All Chapters of Ambil Kembali Hatiku: Chapter 1 - Chapter 10

26 Chapters

Bab 1

Setelah meletakkan guci ibunya, Sena Marlim menerima panggilan telepon dari bibinya."Sena, ibumu telah meninggal, aku benaran khawatir kamu tinggal sendirian di sana. Bagaimana kalau kamu datang tinggal bersama bibi?"Sena terdiam cukup lama, seolah telah membuat keputusan besar. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Baiklah.""Benarkah? Aku senang sekali kamu mau datang!" Suara bibi di dalam telepon terdengar penuh kegembiraan, "Tapi, kudengar kamu sudah menikah, apakah suamimu bersedia tinggal di luar negeri bersamamu?"Sena tersenyum ketika mendengar ini, "Jangan khawatir, kami akan segera bercerai."Sebelum menutup telepon, tiba-tiba terdengar suara di luar pintu.Erik Rosli pulang.Sena melirik ke pintu, tapi dia tidak keluar untuk menyambut mereka seperti biasanya.Pada saat ini, adiknya Erik, Iren Rosli masuk. Dia berkata dengan bangga, "Kakakku membawa Kak Yuki pulang. Kamu, si Tiruan, bakal segera diusir."Sena mengerutkan kening, "... Tiruan?"Ekspresi Iren menjadi semakin
Read more

Bab 2

Erik menatap Sena dengan dingin, lalu tiba-tiba mencibir, "Kalau tidak keberatan, kamu bisa bantu Pak Usman membawa barang bawaan Yuki ke atas."Mungkin karena merasa dirinya dipermalukan di depan wanita idamannya, Erik sengaja mempermalukan Sena.Wajah Sena menjadi pucat, tetapi dia segera tersenyum lagi, "Oke."Lalu, Sena berbalik dan mulai mengangkat barang bawaannya bersama Pak Usman.Sena sangat patuh dan penurut, Erik seharusnya merasa puas. Namun, entah kenapa Erik merasa jengkel ketika melihatnya membawa barang bawaannya ke atas dengan begitu wajar.Kamar segera siap dikemas, Sena hendak turun, tapi Yuki kebetulan masuk."Sena, terima kasih sudah mengizinkanku tinggal di sini." Yuki meraih tangan Sena, lalu mengerutkan kening dan berkata dengan kasihan, "Tanpa kamu dan Erik, aku benaran tidak tahu harus ke mana."Yuki mengangkat punggung tangannya ke atas, mata Sena disinari cahaya yang menyilaukan.Sena melihat cincin di jari manis Yuki persis sama dengan cincin tunangannya.T
Read more

Bab 3

Kalung itu sangat indah, dengan berlian merah langka yang bertahtakan platinum berbentuk hati, melambangkan cinta yang tak tergantikan.Sayang sekali cinta yang tak tergantikan ini bukan untuknya."Tidak, terima kasih." Sena menggelengkan kepalanya dan menolak sambil tersenyum, "Ini hadiah dari Erik, bagaimana aku bisa merampasnya?"Sena tidak menginginkan sesuatu yang bukan miliknya.Sena tidak menginginkan kalung itu, begitu juga dengan pria... yang memberikan kalung tersebut!"Ngapain kamu bertingkah aneh?" Erik tiba-tiba marah, "Aku memang sibuk dalam pekerjaan dan melupakan ulang tahunmu. Haruskah kamu bertingkah seperti itu?"Sena tidak mengerti apa salahnya.Dia selalu tersenyum dan berbicara dengan sopan tanpa membuat masalah... Kenapa Erik masih belum puas?"Aku tidak bertingkah aneh." Sena menundukkan kepalanya, menyembunyikan ekspresi lelahnya, "Erik, apa yang kamu inginkan dariku? Terima kalung itu? Kalau begitu, aku akan menerimanya."Sena berkata sambil mengambil kalung t
Read more

Bab 4

Erik tinggal di kamar Yuki sepanjang malam.Sebenarnya, Sena tidak terlalu perhatikan masalah ini. Mbak Nur, seorang pelayan yang membawanya ke taman belakang pagi-pagi sekali dan memberitahunya informasi penting ini."Nyonya, harap lebih waspada!" Mbak Nur berkata dengan cemas, "Yuki, si pelakor itu terlihat jelas ingin menggodai Tuan Muda! Kamu tidak tahu apa yang dia kenakan tadi malam... Aduh! Aku malu melihatnya!"Sena tersenyum lembut, "Kamu terlalu banyak berpikir, Nona Yuki dan Erik tumbuh besar bersama. Erik sangat mementingkan Nona Yuki, jangan katakan hal-hal buruk tentang Nona Yuki lagi di masa depan. Erik bakal kesal kalau mendengarnya."Mbak Nur tercengang, dia menatap Sena dengan ekspresi aneh, lalu bertanya dengan ragu, "Nyonya, ada apa denganmu?""Aku baik-baik saja." Sena tersenyum lembut dan berkata, "Aku sangat baik."Senyuman itu bagaikan topeng yang melekat pada wajahnya.Sena akan tetap tersenyum dan tidak akan menangis lagi."Tidak! Ada yang salah denganmu hari
Read more

Bab 5

Ibu Sena telah meninggal seminggu yang lalu.Ibunya menderita kanker otak stadium lanjut. Meskipun Erik mengatur agar dia dirawat di rumah sakit terbaik dalam negeri, kondisinya semakin memburuk dari hari ke hari.Saat-saat dia sadar semakin pendek. Sering kali, ibunya bahkan tidak bisa mengenali siapa Sena.Dokter yang merawatnya mengatakan kalau pembedahan harus segera dilakukan dan tidak bisa ditunda lagi. Kalau tidak, ibunya Sena mungkin sulit untuk bertahan hidup lebih dari seminggu.Sena tidak tahu apa yang harus dilakukan, jadi dia menelepon Erik untuk meminta sarannya.Sena menelepon tiga kali berturut-turut, tetapi panggilannya selalu ditutup. Saat mengangkat panggilan, Erik malah memarahinya, "Kenapa kamu meneleponku? Aku sedang sibuk, jangan buat masalah!"Dokter yang merawatnya tahu kalau Sena adalah Nyonya Muda dari Keluarga Rosli, jadi dia menyarankan agar Erik mengundang ahli dari luar negeri dan melakukan konsultasi medis dengan ahli dalam negeri. Dengan cara ini, tingk
Read more

Bab 6

Penuduhan ini muncul begitu saja, Sena pun merasa tidak berdaya, "Aku tidak ke dapur seharian, bagaimana mungkin aku punya kesempatan untuk meracuni Nona Yuki?""Kamu tidak masuk ke dapur, bukan berarti kamu tidak bisa menyuap orang-orang di dapur untuk meracuni Kak Yuki." Iren mencibir, "Saat datang ke sini pagi tadi, aku kebetulan melihatmu dan Mbak Nur sedang menyelinap di taman. Entah apa yang sedang kalian rencanakan secara diam-diam... Sekarang kupikir-pikir, ternyata kalian sedang membahas tentang bagaimana meracuni Kak Yuki, 'kan?""Astaga! Nona Iren, jangan asal omong." Mbak Nur berkata, "Aku hanya seorang pelayan, bagaimana mungkin berani meracuni seseorang?""Lalu apa yang kalian bicarakan di taman pagi ini?" tanya Iren bersikeras."Aku…" Mbak Nur melirik Sena secara diam-diam, dia tidak tahu bagaimana menjawabnya.Erik dan Yuki ada di sini, bagaimana dia bisa mengulangi perkataan pagi ini di hadapan mereka?"Kamu tidak bisa jawab, 'kan? Ternyata benar, ada masalah di antara
Read more

Bab 7

Setelah Sena bilang mau lapor polisi, reaksi Yuki dan Erik sangat menarik.Pandangan Yuki mengelak, sementara Erik sangat marah, "Sena, apa kamu pikir aku tidak berani memanggil polisi karena tidak tega berpisah denganmu?!"'Tidak, Erik, aku tahu kamu tega melakukannya. Tapi, wanita idamanmu bakal melarangmu melapor polisi, karena dia tahu dirinya hanya bisa menipumu, tidak akan bisa menipu polisi,' jawab Sena dalam hati. Kalau polisi tahu dia sendiri yang menaburkan bubuk kacang itu, bukankah itu sangat memalukan?Benar saja, detik berikutnya terdengar Yuki berkata dengan lembut, "Erik, jangan begini, Sena itu istrimu, kamu tidak boleh memenjarakannya karena aku.""Lagi pula, aku baik-baik saja, bukan? Dan meski tidak pertimbangkan Sena, kamu juga harus mempertimbangkan Keluarga Rosli, Nyonya Muda dari Keluarga Rosli masuk penjara... kalau hal ini tersebar, saham Grup Rosli pasti akan terpengaruh."Dengan bujukan Yuki, Erik akhirnya menahan amarahnya dan tidak melapor polisi.Meski t
Read more

Bab 8

Setelah berbaring sehari semalam di ranjang, Sena akhirnya kembali semangat.Hari ini adalah hari kepergiannya.Penerbangannya pukul 7 malam, setelah naik pesawat, dia tidak akan kembali lagi.Sena bangun saat fajar, dia mengemasi barang-barangnya dan menyumbang semuanya ke panti asuhan.Barang-barang yang disumbangkannya adalah hadiah-hadiah yang diberikan Erik padanya selama ini, termasuk pakaian, tas, perhiasan... Dia bahkan tidak menyimpan cincin tunangan yang diberikan Erik padanya.Barang-barang berharga disumbangkan untuk kepentingan masyarakat, sedangkan barang-barang yang tidak berharga dibakar.Karena ingin memulai dari awal, jadi harus pergi dengan keadaan bersih, dia tidak akan membawa satu pun barang-barang darinya.Setelah berberes semuanya, hari sudah sore. Sena melirik ponselnya sudah pukul tiga sore.Pesawatnya akan lepas landas dalam empat jam.Sena hendak berganti pakaian dan pergi ke bandara, Iren tiba-tiba menghentikannya, "Sena, ngapain kamu di sini? Ayo cepat, se
Read more

Bab 9

Setelah Sena melarikan diri dari ruang perjamuan, Erik masuk membawa buket mawar besar."Iren, kenapa kamu sendirian di sini? Di mana kakak iparmu?" Erik bertanya dengan ragu, "Bukankah aku memintamu untuk membawanya berganti gaun pengantin?"Iren merasa agak bersalah. Dia mengalihkan pandangan dan tidak berani menatap wajah Erik, tapi Iren tetap berkata, "Sena sudah pergi! Dia merasa kamu hanya peduli pada Kak Yuki dan tidak memedulikannya, jadi dia kabur karena marah."Erik mengerutkan kening ketika mendengar ini, "... Kabur? Tidak mungkin! Sena tidak akan kabur begini saja."Erik sangat memahami Sena, dia patuh seperti anak kelinci. Sena tidak akan membantah apa pun yang dikatakannya, dia juga tidak akan menentang apa pun yang diputuskannya. Terkadang Erik malah merasa telah bertindak keterlaluan, tetapi Sena tetap diam-diam menoleransi, memahami dan menanggapinya dengan lemah lembut.Misalnya, dua hari yang lalu, Erik memaksanya minum obat yang menyebabkannya sakit perut...Setelah
Read more

Bab 10

Yuki sangat terpukul dan berada di ambang kehancuran, tetapi Erik malah tersenyum dingin. Dia menatapnya dengan sombong dan jijik, "Tidakkah kamu mengerti? Aku melakukan semua ini hanya untuk membalas dendam padamu!""Sebelumnya aku sangat mencintaimu sampai aku rela memberikan segalanya untukmu, tapi bagaimana denganmu? Kamu memutuskan hubungan denganku tanpa ragu demi seorang artis tak berguna dari luar negeri, bahkan memblokir semua informasi kontakku!""Tahukah kamu bagaimana aku bertahan saat kamu memutuskan hubungan denganku? Tahukah kamu betapa menyakitkannya bagiku saat itu?"Saat ini, tidak ada lagi cinta di mata Erik ketika menatap Yuki. Sebaliknya, kebencian terus bertambah."Sejak saat itu aku bersumpah akan membalasmu dengan dua kali lipat rasa sakit yang telah kurasakan!""Dan aku sangat senang ketika mengetahui hidupmu sangat menyedihkan setelah menikah! Aku ingin segera membeli tiket pesawat, bergegas dan berkata langsung padamu... Yuki, kamu pantas mendapatkannya!""Ta
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status