Just as she was interrogating the board, trying to find out who the father of her sister's baby was, she bumped into Travis. He was the current head of the board, feared for his unusual aura and commanding authority, and notorious as a great womanizer. Her heart suddenly raced, and she wanted to drop everything and run, but it was too late. The womanizing priest had already captured her attention.

Two paths crossed on a rainy night at the bar. Lorie was seeking space from an abusive boyfriend when she met Asher, who despite his emotionless eyes and cold aura, dripped with everything sinful. In the heat of the moment, they shared an intimate night, one that was etched into their memories. They parted ways not expecting to see each other again until Lorie was shocked to see Asher arrive at the company she worked as the new CEO who she was to be his secretary. Ten hours working together everyday, the memories of that night haunted them till an unexpected love story was born. But before they could welcome it, they were faced with obstacles in the form of themselves, people they knew and didn't know. Personal trauma, Abuse and manipulation embedded in their past and present tried to pull at their budding love. Amidst the pressure from family, Asher proposed a contract marriage with Lorie which she accepted to save her from a financial crisis. Their marriage brought them closer and at the same time increased their enemies. Will their love be strong enough to face the opposition?

“Why do I feel like we've met before?” I stared at the young man standing before me, his eyes locked on mine. He tucked some loose strands of my hair behind my ears, his lips stretching into a cocky smirk, “where? In your wet dreams?” ~~~~ Selena has had the same dreams for a very long time—a young man thrusting a silver sword into her chest in a moment of weakness. She'd called it a dream, but after meeting this strange man in her college on an unfaithful day, her whole life takes the other direction. Dominic Lakes, a hot transfer student who's extremely good at playing hockey. He fights to suppress his Alpha aura with the humans around him, but with a particular girl—Selena—it felt like she could see through him with a single glance. What if they'd really met before? Not just in this lifetime but the one before? Would they uncover the truth before it's too late?