Sup Kecantikan
Aku iri pada ibu, dia cantik seperti sekuntum bunga, disukai oleh semua pria di desa. Dia hanya perlu berbaring di ranjang setiap hari tanpa perlu bekerja, hidup dengan nyaman dan terawat. Sementara aku yang lahir darinya, justru berkulit gelap dan kurus, harus bekerja tanpa henti mengurus ladang dan pekerjaan rumah. Anak-anak desa pun sering menggangguku. Mereka bilang aku pembawa sial dan kelak pasti akan dinikahkan dengan dewa gunung, lalu mati tragis di kuilnya. Sebelum hari pernikahan tiba, aku diam-diam menukar posisi dengan ibu.
20 DibacaCompleted