Bayangan masa lalu selalu menghantui mereka, terutama Adrian. Setiap malam, mimpi buruk dari pertempuran yang ia lalui terus datang, seolah ingin menenggelamkannya dalam gelombang kesalahan dan darah yang tak pernah bisa ia hapus.Dalam tidurnya yang gelisah, ia melihat dirinya kembali ke masa lalu.Suara tembakan menggema di lorong sempit, bau mesiu bercampur darah menyengat hidungnya. Di depannya, seorang pria terkapar dengan lubang peluru di dahinya—wajah yang pernah ia kenal, kini kehilangan cahaya kehidupan."Adrian... kenapa kau..."Suara serak itu bergetar, dipenuhi keputusasaan sebelum akhirnya menghilang bersama napas terakhirnya.Adrian terbangun dengan napas memburu, keringat dingin mengalir di pelipisnya.Elena yang tidur di sebelahnya langsung terbangun. "Kau bermimpi lagi?" tanyanya dengan suara serak.Adrian tidak menjawab, hanya memijat pelipisnya. Ia tidak perlu mengiyakan—Elena sudah tahu jawabannya.
Last Updated : 2025-03-31 Read more