All Chapters of Pewaris Istana Kaisar Surgawi: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31

"Iya, begitu dia menarik perhatian para tetinggi sekte dan diterima menjadi murid ...."Banyak orang yang membicarakan Zeke dengan tak percaya."Mustahil. Bagaimana Roger bisa kalah?"Marvin juga syok."Dasar sampah!" makinya.Amarah membara di hatinya ketika dia melihat Zeke telah menjadi pusat perhatian.Entah dia sedang memaki Zeke atau Roger.Di huru-hara ini, Zeke turun dari arena tanpa menoleh ke arah Roger sama sekali. Kemudian, dia keluar dari Ngarai Angin Awan....Di dalam sekte.Kamar Zeke.Dia mempersilakan tamu keluar sambil tersenyum palsu.Setelah dia menutup pintu kamarnya, wajahnya tampak sedikit lelah.Tiga hari sudah berlalu sejak dia mengalahkan Roger.Semenjak dia mengalahkan Roger dan menjadi terkenal setelah itu, banyak orang yang datang mengunjunginya.Orang-orang ini memiliki tujuan yang berbeda. Ada yang ingin berteman dengannya karena dia sedang naik daun, ada yang ingin mengajaknya ke keluarga mereka sendiri dan ada yang ingin menantangnya untuk menjadi terk
Read more

Bab 32

"Jangan harap!"Suara Noah, pemuda kurus kering itu, terdengar lemah, tapi dia tegas.Saat pemuda berwajah lonjong itu mendengar Noah menolaknya, raut wajahnya langsung menjadi bengis. "Lanjut hajar dia. Hajar dia sampai mati."Noah merasakan niat membunuh pemuda berwajah lonjong itu. Dia tidak mau dibunuh, jadi dia berteriak dan berusaha berdiri.Shing!Dia menghunus pedang patah dari punggungnya.Dia memegang gagang pedang dengan dua tangan.Dia menatap pemuda berwajah lonjong itu dengan galak.Saat pemuda berwajah lonjong melihat itu, dia tercengang untuk sesaat, kemudian dia tertawa terbahak-bahak.Yang lainnya juga ikut tertawa."Noah, apa kamu sudah gila?""Kamu ingin menakuti kami dengan pedang patah?""Hahaha! Sini, tusuk aku. Ayo coba apa kamu bisa pedang itu menembus kulitku?"Pria berwajah lonjong itu menepuk dadanya dan berkata pada Noah.Noah tampak kesulitan.Phak!Pria berwajah lonjong itu maju, lalu memukul pedang patah Noah. Setelah itu, dia menendang dada Noah sehingg
Read more

Bab 33

Noah bangkit dari tanah, lalu dia melihat Zeke mematung sambil memegang pedang patah itu. Noah pun terkejut.Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi pada Zeke.Dan kenapa Zeke mematung?Dia bimbang sejenak sebelum berjalan mendekat. Saat dia mengulurkan tangan dan hendak menyentuh Zeke ....Zeke yang tadi bergeming tiba-tiba membuka mata.Noah berteriak.Dia mundur sambil menutup matanyaSaat Zeke membuka matanya, Noah melihat energi pedang yang mengerikan di mata Zeke dan itu menyakiti matanya sehingga matanya berair.Zeke bergegas menyingkirkan energi pedang. Ketika dia melihat Noah yang tidak berhenti menangis, dia bertanya dengan khawatir, "Apa kamu baik-baik saja?""Ya ...."Saat Noah mendengar suara Zeke, dia langsung melambaikan tangan.Lalu ....Dia membuka matanya yang merah.Zeke memegang pedang patah itu dan bertanya, "Dari mana kamu dapat pedang patah ini?"Noah menjawab dengan jujur, "Aku menemukannya di gunung."Dia sangat berterima kasih kepada orang yang sudah menyela
Read more

Bab 34

Tujuan Zeke kali ini adalah Pegunungan Skye.Pegunungan Skye adalah pegunungan nomor satu di Kerajaan Samosa yang membentang ribuan mil dari timur ke barat, dipenuhi oleh monster dan obat spiritual. Itu merupakan surga bagi para petualang.Zeke pergi ke Pegunungan Skye bukan demi obat spiritual yang tersebar di mana-mana, melainkan untuk mengasah teknik pedangnya dan kemampuan bertarungnya.Untuk mengasah teknik pedang dan meningkatkan kemampuan bertarung, dia harus terus-menerus bertarung, serta berkali-kali berada di ambang hidup dan mati. Namun, dia bukan orang yang haus darah dan tidak akan membunuh orang tak bersalah.Setelah berpikir panjang, satu-satunya pilihan adalah menjadikan monster sebagai target latihannya.Dan Pegunungan Skye adalah tempat uji coba yang paling cocok baginya....Kota Lumi.Itu adalah kota berukuran sedang.Populasinya lebih dari satu juta orang.Saat fajar menyingsing.Di luar Kota Lumi sudah dipenuhi lautan manusia."Tim Api Bara akan masuk ke Pegununga
Read more

Bab 35

Pemuda berjerawat itu berkata, "Karena aku lebih tua darimu, aku nggak akan menindasmu. Ayo bertarung. Selama kamu bisa bertahan, kamu lolos dan mendapatkan slot terakhir.""Oke. Janji, ya."Zeke setuju."Hati-hati."Melihat Zeke langsung menyetujuinya, pemuda berjerawat itu pun memperingatinya. Kemudian, dia tiba-tiba maju dan sudah tiba di depan Zeke. Dia mengayunkan tinjunya yang lebih besar dari normal dengan kuat.Melihat tinju yang datang ke arahnya, Zeke tidak menghindar. Dia mengepalkan tangan kanannya, lalu menyambut tinju itu.Bam!Terdengar suara seperti batu besar saling bertabrakan. Raut wajah pemuda berjerawat itu langsung berubah. Tubuhnya terdorong mundur selangkah, sementara Zeke tetap berdiri tegak di tempatnya."Bagus."Ketika orang-orang di sekitar melihat itu, semuanya bersorak.Wajah pemuda berjerawat itu terlihat aneh.Zeke membungkuk sedikit ke arahnya dan berkata, "Terima kasih sudah menahan diri. Kalau nggak, yang kalah pasti aku."Saat pemuda berjerawat mende
Read more

Bab 36

Bayangan hitam itu terlalu cepat.Ronald tidak akan sempat menolong Stefan.Saat Stefan yang sedang lengah mendengar peringatan Ronald, dia sudah mencium bau amis yang datang ke arahnya.Dewa Kematian telah mendekat.Stefan juga tidak sempat mencabut pedangnya untuk menangkis.Dia membelalakkan matanya. Saat dia hampir menjadi makanan monster, sebuah sosok muncul dan menghantam bayangan hitam besar itu.Bayangan hitam itu pun tercampak.Sosok itu juga mundur selangkah.Selamat!Stefan merasa sangat bersyukur.Saat dia melihat dengan jelas siapa yang telah menolongnya, dia tercengang. Itu karena yang menolongnya bukanlah Ronald yang paling kuat, melainkan Zeke, anggota yang barusan mereka rekrut.Stefan tersadar, lalu buru-buru berkata, "Terima kasih!""Sama-sama."Mata Zeke dari tadi tertuju pada bayangan hitam besar itu.Itu adalah monster sebesar kerbau. Tubuhnya menyerupai harimau, tapi ekornya seperti kalajengking. Ujungnya tajam seperti kail dan memancarkan kilau kebiruan."Kalaje
Read more

Bab 37

Ronald berkata dengan serius, "Berhenti. Ada sesuatu di depan!"Begitu kata-kata itu keluar ....Yang lain juga merasakan sesuatu di depan.Tong, tong, tong!Tanah bergetar.Seekor monster sedang menerjang ke arah mereka.Duar!Semak-semak mendadak meledak. Seekor makhluk melata muncul.Seluruh tubuh makhluk itu diselimuti sisik perak, kepalanya besar, matanya merah menyala, taringnya besar, dan ekornya seperti gergaji. Makhluk itu tampak sangat mengerikan!Sekujur tubuhnya memancarkan aura kuat.Ini jauh lebih kuat dari Kalajengking Harimau.Ronald terkejut. "Itu Kadal Petir, monster kelas dua tingkat tinggi!"Walaupun dia adalah ahli bela diri Alam Energi Padat tingkatan ketujuh, dalam pertarungan satu lawan satu, dia merasa drinya bukan tandingan Kadal Petir.Untungnya dia memiliki enam anggota tim.Dengan tujuh orang bekerja sama, masih ada harapan menang dan mereka bahkan bisa membunuh monster itu."Kapten, bagaimana ini? Mundur atau bertarung?" tanya Stefan dengan wajah tegang ka
Read more

Bab 38

"Kalau bukan karena serangan Kapten, pedangku nggak mungkin bisa menembus sisik Kadal Petir."Setelah mendengar penjelasan Zeke, Ronald dan yang lainnya baru mengerti."Ternyata begitu."Ronald berkata, "Zeke, aku kagum pada keberanian dan kecerdasanmu.""Hebat!"Stefan mengacungkan jempolnya ke arah Zeke.Sebelumnya Zeke telah menyelamatkannya dari Kalajengking Harimau. Kini dia membunuh Kadal Petir. Dua kejadian ini membuat Stefan yakin kalau Zeke bukan orang biasa. Dia percaya Zeke pasti akan meraih prestasi besar di masa depan. Orang seperti itu sangat layak dijadikan teman.Ternyata bukan hanya Stefan yang berpikir begitu. Ronald pun memiliki pemikiran yang sama. Dia bahkan sudah memutuskan akan mengajak Zeke bergabung dengan Tim Tornado."Zeke, kamu yang membunuh Kadal Petir dan berkontribusi terbesar. Sesuai peraturan, kamu dapat mengambil empat bagian dari bahan Kadal Petir. Enam bagian sisanya dibagi untuk kami berenam. Bagaimana menurutmu?""Aku nggak keberatan," jawab Zeke.
Read more

Bab 39

Zeke mengendalikan kecepatannya dan terus menjaga jarak sekitar sepuluh meter dari Kera Petir yang mengejarnya. Satu manusia dan dua kera itu perlahan menjauh dari ngarai, kemudian masuk ke dalam hutan.Begitu dua Kera Petir masuk ke dalam area penyergapan, Ronald yang bersembunyi di bayangan langsung keluar. "Serang!"Dalam sekejap.Enam orang menyerang Kera Petir dari berbagai arah.Zeke yang sedang berlari tiba-tiba berbalik, mencabut pedangnya dan menusuk.Srrsh!Tebasan itu cepat dan kuat. Zeke langsung berhasil menusuk mata kiri salah satu Kera Petir. Kemudian, darah menyembur ke mana-mana.Kera Petir mengaum kesakitan dan ingin mencabik Zeke, tapi dua serangan lagi datang. Setelah itu, tubuh besar setinggi tiga meter itu terpental ke belakang. Ia tersungkur di tanah dan kejang beberapa kali sebelum tewas.Kera Petir lainnya juga tewas di bawah serangan mendadak yang lainnya.."Cepat, bersihkan ini," kata Ronald.Lalu, dia melihat ke arah mulut ngarai dengan gugup. Dia khawatir r
Read more

Bab 40

Karena tidak bisa membunuh Kera Petir dalam waktu cepat, mereka tidak bisa membantu dua orang lainnya. Jackson, Paul, Jimmy dan yang lainnya sudah kelelahan. Mereka menggertakkan gigi dan bertahan mati-matian.Kekuatan mereka pada di tingkat yang sama, tapi tubuh monster ini jauh lebih keras dan tahan terhadap serangan. Kekuatan tempur mereka pun di atas manusia.Zeke bertarung sengit dengan Kera Petir di depannya. Mereka saling menyerang. Dia juga masih sempat memperhatikan keseluruhan pertempuran. Dia melihat Stefan dan Knox belum juga berhasil membunuh Kera Petir mereka, sementara situasi yang lainnya terasa sedang kritis.Terutama Ronald yang harus melawan Raja Kera Petir seorang diri. Dia tampak kewalahan dan tubuhnya sudah dipenuhi luka cakaran. Yang terpenting ada satu luka besar di dadanya. Kalau bukan karena dia berhasil menghindar tepat waktu, mungkin dia sudah dicabik oleh Raja Kera Petir.Stefan dan Knox juga menyadari situasi pertempuran lainnya. Mereka jadi panik. Dan ket
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status