Home / Romansa / EX to NEXT 21+ / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of EX to NEXT 21+: Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

10. Badai

Chapter 10BadaiBianca dan Evander keluar dari toko bunga lalu masuk ke dalam mobil, mereka menuju China Crown di Salamaca. Sementara hujan mulai membasahi jalanan dan gedung kota Madrid, Evander memeriksa perkiraan cuaca di layar yang terdapat di dasbor mobilnya. “Akan ada badai,” kata Evander. “Semoga tidak terjadi,” sahut Bianca. “Cuaca tidak menentu sekarang.” “Benar.” “Aku benci hujan.” “Karena memengaruhi jadwal penerbangan?” “Ya, salah satunya,” jawab Evander, “bagaimana denganmu?” “Aku menyukainya. Mendengarkan rintik hujan seperti mendengarkan alunan musik klasik, ada kedamaian di sana.” Evander tersenyum mendengar alasan Bianca. “Kau masih suka musik klasik?” “Kukira kau melupakannya.” Tidak ada yang dilupakan Evander, bahkan ciuman pertama mereka di perpustakaan pun Evander masih jelas mengingatnya. Itu adalah ciuman pertama Evander, juga Bianca. Mereka melakukannya di lorong perpustakaan, di antara jejeran rak-rak buku dan bersembunyi dari banyaknya orang di pe
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

11. Evander Cemburu

Chapter 11 Evander Cemburu Badai yang menerjang Madrid kemarin sore membuat atap kaca kebun bunganya roboh dan menimpa beberapa tanaman bunga, untungnya kerusakannya tidak terlalu parah sehingga tidak menimbulkan masalah besar. Hanya saja beberapa bunga yang memerlukan perlakuan khusus di bawah bangunan beratap kaca harus dipindahkan untuk sementara, terutama bunga Lily of the Valey yang memerlukan banyak matahari tetapi harus tetap terjaga kelembapannya. Bianca mengulurkan botol minuman dingin pada Evander yang beru selesai memindahkan kotak berisi tanaman Lily, mantan kekasihnya itu datang pagi-pagi sekali bahkan saat toko bunganya belum buka dan membantunya melakukan pekerjaan memperbaiki kebun bunganya yang rusak sehingga mempercepat pekerjaan para pekerja. Entah apa motif Evander, antahlah. Bianca tidak mau ambil pusing saat ini yang pasti ia hanya ingin kebunnya diperbaiki secepatnya dan bunga-bunganya aman. “Kurasa bangunan ini harus dirombak secara menyeluruh, mate
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

12. Bukan Mainan

Chapter 12Bukan Mainan Saat memasuki lobi apartemennya, Evander mendapati Valeria berada di sana. Ia memang tidak memberikan kode akses tempat tinggalnya kepada siapa pun termasuk sekretaris pribadinya, bukan tanpa alasan. Ia tidak ingin privasinya terganggu. Wanita itu terlihat kesal menatap Evander sambil melangkah mendekat. “Ada sesuatu yang mendesak?” tanya Evander dengan santai. “Kau tidak mengaktifkan ponselmu dan aku tidak tahu harus ke mana mencarimu,” jawab Valeria. Evander melangkah dengan acuh diikuti Valeria menuju lift. “Mulai sekarang kau bisa mencariku ke La Luna Florist.” “Kau harus bisa membedakan mana kepentingan pribadi dan pekerjaan, kau tidak bisa mencampuradukkannya bahkan mematikan ponselmu dan mengabaikan pekerjaan karena wanita,” kata Valeria dengan ketus. “Kurasa kau tidak berhak menceramahiku,” kata Evander tanpa menoleh. “Kau kesal karena Isabel?” “Salah satunya iya dan orang tua mantan kekasihmu belum menyerah ingin menanamkan saham di perusahaan
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

13. Kesempatan Kedua

Chapter 13 Kesempatan Kedua Bianca terbelalak karena Evander tiba-tiba merebut ponselnya lalu mematikan telepon. “Kau,” desis Bianca geram. Evander dengan gerakan santai memasukkan ponsel ke dalam saku celananya. “Aku tidak suka ada orang yang mengganggu makan malamku,” kata Evander dengan tegas dan menatap Bianca dengan tatapan datar. Bianca menghela napas dan menatap Evander dengan jengah sementara Lisa berdiri meninggalkan tempat tinggal Bianca. “Dia pelanggan tokoku dan dia memesan bunga, kau tidak seharusnya....” “Pria itu memiliki maksud lain, memesan bunga hanya alasannya saja,” potong Evander. “Aku tidak peduli apa modus pria itu, yang aku pedulikan hanya dia membeli bungaku,” kata Bianca seraya mengangkat dagunya tinggi-tinggi seolah menentang Evander. Evander menatap Bianca dengan jengkel, ia bisa saja membeli seluruh bunga di toko Bianca beserta tokonya dan Bianca seharusnya tahu jika ia bisa melakukannya. Tetapi, Evander menahan diri untuk tidak memperlihatkan
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

14. Calon Istri

Chapter 14Calon IstriBianca mengira jika urusannya dengan Evander telah selesai kemarin malam setelah dengan tegas ia menolak pria itu, tetapi di luar dugaan pria itu pagi-pagi sekali sudah berada di depan toko bunganya. Bianca menghela napasnya karena kesal pagi harinya harus berurusan dengan Evander padahal kemarin malam setelah mendapatkan penolakan darinya, Evander meninggalkan tempat tinggal Bianca.“Kurasa hari ini kau tidak perlu membantuku lagi karena rumah kacaku sudah hampir selesai,” kata Bianca dingin seraya memasukkan kunci pintu toko bunganya. “Aku tahu, tapi aku datang ke sini bukan untuk membantu pekerjaan kebunmu lagi,” jawab Evander membuat Bianca mengerutkan kedua alisnya. “Aku membawa laptopku.”Bianca menoleh pada Evander yang berdiri di sampingnya dan memang benar pria itu menjinjing tas laptop lalu pandangan Bianca beralih ke mata Evander. “Dengar, kau seharusnya bekerja di kantormu,” kata Bianca seraya memutar kuci pintu.Evander membalas tatapan Bianca den
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

15. Kesepakatan

Chapter 15Kesepakatan Bianca belum mengucapkan apa pun kepada Evander atas pengakuan pria di depannya ketika ponselnya berdering dan saat ia menjawab panggilan itu berasal dari wanita yang tidak dikenal dan parahnya wanita itu mencari Evander. Ia ingin sekali memaki Evander yang menurutnya lancang memberikan nomornya kepada orang lain apalagi kepada wanita. Bianca memberikan ponselnya kepada Evander sambil merengut lalu bersedekap di depan Evander tanpa berniat menjauh, ia menatap Evander dengan tatapan mengintimidasi. “Valeria,” kata Evander.“Aku sudah bilang jangan mematikan ponselmu dan kau tidak mengindahkan aku,” sembur Valeria begitu mendengar suara Evander.“Ada apa?” tanya Evander seraya tersenyum kepada Bianca dan satu tangannya terulur mengusap-usap kepala Bianca. “Ayahmu meminta bertemu hari ini,” jawab Valeria. “Dia di Madrid?” “Jam berapa dia tiba?” “Ayahmu ada di ruanganmu.” Seketika alis Evander berkerut dalam. “Kau tidak serius, kan?” “Apa aku pernah bercan
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

16. Perjodohan

Chapter 16 Perjodohan Isabel Rodríguez mengemudikan mobilnya meninggalkan toko pakaiannya di Madrid, tidak terasa ia telah menjalankan bisnisnya selama tiga tahun dan bisnisnya kini berkembang cukup baik. Sebagai pengamat fashion ia selalu mengikuti gaya busana anak muda yang sedang menjadi tren lalu mengaplikasikannya pada bisnisnya tanpa meninggalkan model pakaian basic di tokonya membuat tokonya hampir tidak pernah sepi pembeli baik secara offline maupun online. Meskipun begitu Isabel tidak lantas puas dengan pencapaiannya, sebagai orang yang baru terjun ke dunia ia bertekad untuk terus mengembangkan bisnisnya dan pastinya ingin bisa bertahan di bisnis fashion yang memang menjadi impiannya. Orang tuanya adalah pengusaha, kedua kakak laki-lakinya juga pengusaha yang meneruskan bisnis keluarga. Hanya Isabel yang berjalan sendiri menggeluti bisnis yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bisnis keluarga. Tetapi, keluarganya sangat mendukungnya bahkan mengeluarkan dana yang ti
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

17. Pria Kesepian

Chapter 17 Pria Kesepian “Kau gila!” dengus Bianca lalu berbalik dan kembali melangkah dangan hati gusar. Menikah, menikah apa? Ia belum pernah berpikir untuk menikah apalagi menikah dengan Evander. “Bisakah kita bicara serius?” tanya Evander seraya mengikuti Bianca yang melangkah dengan cepat. “Dengar, aku sudah bilang jangan menemuiku lagi,” kata Bianca tanpa menoleh, “aku bahkan belum memaafkanmu dan kau sekarang justru membual seperti ini.” Evander menarik siku Bianca membuat Bianca menghentikan langkahnya, wanita itu menghela napas kesal sambil menatap Evander dengan tatapan yang tidak bisa dibilang ramah. “Ayo temui orang tuamu. Ke Barcelona,” kata Evander tanpa ragu-ragu. Bianca justru tertawa pelan tanpa humor. “Drama apa yang sedang kau mainkan?” “Bi, aku serius," kata Evander dengan sangat tegas. Bianca tersenyum sinis seraya melepaskan sikunya yang dipegang Evander. “Kau dulu mempermainkan aku, lalu saat kita bertemu kembali tiba-tiba kau ingin kita me
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

18. Pacar

Chapter 18PacarBianca tidak pernah membayangkan bagaimana Evander dengan kehidupan sempurnanya—memiliki segalanya, keluarga yang utuh lalu orang tuanya bercerai dan ibunya harus menjalani terapi di panti rehabilitasi sementara ayahnya telah memiliki kehidupan baru dengan wanita lain lalu ia harus menjalani kehidupan baru yang pastinya sangat berbeda. Pastinya tidak mudah menjalani kehidupan seorang diri hingga mungkin sangat kesepian dan kini telah berada di puncak kesepiannya hingga tidak mampu membendungnya lagi. Batin Bianca merasa tersentuh, tangannya terulur dan dengan pelan menepuk-nepuk punggung Evander, membiarkan Evander semakin erat memeluknya beberapa saat berharap agar pria itu merasa lebih baik.Evander mengusap matanya yang dipenuhi air mata. “Maafkan aku, kau harus mendengarkan aku.” Bianca menjilat bibirnya. “Aku tidak keberatan mendengarkannya, meskipun aku mungkin tidak bisa membantumu.” Evander merenggangkan pelukannya lalu meletakkan kedua tangannya dibahu Bia
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

19. Seksi dan Menggairahkan

Chapter 19Seksi dan menggairahkan Isabel menyandarkan punggungnya di jok Mini Cooper -nya seraya memandangi beberapa orang yang menyeberang di zebra cross di depan mobilnya. Setelah bertemu kakaknya di restoran ia kembali ke tempat tinggalnya untuk bersiap pergi ke Barcelona menemui ayahnya, tetapi ayahnya justru menghubunginya untuk memberitahu siapa pria yang akan dijodohkan dengannya. Tentu saja Isabel mengurungkan niatnya untuk pergi ke Barcelona karena tidak ada lagi yang perlu didiskusikan dengan ayahnya, justru seharusnya ia ingin berterima kasih. Ia lalu menemui Evander dengan maksud untuk memberitahu perihal perjodohan mereka, tetapi tidak menyangka jika Evander sedang bersama Bianca di tempat tinggalnya.Entah sejak kapan Evander dan Bianca menjalin hubungan, yang jelas setelah pria incarannya itu mengunggah foto Bianca dengan boneka Teddy Bear, ia menemui Evander. Ia melemparkan seluruh harga dirinya seolah mengemis kepada pria itu agar hubungan mereka tetap seperti sedi
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status