Semua Bab Malam Penuh Gairah Bersamamu: Bab 21 - Bab 30

33 Bab

Bab 21

“Huwaaa! Mama!” Tangisan balita itu belum juga berhenti.Tania berlutut di depannya, mencoba membujuk sambil tersenyum. “Sayang, jangan nangis, ya. Anak baik, anak pintar ….”Tania memberikan pujian. Ia membelai lembut puncak kepala anak kecil itu. “Mau digendong?” tanyanya hati-hati.Anak kecil itu tak menjawab, hanya terus terisak sambil menggenggam ujung bajunya. Tania menarik napas pelan, lalu mengulurkan tangan dan mengangkat tubuh kecil itu ke pelukan. “Enggak apa-apa,” bisiknya, mengayun pelan tubuh mungil itu. “Kamu aman. Ada Kakak di sini.”Gadis kecil dalam pelukan Tania mengangguk pelan. Tubuh mungil yang sebelumnya gemetar dan dingin, kini menghangat perlahan. Suara walkie talkie terdengar. Salah satu petugas keamanan Grand Velora menyahuti.“Ambulans sudah datang. Petugas sedang menuju ke lantai atas.”Berita itu membuat seluruh staff menghela lega. Lorong VIP Grand Velora dipenuhi oleh petugas medis. Mereka bergegas masuk ke kamar, lalu menggotong sang ibu ke atas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 22

“Sudah lebih stabil, untungnya. Pasien masih akan kami pantau di ruang perawatan, untuk mencegah kondisi serupa terjadi lagi,” jawab dokter.“Kami juga akan mengecek apakah beliau memiliki kondisi kesehatan lain yang belum terdiagnosis.”Saat dokter sedang menjelaskan, tubuh mungil dalam pelukan Tania bergerak tak nyaman. Seolah tahu, jika sang ibu sedang dibicarakan. Tania menepuk punggung kecil itu lembut, mencoba menenangkan kembali. Dokter melirik ke arah balita yang ada di pelukan Tania. “Anaknya tidak apa-apa?”“Sepertinya hanya ketakutan,” jawab Tania.Dokter mengamati wajah sang balita yang terlihat sembab. Dahinya mengerut sedikit sebelum memutuskan. “Kalau begitu, anaknya juga sebaiknya diperiksa. Untuk berjaga-jaga.”Tania mengangguk. Ia mengikuti langkah dokter menuju ke ruang periksa. “Silakan dibaringkan.”Balita itu menggeleng. Ia tidak mau melepaskan pegangannya dari Tania. “Tidak apa-apa.” Dokter pun tidak memaksa. “Saya bisa periksa dari sini.”Tania membiarkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Bab 23

Rachel berdiri. “Apakah Anda pihak keluarga dari Ibu Gelina?”Wanita paruh baya itu tidak menjawab. Hanya sang pria yang merespon. Pria itu mengangguk, lalu mengulurkan tangan menyapa. “Saya ayahnya, Heru. Ini ibunya, Tika. Kami dapat kabar dari hotel, anak kami pingsan?”Rachel mengangguk. “Tenang, Pak, Bu. Ibu Gelina sudah ditangani dokter dan kondisinya membaik.” Heru mengucapkan syukur dengan suara lirih. “Terima kasih banyak sudah menolong putri kami.”Rachel mengangguk pelan. Ia pun memberikan waktu pada kedua orang tua Gelina untuk memeriksa keadaan putrinya. Sementara Hazel, mulai bergerak pelan dalam pelukan Tania. Sepertinya balita itu terbangun oleh keributan barusan.Kepala kecilnya menoleh, mendapati pasangan paruh baya di dalam ruangan. “Kakek! Nenek!” Seru Hazel. Tangannya terulur meminta diraih. “Hazel! Cucuku ….” Hazel berpindah ke pelukan sang Kakek. Saat itu, Tania merasa lega, juga kehilangan. Hangat yang sebelumnya ada di pangkuan Tania, perlahan memudar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

Bab 24

“Cepat!” bentak Rafael keras.Tania melangkah mundur, mengernyit tak terima. “Kalau Bapak paksa, saya teriak.”Rafael memicing. Ia memilih tidak menunggu. Ditariknya tangan Tania mendekat. Seketika, Tania jatuh ke dalam pelukannya. “Pak!” Teriakan Tania pasti sudah menggema di seluruh ruangan andai Rafael tidak menutup mulutnya. “Diam! Lihat bajumu!” Rafael menarik paksa seragam Tania. Tania tak tahu sejak kapan, tapi ada robekan di bawah lengannya. “Kok?” Ia bertanya-tanya sendiri. “Sejak kapan?” Tania bingung. “Apa aku harus tau?” Rafael menyindir sinis. Ia membiarkan Tania melangkah mundur untuk melihat bajunya. “Cepat buka. Jangan membuat Grand Velora malu dengan memakai seragam yang sobek.”Perintah Rafael tak langsung membuat Tania bergerak. Ia memandang sang direktur dengan tatapan memicing. “Di sini? Nanti saya pakai baju apa, Pak?” Tania menolak tegas. “Lebih baik saya ganti di ruangan room service.”Mendapat tatapan tajam dari Rafael, Tania langsung tahu jika dire
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Bab 25

“Kita … cuma berdua, Pak?” Tania melihat ke sekeliling restoran, tidak ada siapa pun di sana. “Apa saya pernah mengatakan bahwa akan ada orang lain?” Ketus suara Rafael membuat Tania bungkam. Ia hanya bisa mencebik dalam hati. Harusnya Tania memang menolak. Terserah apa saja alasannya. Entah itu peliharaan yang kabur, atau adiknya yang sakit pinggang karena praktek roll depan. Lebih baik Tania mengucapkan kebohongan. Yang penting, ia bisa bebas dari Rafael. “Duduk,” perintah Rafael. Tania masih merasa enggan. Ia melirik ke kanan kiri.Restoran ini berbeda. Tempatnya ada di lantai teratas sebuah gedung pencakar langit. Jendelanya besar, menyuguhkan pemandangan kota yang berkelap-kelip. Lampu kristal menggantung rendah, memancarkan sinar temaram ke atas meja bundar. Kursi beludru marun nan lembut itu seolah memanggil Tania untuk duduk.‘Aku yakin ini bukan restoran biasa,’ gumam Tania dalam hati. Bahkan pelayan yang berdiri di samping mereka memakai setelan jas mahal. “Tania!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Bab 26

“Tidak, Pak. Terima kasih,” sahut Tania tegas. Ia bertanya karena ingin tahu tentang Romi. Terakhir kali Romi bertugas dengan Rafael, makanya Tania mencari tahu jadwal Rafael. Sayangnya, Rafael malah kelewat percaya diri. “Ah, ada taksi!” Tania mengangkat tangan cepat. Ia menghentikan taksi dan segera berpamitan. “Terima kasih untuk makan malamnya, Pak Rafael.” Tania menunduk sekali sebelum masuk ke dalam taksi. Ia meminta supir taksi langsung tancap gas bahkan sebelum Rafael sempat membalas ucapannya. Keesokan harinya, Tania bekerja seperti biasa. Yang berbeda hanyalah ia selalu menyempatkan diri untuk memantau kedatangan Romi di lobi hotel. Selama beberapa hari melakukannya, bukan Romi yang datang, malah Gilang. “Kesialan sedang menghampiriku,” ucap Tania sambil berbalik badan. Ia sudah melihat Gilang yang berjalan mendekat, jadi Tania memilih bergegas pergi. “Tania!” Gilang berusaha mengejarnya, tapi Tania bergerak lebih cepat. Tania bersembunyi di salah satu sudut hotel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Bab 27

“Kapan aku bisa bertemu dengannya lagi?” Setelah perdebatan di lift waktu itu, Tania melewatkan kesempatan lagi. Ia benar-benar tidak bertemu Romi, melihat batang hidungnya saja tidak. Tania juga tidak ingin menunggu lagi di lobi. Ia memiliki sedikit alergi pada buaya yang berjaga di sana. “Kamu mau bertemu dengan siapa?” Lia menegur Tania yang melamun. Mereka sedang beristirahat di dalam ruangan, dan Lia sibuk bermain dengan handphone miliknya.“Seseorang,” jawab Tania cepat. Ia tidak mau mengucapkan lebih banyak pada Lia. “Kamu sedang apa?” Tanya Tania, mengalihkan perhatian. Daripada ditanya, ia lebih suka bertanya. “Lagi scroll aja,” jawab Lia singkat. Ia menggerakkan jarinya beberapa kali sampai berhenti di satu video. “Aku mau berbagi pengalaman aku menginap di Grand Velora.”Suara dari video itu membuat Lia menghentikan jarinya. Tania yang juga mendengar, jadi duduk mendekat.“Itu kan ….” Tania mengenali wanita yang ada di video. Wanita itu adalah Gelina Hardi, ibu dar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Bab 28

“Lihat ini, Pak.” Tania tidak menunggu. Ia langsung menyerahkan handphone miliknya pada Romi. Sebuah video berputar, dengan Marcella, istri Romi, dan Gilang sebagai pemeran utamanya. Ekspresi wajah Romi berubah seketika. Tania bisa melihat jika atasannya itu gelisah. “Dari mana kamu mendapatkannya?” Romi bertanya sesaat setelah video selesai. Pria itu menatap Tania dengan wajah penuh selidik.“Saya yang merekamnya sendiri, Pak,” jawab Tania.“Saya sengaja melakukannya, karena Gilang adalah pacar saya. Dulu.”Tania menghela sesaat. Ia balas menatap Romi tanpa menunjukkan keraguan sedikit pun. “Saya juga dikhianati seperti Bapak,” sambung Tania. Ia terdiam, menunggu tanggapan lain dari Romi.“Kamu sudah menunjukkan rekaman itu pada siapa saja? Selain pada saya?”Tania menggeleng pelan. “Saya belum menunjukkannya pada siapa-siapa,” jawab Tania jujur. Romi mengangguk mengerti. Ia mengembalikan handphone milik Tania. “Kalau begitu, jangan katakan pada siapa pun.”Tania langsung me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

Bab 29

‘Apakah ini tentang video itu?’ Batin Tania. Percakapan mereka terpotong tadi. Mungkin saja Romi akan mengajaknya bertemu dua mata untuk membicarakan rencana selanjutnya. “Mulai besok kamu bisa bekerja di front office.”“Apa?” Lia berseru tak percaya.Sementara Tania, masih memandang dengan wajah kebingungan. “Saya?” Tania menunjuk dirinya sendiri. “Kenapa?”Tania kira ini masih masalah perselingkuhan, tapi kenapa jadi front office?“Kamu diminta mengambil seragam resepsionis ke HRD,” sambung Rachel. Lia memekik. Ia menatap Tania bangga untuk kesekian kalinya. “Tania, kamu keren banget! Dari anak magang sekarang jadi resepsionis!”Tania malah terdiam. Ia masih memproses semua kenyataan ini. Namun, sorakan Lia dan dukungan Rachel membuat Tania akhirnya melangkah. Di ruang HRD, Tania mendapatkan seragam juga jadwal shift yang baru.“Terima kasih, Bu,” ucap Tania kepada man
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab. 30

“Sebentar lagi, Pak,” jawab Romi. Romi berusaha menutupi keterkejutannya untuk kesekian kali. Rafael terus saja datang secara tiba-tiba jika ada hal yang berkaitan dengan Tania. Kemarin, direktur itu menatapnya penuh permusuhan. Romi terus bertanya-tanya, tentang dosa apa yang kiranya telah ia lakukan. “Tania akan bersiap-siap sebentar. Set pertama akan dilakukan di lorong lantai VIP, setelah itu di dalam kamar suite, dan terakhir di lobi.”Romi menjelaskan. Ia menemani Rafael, sementara Tania dibimbing oleh sekretaris Romi untuk diberi polesan make up oleh tim. Gilang, saat itu, sibuk mencoba masuk ke dalam percakapan Rafael dan Romi. Sayang sekali, ia tidak berhasil.“Wah, kamu cantik sekali!” Seru Gilang pada Tania. Sepertinya pria itu sudah menyerah berusaha menyusup masuk di antara Romi dan Rafael. Gilang jadi memilih untuk mengganggu Tania. “Harusnya kamu setiap hari seperti ini,” ucap Gilang tanpa malu.Tania menoleh kesal. Ingin rasanya ia menyumpal mulut Gilang dengan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status