Lyra mematung. Dia harus tinggal bersama Dastan?Dia pun menoleh ke arah Talia. "Apa maksudnya ini, Ma?"Talia baru membuka mulut, namun Dastan sudah lebih dulu menyela. “Kenapa tak langsung bicara padaku saja, tanpa lewat ibumu?” ucapnya pelan, tapi menyindir.Lyra tercekat. Dia mengepalkan tangan untuk mengumpulkan keberanian, lalu berkata, “Kenapa … aku harus tinggal denganmu, Paman?”Sebuah senyum muncul di wajah Dastan, tak sepenuhnya hangat. “Karena kau calon istriku. Dan aku, sebagai calon suamimu, merasa kita butuh lebih banyak waktu untuk saling mengenal.”Jantung Lyra mencelos. Tatapan pria itu menusuk—ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri.“Tapi—”“Turunlah, Lyra.”Lyra tersentak dan menoleh. Ibunyalah yang telah berbicara.Talia … benar-benar setuju dengan hal ini? Bukankah selama ini wanita itu paling tak suka kalau Lyra jauh darinya, karena berarti kendalinya akan berkurang?Dastan kembali bersuara, dengan nada ringan yang membuat Lyra justru semakin tertekan. “
Last Updated : 2025-04-05 Read more