Menyadari pandanganku, dia batuk kecil, "Bagus nggak?""Bagus."Dia tertawa pelan, tatapannya panas, "Kalau begitu lihat lagi."Wajahku memerah, ingin menghindar, dia mengangkat alis, menunduk mendekat, dan dengan suara rendah di telingaku, dia berkata:"Kenapa, takut aku makan kamu?"Hatiku berdebar kencang, berusaha tenang:"Bukan juga, aku takut kamu nggak bisa menahan diri.""Benarkah?"Ada keanehan di matanya, dia menatapku dengan penuh rasa ingin tahu.Mengingat ekspresi James yang bilang aku membosankan seperti ikan mati, tiba-tiba aku memutuskan untuk memberanikan diri sekali.Aku menarik dasinya, memeluk lehernya dan masuk ke pelukannya, tubuhnya sangat jelas menjadi kaku, lalu aku mulai membuka kancing bajunya.Dia memegang tanganku yang tidak bisa diam: "Jangan bergerak.""Kamu tunanganku, jadi aku bisa bergerak sesuka hati."Aku nggak puas, mengangkat kepala dan mengigit jakunnya, dia menahan diri dan mengerang, lalu memotong pembicaraan bawahan:"Baiklah, rapat hari ini sa
Baca selengkapnya