“Janur Ireng” novel horor karya Simple Man. Janur Ireng nama santet yang digunakan Keluarga Atmojo untuk membantai keluarga Kuncoro. Janur Ireng ternyata asal muasal dendam satu keluarga hingga ke supirnya Sugik.
Novel horor yang berhasil menjadi film dan viral di twitter. Janur Ireng juga bisa dibaca di, sudah 2.2 Juta orang membaca kisah Janur Ireng!
Jangan baca Janur Ireng sendirian, hati hati ada yang ikut baca bersamamu!
Perkenalan Penulis
Simple Man adalah penulis di balik cerita “Janur Ireng”, namanya terkenal karena dia adalah penulis horor di thread twitter. Setiap cerita horornya selalu ditunggu oleh para pembaca. Karena namanya yang terkenal di berbagai penjuru, Simple Man mudah mendapatkan hati pembaca setia horor.
Melalui twitternya @simpleman sering membagikan kisah horor yang ia dapat dari pembaca atau pernah ia alami. Dijamin setiap membaca karya dari Simpleman, pembaca juga akan dibuat merinding. Janur Ireng adalah prekuel dari series Sewu Dino. Kamu akan dibawa melintasi flashback dari Sewu Dino.
Kamu bisa menikmati cerita Janur Ireng di aplikasi ya!
Perkenalan Karakter
Mira
Mira adalah seorang jurnalis yang pemberani. Teror Janur Ireng datang kepadanya dimulai saat dia menyelidiki kematian seorang pengantin tanpa kepala. Sejak itu hidupnya diteror karena dipercaya Mira adalah target selanjutnya dan memiliki darah hitam yang disukai para mahluk tak kasat mata yang sebenarnya juga bisa menolong seseorang.
Arjo Kuncoro
Arjo Kuncoro merupakan salah satu dari Trah Pitoe, dan dianggap sebagai salah satu keluarga terkuat dan memiliki ingon - ingon yang disebut sebagai Canguksongo.
Sabda
Sabdo kemudian harus menjalani banyak ritual untuk menjadi the next Canguksongo di dalam keluarga Kuncoro. Meskipun dalam hati Sabdo sebenarnya benci kepada Arjo karena telah menyebabkan kedua orang tuanya mati, mau tidak mau Sabdo harus menuruti. Di lain hal ternyata Sabdo melakukan hubungan terlarang dengan Intan Kuncoro yang membuat Intan hamil. Dan kemudian diputuskan bahwa Sabdo harus menikahi Intan.
Sugik
Seorang lelaki yang “dijebak” untuk bekerja di keluarga Arjo Kuncoro seorang juragan kaya raya. Sugik ditugaskan menjadi sopir dan pelayan Sabdo Kuncoro, anak hasil perselingkuhan. Arjo Kuncoro sendiri sudah memiliki keluarga resmi dengan seorang istri dan 3 orang anak, salah satunya adalah Intan Kuncoro.
Plot
Sugik membuka mata, tiba-tiba ia berada di tengah keramaian sebuah pesta. Suara alunan gamelan dan keriuhan para tamu undangan memenuhi aula. Di panggung, tampak seorang perempuan cantik duduk mengenakan baju khas pernikahan Jawa. Pernikahan siapa ini? Gong ditabuh dengan keras. Rombongan mempelai pria datang, tapi Sugik tak dapat melihat wajah sang mempelai. Ketika rombongan itu menginjakkan kaki di karpet merah, suara keramaian tiba-tiba berhenti. Hening. Seseorang di samping Sugik terbatuk-batuk, lalu muntah darah. Sugik terkesiap mundur melihat semua tamu seperti kesurupan. Orang-orang berteriak, para pemain gamelan membentur-benturkan kepalanya, para perempuan menjambaki rambut dan mencakar-cakar wajah. Di tengah keriuhan itu, akhirnya Sugik dapat melihat sosok mempelai pria. Ia berdiri gagah dengan pakaian khas Jawa. Hanya saja, tidak ada kepala di atas tubuh itu.
Bab Terfavorit
BAB 2
Seorang penari melibas gerakan di atas panggung, tetapi tepat di hadapan Mira, keheningan tiba-tiba terasa. Pandangannya tertuju pada sosok misterius, seorang wanita tinggi dengan rambut panjang hingga menyentuh tanah, berdiri di belakang penari dengan pakaian putih lusuh. Mira terpaku melihat tangan wanita itu yang memiliki kuku panjang dan rambut yang tak terhingga.
Tiba-tiba, lapangan yang ramai menjadi sepi, dan Mira menyadari bahwa tempat duduknya telah berubah. Wanita misterius memanggilnya dengan suara lembut. Namun, Mira tak dapat mengabaikan makhluk-makhluk aneh yang muncul di sekelilingnya, termasuk sosok tanpa kulit dan makhluk hitam berbulu lebat.
Sosok yang memanggil Mira mendekat, mengajaknya. Namun, Mira terkejut melihat sosok-sosok mengerikan yang semakin memenuhi tempat itu. Mira berusaha mundur, namun tak bisa menghindari sosok yang mendekatinya
"Janur Ireng Iku Tondo Pitu, Lakon Isok Dikalahno, Nanging Dalam Iku Isek Suwe, Amergo Loro Bakal Di Rasakno Kabeh Kanggo Ngadep Ratu."
BAB 8
Sugik, dengan lincah, memasukkan tubuh Sri ke dalam linggis dan menghantamnya ke pohon pisang yang terikat di ranting-ranting pohon. Seolah merayakan, ia bersiap membakar ranting tersebut. Sekejap, seekor kambing hitam mendekat. Sugik mengambil pisau, menggores lengan lemas Sri, meneteskan darahnya ke mulut kambing, dan cepat-cepat mengorok binatang itu. Semua ini adalah upaya Sugik membayar lunas hutang pada Sabdo Kuncoro. Sabdo melangkah, merasakan keraguannya. Mereka berdiri dengan gaun tradisional, wajah-wajah yang tak pernah ia lihat. Tiba-tiba, seorang perempuan mengenalkan diri sebagai Intan Kuncoro. Tatapan Sabdo tertuju padanya, menyadari keberbedaan suasana dan perasaan yang tersembunyi.
Lasmini, isteri Arjo, dan ketiga anaknya, Pras, Batra, dan Intan, diperkenalkan. Sabdo mengalami momen pengenalan baru. Lasmini memperlihatkan kelembutan ibu. Arjo menyatakan, "Mulai sekarang, kau layak mendapat namaku. Sabdo Kuncoro, itu namamu."
BAB 13
Sugik dan Sugeng menerima undangan SOBO untuk menikmati jamuan. Meskipun skeptis, mereka mengikuti langkah SOBO yang tak pernah menerima penolakan. Di perjalanan menuju rumah megah yang tersembunyi di kaki gunung, Sugik memperingatkan Sugeng tentang pernyataan SOBO terkait mayat perempuan dan laki-laki yang disimpan di kamarnya. Sugeng, yang sudah terbiasa dengan keanehan, menyarankan agar Sugik tidak terlalu ingin tahu.
Saat tiba di lokasi, mereka dihadapkan pada pemandangan Vila mewah di tengah pegunungan. Sugik terkesima, belum pernah melihat sesuatu seperti ini. Di sini, ia menyadari perbedaan antara kediaman SOBO dan Kuncoro. SOBO terlihat lebih tenang dan lebih memperhitungkan. Sugik, dibuat penasaran dengan kediaman ini, bertanya pada Sugeng tentang rencana mereka dengan SOBO.
Sugeng, dengan serius, mengungkapkan bahwa orang seperti SOBO memiliki rahasia yang lebih baik tidak diketahui orang sembarangan. Ia memperingatkan Sugik agar tidak terlalu ingin tahu, karena terkadang keingintahuan dapat membawa bahaya. Di sela-sela percakapan, Sugik memperhatikan langit yang mulai mendung, meramalkan hujan deras.
Babak Terakhir
“Janur Ireng” merupakan novel yang dibalut horor dan ketegangan. Simple Man membuat pembaca tidak bisa bernafas sampai akhir cerita. Karena ketegangan yang dibuat di dalam cerita.
Janur Ireng juga kaya akan adat dan mitos jawa. Karena beberapa scene membahas mitologi jawa. Pembaca akan terhanyut dalam kisah yang melibatkan perjalanan spiritual dan makhluk-makhluk gaib.
Kesan pertama yang muncul adalah ketegangan emosional. Penggambaran sosok-sosok misterius, seperti wanita berambut panjang dan makhluk hitam berbulu lebat, menciptakan aura ketegangan dan kekhawatiran. Pembaca akan merasakan getaran perasaan antara ketakutan dan keingintahuan.
Jika kamu mencari novel horor penuh teror santet, kamu bisa menjadikan Janur Ireng novel rekomendasi dan teror yang kamu bisa pilih!
FAQ’s
Q: Apakah Janur Ireng Terinspirasi Kisah Nyata?
A: Berdasarkan keterangan penulis Simple Man, Janur Ireng terinspirasi dari kisah nyata yang ia dengar dari orang orang sekelilingnya.
Q: Apa yang dimaksud Trah Pitu dalam cerita Janur Ireng?
A: Trah Pitu Siapa saja?
Trah Pitu:
1. Trah Angkara atau Keluarga Atmaja
2. Trah Bolosedo atau Keluarga Kuncoro
3. Trah Anom atau Keluarga Anggodo
4. Trah Boloyudho atau Keluarga Codro
5. Trah Pengiwa atau Keluarga Gayatri
6. Trah Rayit atau Keluarga Sobo
7. Trah Gatih.
Janur Ireng kisah asal mula tragedi kutukan santet 1000 hari yang disebut sebagai alat yang merenggut nyawa keluarga Kuncoro.