Indah masih tersedu, bahunya bergetar hebat menahan tangis. Ejekan Esti tadi menusuk hatinya seperti belati yang ditancapkan berkali-kali.“Nggak usah banyak drama, dasar murahan,” suara Esti terdengar tajam, dingin, dan tanpa belas kasihan.Haris yang sejak tadi menahan diri, akhirnya kehilangan kesabarannya. Matanya menyala, rahangnya mengeras, dan tangannya mengepal erat, siap meledak kapan saja."Kenapa, Mas? Nggak terima gundikmu aku panggil murahan?" Esti menyeringai penuh kebencian. "Kalau bukan murahan, apa? Perempuan baik-baik? Mana ada perempuan baik-baik yang mau dengan suami orang?"Indah menunduk, menggigit bibirnya sendiri, mencoba menahan gejolak di dadanya.Esti melangkah mendekat, matanya menatap Haris dengan tatapan penuh amarah dan penghinaan. "Mas, kalau kamu sudah kere, miskin, perempuan itu juga akan meninggalkanmu. Percaya aku, dia hanya mau hartamu!"Jari telunjuknya teracung ke arah Indah, seolah-olah menudingnya sebagai makhluk paling hina di dunia ini.Henin
Huling Na-update : 2025-04-04 Magbasa pa