Tiba-tiba aku berubah dari Caroline yang optimis, ceria, antusias dan ramah jadi orang gila yang sarkastis dan kasar.Hendra saat ini menatapku seolah-olah dia sedang menatap orang gila.Aku makin marah, mengambil bantal dan melemparkannya ke mukanya.“Pergi!”Hendra perlahan merapikan rambutnya yang berantakan, lalu berdiri, suaranya sudah tenang.“Sekarang kamu sedang emosi, nggak bisa berkomunikasi dengan tenang. Jadi mending aku pergi dulu.”“Hardi Wijaya sudah minta maaf padaku karena sudah dorong kamu. Ini juga bukan salah dia. Dia nggak kenal kamu, lagian kamu tiba-tiba datang, buat Vianie terkejut hingga dia terluka. Dia cuma mau bela Vianie.”“Dahi Vianie juga ada bekas luka bakar, tapi dia nggak berniat minta kamu tanggung jawab, jadi jangan khawatir.”“Pokoknya, masalah ini nggak seburuk yang kamu kira. Kamu tenangkan diri dulu. Kalau kamu benaran nggak bisa lupakan ini, aku bisa terima apa pun hukumanmu.”Dia membungkuk, memungut bantal dan meletakkannya di tempat tidur, la
Read more