Share

Bab 10

Author: Lutfiyah Irsa
Yuki sangat terpukul dan berada di ambang kehancuran, tetapi Erik malah tersenyum dingin. Dia menatapnya dengan sombong dan jijik, "Tidakkah kamu mengerti? Aku melakukan semua ini hanya untuk membalas dendam padamu!"

"Sebelumnya aku sangat mencintaimu sampai aku rela memberikan segalanya untukmu, tapi bagaimana denganmu? Kamu memutuskan hubungan denganku tanpa ragu demi seorang artis tak berguna dari luar negeri, bahkan memblokir semua informasi kontakku!"

"Tahukah kamu bagaimana aku bertahan saat kamu memutuskan hubungan denganku? Tahukah kamu betapa menyakitkannya bagiku saat itu?"

Saat ini, tidak ada lagi cinta di mata Erik ketika menatap Yuki. Sebaliknya, kebencian terus bertambah.

"Sejak saat itu aku bersumpah akan membalasmu dengan dua kali lipat rasa sakit yang telah kurasakan!"

"Dan aku sangat senang ketika mengetahui hidupmu sangat menyedihkan setelah menikah! Aku ingin segera membeli tiket pesawat, bergegas dan berkata langsung padamu... Yuki, kamu pantas mendapatkannya!"

"Ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 11

    Erik tidak beri tahu Iren tentang rencana balas dendam. Dia hanya meminta Iren menjemput Yuki untuk mencoba gaun pengantin di pagi hari, lalu menjemput Sena untuk mencoba gaun pengantin pada sore hari.Jadi, Iren tentu berpikir kalau ulang tahun pernikahan kelima dan pernikahan Sena... semuanya palsu! Kakaknya pasti ingin melamar Kak Yuki di depan semua orang di hari ulang tahunnya, makanya meneleponnya pagi-pagi sekali dan mendesaknya untuk mengajak Kak Yuki mencoba gaun pengantin.Adapun Sena... mungkin Kakak hanya ingin mempermalukannya dan membuatnya menyerah dan pergi!Itu sebabnya Iren berinisiatif meminta seseorang meletakkan seember air dingin di pintu ruang perjamuan untuk mempermalukan Sena.Adapun gaun pengantin, itu juga merupakan hasil kesalahan Iren sendiri.Gaun pengantin yang dikenakan Sena jelas jauh lebih mahal daripada yang dicoba Yuki di pagi hari, jadi Iren tentu saja berpikir kalau toko pengantin salah mengambil kedua gaun itu.Jadi, saat penata rias sedang merias

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 12

    Erik sangat marah, dia melotot tajam ke arah Iren dan berkata, "Aku akan menghajarmu setelah menemukan Sena!"Selesai berkata, Erik mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Sena.Erik menyangka selama dia menelepon Sena dan membujuknya, Sena akan kembali padanya dengan patuh dan baik seperti sebelumnya.Namun, Erik meneleponnya beberapa kali tetapi Sena tidak menjawab."Apa yang terjadi? Sena tidak menjawab panggilan telepon?" Erik mengerutkan kening sambil berpikir, 'Mungkinkah Sena tidak membawa ponselnya?'Benar juga, bagaimana bisa membawa ponsel saat mengenakan gaun pengantin?Mana mungkin Sena tidak menjawab panggilannya. Ponselnya pasti tidak ada padanya, makanya tidak jawab.Sampai sekarang, Erik masih tidak menyangka kalau dia akan kehilangan Sena.Bagi Erik, Sena hanyalah hewan peliharaan yang bisa dipanggil dan diabaikan kapan saja. Hewan peliharaan tidak bisa hidup tanpa pemiliknya. Mereka hanya peduli terhadap pemiliknya, mereka mencintai pemiliknya dengan sepenuh hati

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 13

    Setelah mengirim pesan ancaman terakhir, Erik yakin Sena bakal kembali!Sena sangat mencintainya, setelah membaca pesan itu, dia pasti akan kembali ke ruang perjamuan secepat mungkin, kemudian meminta maaf dan memohon pengampunan dengan kepala tertunduk dan berlinang air mata seperti biasanya.Erik akhirnya merasa lega ketika memikirkan ini.Dia tidak terburu-buru untuk menemukan Sena, dia kembali ke ruang perjamuan dengan santai dan meninggalkan semua orang begitu saja.Saat ini, semuanya sedang mencari Sena di luar, hanya tersisa Yuki di ruang perjamuan.Melihat Yuki belum pergi, Erik tersenyum menghina, "Kamu belum pergi? Kenapa? Kamu mau tinggal untuk menghadiri pernikahanku dengan Sena?"Ketika mendengar ini, Yuki tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Mungkin karena sangat terpukul, dia tertawa terbahak-bahak dengan air mata mengalir di wajahnya. "Hahaha, Erik, apa kamu kira Sena masih akan kembali?""Sena tentu akan kembali." Erik mengangkat sudut bibirnya, tersenyum penuh percaya di

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 14

    Erik sangat marah, dia selalu bersikap sopan sejak kecil dan tidak pernah bertindak pada wanita. Namun, untuk pertama kalinya, dia kehilangan kendali. Erik tidak hanya menampar Yuki, tapi juga memukulinya."Diam! Dasar jalang! Jangan memfitnah Sena dengan mulut kotormu!""Sena pasti akan kembali! Sena mencintaiku! Sena adalah orang yang paling mencintaiku di dunia ini!""Kamu tidak tahu apa-apa, kamu hanya seorang jalang yang bisa ditiduri siapa saja, kamu tidak tahu apa-apa tentang cinta!" ...Erik yang dipenuhi kemarahan, mencengkeram kepala Yuki dan berulang kali membantingnya ke dinding. Tak lama kemudian, kepala Yuki terluka dan berdarah.Untungnya, Rudy kembali. Melihat adegan ini, dia bergegas maju untuk menghentikan Erik. Kalau tidak, nyawa Yuki akan dalam bahaya!Sena belum ditemukan, Yuki sudah dipukuli habis-habisan. Rudy kelelahan, pekerjaannya sungguh berat!Kemudian, Yuki dibawa ke ambulans, sedangkan Erik duduk di pintu ruang perjamuan dengan linglung. Dia menatap jam

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 15

    Dalam beberapa bulan berikutnya, Erik selalu mencari Sena dengan panik.Dia pergi ke kampung halaman Sena dan bertemu dengan mantan guru, teman sekelas dan tetangga Sena... Dia mengunjungi semua orang yang mengenal Sena, berharap bisa mendapatkan petunjuk tentangnya.Melalui kunjungan dan pencarian, Erik akhirnya mulai memahami Sena sedikit demi sedikit.Baru saat itulah Erik menyadari kalau Sena dibesarkan di keluarga tunggal, ayahnya meninggalkannya sejak dia masih kecil. Hal ini menyebabkan Sena merasa gelisah dan karena kurangnya kasih sayang, dia mengembangkan kepribadian yang selalu berusaha menyenangkan semua orang di sekitarnya.'Ternyata keteguhan hatinya padaku tak pernah dilandasi rasa cinta, melainkan karena hidup ini terlalu keras. Sena telah menanggung terlalu banyak beban dan terbiasa menanggungnya.'Meskipun hidupnya penuh dengan kemalangan, Sena tetap sangat baik hati. Setelah menikah, dia menyumbang uang ke panti asuhan setiap bulan dan meluangkan waktu setiap minggu

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 16

    Berbeda dengan kondisi Erik yang hampir gila, Sena menjalani kehidupan yang damai.Sena tidak tahu kalau Erik sedang panik mencarinya, dia telah mematahkan kartu telepon selulernya menjadi dua dan membuangnya, dia juga membatalkan semua aplikasi media sosial. Jadi, Sena tidak menerima... semua panggilan dan pesan dari Erik.Tentu saja, Sena juga tidak ingin menerimanya.Segala sesuatu yang terjadi di masa lalu bagaikan mimpi buruk yang sangat mengerikan. Sena berusaha semampunya dan akhirnya berhasil menyingkirkan mimpi buruk itu, dia tentu tidak ingin lagi terikat dengan masa lalu.Sena meninggalkan kampung halaman dan pergi ke negara asing, hanya untuk memulai hidup baru.Dia meninggalkan semua masa lalu dan mulai lagi dari awal.Di antara semua masa lalu yang ditinggalkan, tentu saja termasuk Erik."Sena, aku ingat kamu belajar seni, bukan?" Saat makan, Bibi bertanya sambil tersenyum, "Akhir-akhir ini, aku melihatmu melukis banyak pemandangan di sekitar sini. Lukisan-lukisan ini san

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 17

    Hal yang paling menyakitkan di dunia ini mungkin adalah ketika kamu telah meraih kesuksesan, tapi satu-satunya saudara yang ingin kamu balas budi telah meninggal dunia...Setiap kali menyebut kakaknya, mata Bibi akan memerah. Kematian kakaknya meninggalkannya penyesalan yang tak berujung.Untungnya, meskipun kakak sudah meninggal, dia masih meninggalkan seorang putri."Sewaktu masih kecil, orang tuaku lebih mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan. Mereka hanya mengizinkan adikku yang bodoh itu untuk bersekolah. Aku enggan dan bersikeras untuk bersekolah, jadi mereka menghentikan biaya hidupku dan tidak memberiku sepeser pun, untuk memaksaku putus sekolah." Bibi berkata dengan mata merah, "Saat itu, Kakak diam-diam bekerja serabutan untuk mengumpulkan biaya hidup dan biaya sekolahku... Bagiku, Kakak seperti ibuku, aku dibesarkan olehnya. Orang tuaku tidak pernah membesarkanku sehari pun, tapi kakakku yang membesarkanku.""Jadi, Sena, jangan menganggap dirimu orang luar. Aku

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 18

    Pak Hendra ini membeli lima lukisan Sena dengan harga tinggi senilai lima ratus ribu dolar per lukisan. Wajar saja kalau Sena pergi menyapa klien sebesar itu.Jadi, Sena ditemani bibinya datang menemui Pak Hendra."Pak Hendra, lama tak bertemu." Bibi jelas mengenal Pak Hendra, dia menyapa dengan akrab, "Tak kusangka orang sesibuk Anda akan datang mendukung keponakanku."Mendengar ini, Hendra tersenyum, "Hari ini kebetulan libur.""Ini keponakanku Sena." Bibi memperkenalkan sambil tersenyum, "Dia adalah seorang pelukis yang sangat berbakat, semua lukisan dalam pameran ini dilukis olehnya."Sena tersipu ketika bibi memujinya, dia berkata dengan rendah hati, "Bibi, jangan mengolok-olokku, aku cuma asal melukis.""Memang benar," kata Hendra senyum. Dia menoleh ke lukisan pemandangan di belakangnya, lalu berkomentar serius, "Terutama yang ini, meskipun lukisan ini adalah lukisan pegunungan dan warna yang digunakan juga hangat, entah kenapa, lukisan ini memberiku perasaan tentang luasnya dun

Latest chapter

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 26

    Kalau dulu, Sena akan sangat tersentuh mendengar perkataan Erik.Namun, sekarang...Sena sangat tenang dan tidak peduli."Terserah kamu." Setelah mengatakan ini dengan dingin, Sena berbalik dan pergi.Saat-saat selanjutnya, Erik melakukan apa yang dikatakannya dan mulai mengejar Sena dengan tergila-gila.Dia memberi Sena buket besar bunga mawar setiap hari, terkadang dia akan memberinya perhiasan dan hadiah, mencoba menyenangkan Sena dengan berbagai cara.Namun, mawar yang dikirimnya tidak diterima, semua hadiah yang dikirimnya dikembalikan oleh Sena.Meski begitu, Erik tidak mau menyerah.Dikarenakan gagal memberi hadiah, Erik menggunakan taktik menyiksa diri. Pada hari bersalju, dia berdiri di lantai bawah rumah Sena, mengangkat radio dan memutar lagu-lagu cinta. Dia kedinginan hingga bibirnya berubah ungu, tetapi dia tetap tidak mau pergi.Menghadapi Erik yang suka menyiksa dirinya sendiri, Sena hanya menutup jendela dengan acuh tak acuh.Tidak hanya begitu, saat Erik menjerat Sena,

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 25

    Setelah mendengar perkataan Erik, Sena menjawab dengan tenang, "Erik, kita sudah bercerai, aku tidak akan kembali bersamamu.""Perasaanku padamu telah sepenuhnya terkuras habis oleh pengabaian dan penyiksaanmu setiap hari. Aku tidak lagi mencintaimu, jadi pergilah sendiri. Aku tidak membutuhkanmu selama sisa hidupku, aku juga tidak akan menemanimu selama sisa hidupmu."Hanya beberapa kata sederhana langsung menghancurkan hati Erik.Matanya merah karena marah, "Tidak! Perceraian apa? Aku tidak setuju!""Kamu yang menipuku untuk menandatangani surat perceraian itu, aku bahkan tidak membaca sebelum menandatanganinya!""Surat perceraian itu tidak berlaku sama sekali! Kita masih suami istri! Kamu tidak bisa meninggalkanku! Kamu tidak akan bisa meninggalkanku!"Erik telah jatuh ke dalam kondisi gila, dia mencengkeram lengan Sena dan meraung tak terkendali, seakan-akan dia gila.Sena terus meronta tapi tidak dapat melepaskan diri.Erik menyeret Sena dan mencoba memasukkannya ke dalam mobil, d

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 24

    Hendra tentu bakal khawatir kalau Sena pergi sendirian.Jadi, dia juga berdiri bersama Sena, "Kalau begitu aku mengantarmu pulang.""Tidak perlu!" Sena segera menolak, "… Aku… Aku bisa pulang sendiri."Meskipun Sena dan Hendra belum resmi pacaran, mereka telah berkencan berkali-kali. Di dalam negeri, mereka sudah dianggap berpacaran.Sena tidak ingin menghadapi adegan pertemuan antara kekasih saat ini dan mantannya!Jadi, meskipun Hendra bersikeras ingin mengantar Sena pulang, Sena tetap menolaknya dan naik taksi pulang sendiri.Setelah turun dari bus, Sena segera melihat Erik sedang merokok di bawah lampu jalan.Erik segera melihat Sena dan menjadi semangat, "Sena!"Membuang rokok di tangannya, Erik bergegas ke arah Sena. Dia memeluk Sena dan berkata dengan gembira, "... Bagus... Bagus sekali... Sena... akhirnya aku menemukanmu!""Tahukah kamu betapa kerasnya aku mencarimu? Aku sudah mencarimu hampir ke semua tempat!""153 hari! Sena, kamu telah meninggalkanku selama 153 hari penuh...

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 23

    Setelah terbang ke Negara Miko, Erik segera menemukan tempat di mana Sena mengadakan pamerannya. Lalu, dia menyusuri jalan, bertanya di setiap toko. Akhirnya, ketika hari sudah gelap, Erik mengetahui alamat Sena saat ini.Erik mengucapkan terima kasih dan segera bergegas ke kediaman Sena.Awalnya dia berpikir karena Sena datang ke negara asing sendirian, tempat yang dia tinggali pasti sangat kumuh.Namun, ketika tiba di alamat itu, Erik menemukan sebuah rumah besar yang sangat mewah.Lokasi dan rumah mewah seperti itu bernilai setidaknya ratusan miliar.'Bagaimana Sena bisa punya uang untuk tinggal di tempat seperti ini? Apa aku salah alamat?' Erik pun mengerutkan kening.Meskipun agak bingung, Erik tetap maju dan mengetuk pintu.Bibi Elti yang membuka pintu, dia belum pernah bertemu Erik, jadi awalnya dia bersikap baik padanya, "Halo, siapa yang kamu cari?""Aku mencari Renee Ivano." Erik menjawab dengan bahasa Inggris yang fasih, "Nama aslinya Sena, kudengar dia tinggal di sini.""Ka

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 22

    Selama berbulan-bulan sejak Sena hilang, Erik mencarinya dengan panik. Sebagai seorang pekerja keras yang mementingkan Grup Rosli lebih dari nyawanya, Erik bahkan meninggalkan perusahaan itu demi Sena dan mencarinya tanpa memedulikan hal lain.Obsesinya terhadap Sena bahkan telah mencapai titik kegilaan, dia tidak mau mendengarkan nasihat siapa pun atau omelan orang tuanya. Dia tidak menginginkan apa pun lagi, dia hanya ingin bertemu Sena lagi.Dulunya, Erik paling benci seni, terutama pelukis.Sebab, Yuki menikah dengan seorang pelukis asing.Namun, sejak dia tahu kalau Sena mengambil jurusan seni rupa di perguruan tinggi, Erik tidak lagi menolak pelukis.Dia bahkan mulai memperhatikan berita seni untuk mempelajari lebih banyak tentang seni sehingga dia bisa menemukan Sena dan memberitahunya kalau dia telah berusaha keras untuk tetap dekat dengannya dan mencintai hal-hal yang dicintainya.[Sena, hari ini adalah hari ke-151 sejak kamu meninggalkanku. Ke mana saja kamu? Tahukah kamu bet

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 21

    Pameran lukisan Sena sangat sukses. Pada hari pameran, tidak hanya mendatangkan banyak selebriti, tetapi Elti juga mengundang banyak media untuk bantu mempromosikan pameran tersebut.Oleh karena itu, setelah pameran itu selesai, hal itu dilaporkan di media berita besar.Beberapa wartawan bahkan menyebut Sena sebagai bintang yang sedang naik daun di dunia seni dalam laporan mereka."Apa yang dikatakan wartawan ini benar sekali!" Elti membaca laporan yang ditulis oleh para wartawan di ponselnya, sambil memuji keponakannya, "Sena memang sangat berbakat. Setiap lukisannya sangat hidup dan menyentuh, dia memang bintang yang sedang naik daun di dunia seni."Sena merasa tak berdaya.Namun, orang asing tampaknya memang begini, mereka tidak pernah mengkritik atau menekan anak-anak mereka, tapi selalu memberi pujian. Sekalipun anaknya berbuat salah, mereka akan memuji anaknya dulu, meneguhkan keberanian dan kejujuran mereka, baru kemudian berdiskusi dengan anaknya.Elti sudah lama tinggal di lua

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 20

    Pameran lukisan sangat sukses, Sena memamerkan 51 lukisan dan terjual 33 di antaranya dalam sehari. Sebagian besar lukisan dijual dengan harga antara sepuluh ribu dan lima puluh ribu dolar. Hanya lima lukisan yang dibeli Hendra yang masing-masing dengan harga lima ratus ribu dolar."Hendra membayar sepuluh kali lipat harga untuk membeli lukisanmu." Malam harinya, saat membantu Sena menghitung pemasukan dan pengeluaran pameran, Elti bercanda sama Sena sambil tersenyum, "Sena, menurutmu apakah dia tertarik padamu?""Tentu saja bukan." Pikiran Sena tertuju pada uang. Menghadapi candaan Bibi Elti, dia tidak bereaksi, "Menurutku dia hanya seorang playboy. Ketika melihat gadis cantik, dia ingin menggodanya."Mendengar ini, Elti membelalakkan matanya lebar-lebar, ekspresinya cukup terkejut, "Apa kamu bercanda? Hendra terkenal dingin dan susah didekati di kalangannya, dia memiliki kehidupan pribadi yang sangat baik dan tidak pernah asal bergaul dengan wanita lain. Selain itu, setiap kali mengh

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 19

    Sena tertegun, dia menyangka Hendra adalah tipe bos yang sombong dan serius, siapa sangka...Dia cukup humoris."Kalau begitu, haruskah aku juga berterima kasih karena kamu telah memujiku cantik?" kata Sena tidak bisa menahan tawa.Melihat ini, Hendra juga tersenyum, "Kamu akhirnya tersenyum."Sena tertegun sejenak, pipinya memerah, "... Bu... bukankah aku selalu tersenyum?"Ketika bibinya mengajaknya datang untuk menyapa tadi, Sena selalu tersenyum.Senyum adalah etika yang paling dasar. Meskipun Sena terlahir dalam keluarga miskin dan jarang berinteraksi dengan orang-orang kaya, dia tetap memahami pengetahuan ini."Sebelumnya kamu hanya tersenyum sopan." Hendra menatap Sena sambil tersenyum, "Sekarang kamu benaran tersenyum bahagia."Hati Sena tersentuh, sungguh aneh, mereka baru pertama kali bertemu, tetapi kenapa Hendra bisa melihat setiap gerakannya? Dia tampaknya mengerti semua rahasia yang disimpan Sena di dalam hatinya sejak kecil...Jelas baru pertama kali bertemu, tetapi tera

  • Ambil Kembali Hatiku   Bab 18

    Pak Hendra ini membeli lima lukisan Sena dengan harga tinggi senilai lima ratus ribu dolar per lukisan. Wajar saja kalau Sena pergi menyapa klien sebesar itu.Jadi, Sena ditemani bibinya datang menemui Pak Hendra."Pak Hendra, lama tak bertemu." Bibi jelas mengenal Pak Hendra, dia menyapa dengan akrab, "Tak kusangka orang sesibuk Anda akan datang mendukung keponakanku."Mendengar ini, Hendra tersenyum, "Hari ini kebetulan libur.""Ini keponakanku Sena." Bibi memperkenalkan sambil tersenyum, "Dia adalah seorang pelukis yang sangat berbakat, semua lukisan dalam pameran ini dilukis olehnya."Sena tersipu ketika bibi memujinya, dia berkata dengan rendah hati, "Bibi, jangan mengolok-olokku, aku cuma asal melukis.""Memang benar," kata Hendra senyum. Dia menoleh ke lukisan pemandangan di belakangnya, lalu berkomentar serius, "Terutama yang ini, meskipun lukisan ini adalah lukisan pegunungan dan warna yang digunakan juga hangat, entah kenapa, lukisan ini memberiku perasaan tentang luasnya dun

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status