Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / Chapter 21 - Chapter 24

All Chapters of Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa: Chapter 21 - Chapter 24

24 Chapters

20. Peti Mati Spiritual

Cahaya matahari menyinari pelataran Paviliun Dracarys, tapi bagi Claudia, dunia seakan menggelap. Ia berdiri mematung di tengah halaman paviliun ... tenggorokannya terasa mengering, sementara setitik keringat dingin menggelinding pelan dari pelipis ke sisi wajahnya. Udara di sekitarnya seharusnya hangat... tapi kulitnya justru menggigil.Di hadapannya, api spiritual yang menyala di lentera kristal memantul di mata Kevin Drakenis. Bola matanya tak berkedip, serupa cermin kosong yang menyerap cahaya dan mengembalikannya sebagai ancaman tak bersuara. Claudia menelan ludah. Tatapan itu... bukan milik manusia biasa."Beruntung aku tidak jadi musuhnya," bisiknya dalam hati, menahan jemari yang mulai bergetar pelan. Ia mengepalkan tangan di balik gaunya yang melekat erat di tubuhnya, berusaha meredam gemetar yang menyebar dari dada hingga ke ujung lutut.Kevin tak berbicara. Ia hanya berdiri di balik meja batu obsidian, menatap daftar pesanan yang telah ia ajukan. Claudia membacanya satu per
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

21. Menetralisir Darah Iblis Es

Langit sore di atas Paviliun Dracarys memerah seperti bara, seolah mencerminkan kegelisahan yang bergolak di dalam bangunan megah itu. Di sebuah kamar perawatan mewah yang remang dan sunyi, Ravena terbaring lemah di atas ranjang putih bersprei sutra. Napasnya tersengal, terengah seperti tersangkut di tenggorokan, dan dari kulit pucatnya tampak samar kilau kebiruan—pertanda bahwa Darah Iblis Es di dalam tubuhnya sedang memberontak.Udara di ruangan itu dingin menggigit, bukan karena alat pendingin, tapi karena hawa beku yang merembes dari tubuh Ravena. Embun es membeku di ujung rambutnya yang terurai, dan jari-jarinya membiru perlahan seperti hendak menjadi kristal.“Tekanan tubuhnya turun drastis... Suhunya nyaris membekukan alat monitor,” bisik salah satu dokter sambil menyesuaikan masker oksigen yang menutupi wajah Ravena.Di balik pintu, suara langkah tergesa menggema di sepanjang lorong marmer. Kevin Drakenis nyaris menerobos masuk saat melihat tubuh Ravena menggigil hebat di bali
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

22. Kekuasaan Chief Executive

“Apa kamu sudah membawakan semua yang aku minta?”Nada suara Kevin datar dan dingin, seolah tak berasal dari seorang manusia, melainkan dari gunung es yang menjulang tak tersentuh. Ia tak menoleh sedikit pun ke arah Claudia, matanya tetap terpaku ke luar jendela kamar perawatan yang diselimuti kabut tipis, seperti menyembunyikan kemarahan di balik ketenangan.Claudia berlutut di hadapannya, lututnya menyentuh lantai dingin marmer yang mengilap. Tangannya memeluk erat kantong belanja berisi bahan-bahan yang diminta. Ia tahu—satu kesalahan kecil saja, nyawa seseorang bisa melayang.Ruangan itu sunyi, seolah membeku oleh tekanan spiritual yang memancar dari Kevin. Para perawat dan dokter yang sebelumnya lalu-lalang kini lenyap, mundur satu per satu setelah merasakan hawa menusuk yang menjalar seperti kabut musim dingin. Suhu di dalam ruangan seolah turun drastis, membuat Claudia menggigil meski tubuhnya dilindungi mantel tebal.“Sudah, Chief,” ucapnya dengan suara bergetar, namun berusah
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

23. Memadatkan Pil Spiritual

Udara di ruang alkimia itu dipenuhi aroma logam dan embun herbal yang samar. Suasana hening, nyaris beku, seolah waktu menahan napasnya sendiri. Di tengah ruangan yang dilingkupi lingkaran sihir kuno, cairan padat melayang dan berputar lambat di udara. Tidak seperti air biasa—zat itu berkilau seperti kaca cair, mengalir dan berdenyut dengan napasnya sendiri. Satu per satu butiran bercahaya melayang turun, bergerak dalam tarian teratur menuju telapak tangan Kevin, seolah ditarik oleh kekuatan purba yang tak kasat mata.Aura spiritual memancar dari tubuhnya seperti gelombang panas di atas api. Matanya menyala tajam, penuh konsentrasi yang nyaris menyakitkan untuk disaksikan. Aliran energi di sekitarnya bergemuruh pelan, tak terdengar oleh telinga biasa namun bisa dirasakan oleh tulang. Setiap helaan napas Kevin menggetarkan ruang, membuat udara berdesir aneh.Claudia berdiri tak jauh di belakangnya, namun satu hentakan kecil dari energi yang terlepas membuat tubuhnya mundur setapak, refl
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status