Home / Rumah Tangga / Mengemis Maaf Istriku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Mengemis Maaf Istriku : Chapter 21 - Chapter 30

32 Chapters

Bab 21

"Gheza?" gumam Livia tak percaya."Livia? Kamu ... ngapain di sini?" Laki-laki berpenampilan rapi itu menatap sekelilingnya.Hana, Dania dan Hakam tampak heran. Kenapa mereka saling kenal?"Aku–" "Eum, Livia itu adik iparku, Gheza. Istrinya Hakam," potong Hana cepat.Gheza menoleh kearah Hana kemudian kembali menatap Livia. Laki-laki itu menatap Livia dari ujung rambut hingga ujung kaki, penampilan perempuan itu tampak lusuh, sangat berbanding terbalik dengan Hakam yang tampil stylish.Hana tak suka saat melihat Gheza menatap Livia tanpa kedip. Apalagi iparnya itu masih saja berdiri di sana sambil memegang nampan berisi teh yang ia minta tadi."Ahm, Livia. Taruh tehnya di sini, abis itu siapin makanannya, ya? Abis ngeteh kita mau langsung makan siang," kata Hana. Livia menurut, dia menaruh nampan tadi diatas meja dan segera kembali ke dapur.Sesampainya di dapur, perempuan itu berdiri didekat kulkas dan memegang dadanya yang terasa berdebar. Dia mencoba menepis, kenapa rasanya aneh s
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 22

Sebulan sudah berlalu, pagi itu Keysha bangun dengan debar di dadanya. Dia kembali mengecek kalender seperti biasa, sudah tanggal 12 tapi dia belum juga ... gadis itu menggigit bibir mengingat sesuatu hal buruk yang akan terjadi.Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan kalau dugaannya benar?Keysha tak berhenti mondar mandir, tiba-tiba saja perutnya terasa bergejolak saat menghidu aroma masakan yang berasal dari dapur. Sudah beberapa hari ini dia memang kerap mengurung diri di kamar, beralasan sedang tak enak badan."Dek, kamu udah bangun belum?" Hanum mengetuk pintu kamar Keysha sembari memanggilnya.Perempuan itu merasa khawatir dengan keadaan sang adik. Tak biasanya Keysha demam sampai berhari-hari. Yang ia tau, sejak kecil Keysha termasuk anak yang kebal dengan segala hal.Keysha yang tengah mual dan pusing merasa terganggu dengan kedatangan Hanum. Dengan terpaksa dia bangkit dan berjalan kearah pintu. Kepalanya berputar, perutnya masih sama bergejolak. Untuk menetralisir rasa m
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 23

"Livia maaf, biarkan mereka ikut, ya?" Hakam memohon.Livia membuang muka, dia berusaha menahan letupan amarah di dadanya. Kenapa susah sekali untuknya mendapat waktu bersama suaminya sendiri?"Livia, mas mohon. Kali ini ... saja, siapa tau dengan cara seperti ini akan membuat kalian akur dan dekat." Hakam meraih tangan istrinya. Dia tau jika Livia kecewa dengan keputusannya, tapi dia juga tak kuasa untuk melarang ibunya serta Hana untuk ikut. Dia takut mengecewakan keluarganya."Tapi kamu udah janji kita bakal jalan bertiga aja, Mas!" sanggah Livia."Iya, Mas tau. Makanya mas minta maaf, mama dan yang lain tiba-tiba keluar dan minta ikut. Bukan mas yang ngajak," kata Hakam serba salah."Ya, kan, kamu bisa nolak, Mas! Bikin alasan apa, kek!" sewot Livia kesal. Hakam menghembuskan napas kasar, sulit untuknya memilih jika tengah disituasi seperti ini."Tau gini aku nggak bakal ikut tadi!" omel Livia. Tapi dia masuk juga kedalam mobil, dia sudah terlanjur berkemas jadi lebih baik tetap p
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Bab 24

Sementara itu, Livia dan yang lain baru saja tiba disebuah mall terbesar di kotanya. Hanan dan Hanin berlarian menyusuri luasnya bangunan itu. Hana dan Dania dibuat kewalahan, dan ujung-ujungnya Hakam lagi yang harus menaklukkan dua anak kembar itu.Livia berjalan dibelakang Hakam dan keluarganya. Perempuan itu misuh-misuh, bukan liburan seperti ini yang dia mau. Hakam hanya fokus pada dua keponakannya, sedang dia dibiarkan sendiri seperti asisten mereka."Mbak Hana, Tante?" Tiba-tiba seorang perempuan manis menyapa Dania dan Hana. Livia yang berdiri dibelakang mereka hanya bisa menatap penasaran, siapa perempuan itu?Awalnya Livia tampak tak peduli dengan interaksi mereka dengan orang yang tak ia kenal itu. Sampai akhirnya sang perempuan mendekati Hakam dan memeluknya serta mencium kedua belah pipi laki-laki itu dengan santainya. Yang membuat Livia semakin panas adalah reaksi Hakam, laki-laki itu terlihat santai dan malah menikmati adegan tadi."Mas!" Livia berjalan dan menyentak Hak
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Bab 25

Baru saja Keysha hendak membuka mulut, Karim sudah lebih dulu menyambar."Hanum, jangan dipaksa. Keysha masih syok itu, nanti kalo udah tenang dia juga bakal cerita, kok!" Hanum menoleh pada suaminya. Malu rasanya, gara-gara kelakuan sang adik ia tak tau harus taruh dimana mukanya dihadapan Karim dan keluarganya."Kita harus segera tau, Mas! Dia yang berbuat dan aku yang menanggung malu! Harus gimana aku jelasin ke ibu dan bapak nanti?" Tangis Hanum kembali pecah.Perempuan itu menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Bahunya bergetar, suara isakannya terdengar memilukan. Keysha merasa sangat bersalah, begitu juga dengan Karim. Dua pengkhianat yang notabenenya adalah keluarga sendiri."Mas tau apa yang tengah kamu rasakan, Yank. Tapi mas minta kamu untuk tenang dulu, ya? Nanti setelah Keysha tenang mas yakin dia bakal cerita." Karim meraih tangan istrinya dan menggenggamnya. Melihat itu membuat Keysha membuang muka. Ada cemburu yang dia rasakan saat melihat Karim bermesraan den
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Bab 26

Hanum yang tak sengaja mendengar percakapan Karim dan Keysha di dapur merasa tubuhnya lemas seketika. Bagai dihantam godam besar, dada Hanum tiba-tiba terasa sesak. Dia berulang kali memukul pipinya sendiri, berharap semua itu hanya bunga tidurnya."Kamu gila, Mas? Dimana hatimu? Ini anakmu, darah dagingmu, Mas!" teriakan Keysha menyadari Hanum jika apa yang dia dengan nyata adanya."Pelankan suaramu, Key! Jangan sampai Hanum mendengar semua ini." Karim membekap mulut Keysha hingga iparnya itu melawan dengan cara menepis tangannya."Biar saja, kalau perlu aku akan mendatangi mbak Hanum sekarang dan menceritakan semuanya!" gertak Keysha hendak berbalik, tapi lekas Hakam meraih pergelangan tangannya."Jangan macam-macam, Key! Bisa-bisa Hanum mengamuk jika tau." "Bagus kalau dia tau, bukankah kamu dan dia sampai sekarang belum dikaruniai anak, Mas? Kamu mau bertahan dengan wanita mandul itu dan melepas aku dan calon anakmu?" Mendengar kalimat menyakitkan dari Keysha membuat Hanum merad
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Bab 27

"Benar-benar gila kau, Mas!" sentak Livia. Hakam malah tertawa keras melihat wajah panik sang istri."Aku memang gila, Livia. Sudahlah, jangan buat aku tambah gila kemudian nekat melakukan sesuatu padamu." Livia melihat ada yang berbeda dari Hakam, dan itu membuatnya sedikit takut. Bagaimana kalau laki-laki itu mencelakainya dan Yazeed?"Tetaplah di sini, jadi istri penurutku seperti dulu. Kamu bisa, kan?" pinta Hakam sembari membelai lembut pipi Livia."Nggak! Jangan mimpi aku akan kembali seperti dulu, Mas. Aku nggak sudi menjadi penurut jika kemudian malah semakin diinjak-injak," tolak Livia tegas."Terserah kamu Livia. Tapi satu yang harus kamu tau, sampai kapan pun aku tak akan melepas kamu dan juga Yazeed. Kamu akan tetap menjadi istriku apa pun yang terjadi," tandas Hakam.Dia menutup laptopnya dan beranjak dari sana, meninggalkan Livia dengan keresahan hatinya. Perempuan itu berpikir keras, bagaimana caranya agar bisa lepas dari Hakam?*Di rumah orang tua Livia, ketegangan te
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

Bab 28

Beberapa hari sudah berlalu. Sejak malam dimana Hanum dan keluarga Karim berunding, ia masih belum memberi jawaban pasti atas permintaan Marni yang ingin menutupi hubungan Keysha dan Karim dari orang tuanya.Hanum masih abu-abu, dia memikirkan banyak hal. Jika ia memberitahu ibu dan bapaknya, apa mereka tak akan berpikiran? Tapi bagaimana pula jika dia tak memberitahu? Ia yakin, serapat apa pun ia menyembunyikan rahasia itu, pasti akan terbongkar juga lambat laun."Nak, kamu kenapa? Baru datang malah ngelamun." Suara lembut sang ibu membuyarkan lamunan Hanum yang tengah duduk disamping rumahnya.Perempuan itu langsung menoleh dan menyunggingkan senyum semanis mungkin. Ia memang baru saja sampai di kampung, perempuan itu berangkat sendiri dari rumah."Gimana adikmu di sana? Nggak ngerepotin Karim dan keluarganya, kan?" Wanita bernama Atun itu duduk disamping sang putri.Hanum menghela napas pelan, kemudian meneguk sedikit susu hangat buatan ibunya. Dadanya sesak jika harus mengingat ma
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

bab 29

Keysha yang ditinggal Hanum pulang kampung terpaksa mengurung diri di kamar. Ia hanya akan keluar jika ada hal mendesak. Seperti kali ini, Keysha tiba-tiba merasa haus jadi dia memutuskan ke dapur untuk mengisi botol minumnya."Kamu itu harus mikir, Karim! Memangnya kamu nggak mau punya anak?" Samar-samar Keysha mendengar perbincangan dari arah dapur yang sepertinya adalah Marni dan Karim.Saat Keysha mencoba bersembunyi dan mengintip ke dapur, ternyata dugaannya benar. Di sana, di meja makan Karim dan Marni tengah berbincang dengan mimik wajah yang serius. Entah apa yang tengah ibu dan anak itu bahas, karena penasaran Keysha memutuskan menguping dari balik tembok pembatas dapur dan ruang tengah."Siapa, sih, yang nggak mau punya anak, Bu? Tapi aku maunya dari Hanum, bukan Keysha!" Keysha meremas dadanya yang terasa nyeri akibat mendengar ucapan Karim."Terus dari Hanum dapat? Enggak, kan?" tampik Marni, Karim tak menjawab."Pernikahan kalian sudah mau jalan 4 tahun, loh, Karim. Dan s
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Bab 30

Dengan perasaan yang campur aduk, Livia keluar dari kamar dengan tangan menggenggam slip bukti transfer yang ia dapat dari saku celana Hakam.Sesampainya diluar, ternyata suaminya tengah bermain bersama sang anak di ruang tengah. Yazeed terlihat tertawa kecil saat Hakam mengajaknya bercanda. Pemandangan yang baru saja ia temui, belum sebulan ia dan Yazeed menikmati momen kebersamaan yang benar-benar dengan Hakam, laki-laki itu kembali berulah."Ini apa, Mas?" Livia menyodorkan slip bukti transfer tadi pada Hakam.Laki-laki yang tengah bermain dengan anaknya itu menoleh, detik kemudian Hakam tampak terkejut. Livia tersenyum sinis melihatnya, kelihatan sekali jika Hakam berniat menyembunyikan itu darinya."I–itu ... kamu dapat dari mana, Livia?" Hakam terkejut."Jawab saja pertanyaanku. Apa maksudnya ini?" ulang Livia tegas.Beberapa detik menunggu, Livia tak kunjung mendapat jawaban. Laki-laki itu sibuk menyusun kata yang pas untuk diberikan pada sang istri. Hakam merutuki dirinya send
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status