All Chapters of Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya: Chapter 21 - Chapter 26

26 Chapters

Cinta Kaisar Iblis

Seketika setelah tubuh Arcelia luruh dalam pelukan Sylas, udara di sekeliling pecah oleh cahaya merah keemasan. Waktu seperti membeku. Angin berhenti berhembus. Bunga-bunga ilusi terbakar dalam sekejap dan runtuh menjadi abu. Dalam satu kilatan cahaya, sosok Azrael muncul—mata menyala menyimpan badai, jubahnya mengepul seperti kabut neraka yang murka. Tanpa suara, tanpa ancaman. Tapi atmosfer hancur dalam kehadirannya. Sylas terlempar ke belakang sebelum sempat berkata apapun, dan tubuh Arcelia melayang ke dalam pelukan Azrael. Dengan satu tangan, ia menahan kepala Arcelia agar bersandar di dadanya, sementara tangan lainnya membungkus pinggangnya, menyalurkan sihir perlindungan yang nyaris menyerupai doa. “Arcelia... Ratuku...” bisiknya, lebih lirih dari biasanya. Suara itu pecah. Lain dari Azrael yang agung dan tak tergoyahkan. Arcelia bisa mendengarkan suara itu penuh sarat akan rasa khawatir dan ketakutan, seorang penguasa seperti Azrael yang tidak kenal rasa takut merasa keta
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Pertentangan Azrael dan Sylas

Lorong Rahasia di Istana Bayangan – Malam Hari Lorong itu dipenuhi dinding hitam berurat merah tua, seperti akar hidup yang berdenyut perlahan. Obor magis membakar biru redup, menciptakan bayangan panjang yang menari di batu-batu tua. Lucien melangkah pelan, mengikuti aroma samar lavender bercampur asap sihir. Di ujung lorong, sebuah ruangan terbuka, dipenuhi permadani tua dan rak-rak berisi gulungan sejarah yang tidak pernah dibaca lagi. Di tengah ruangan, seorang wanita duduk di singgasananya sendiri—bukan dari emas, tapi dari akar dan kristal yang hidup. Kulitnya pucat kehijauan, rambutnya keperakan dengan sulur hitam halus, dan matanya berkilau seperti mata elf kuno. “Sylas.” Suara wanita itu dalam, rendah, tapi menggoda. Bukan seperti ibu—lebih seperti seorang ratu yang bicara pada pion favoritnya. Sylas mengerutkan alis. “Kenapa kau memanggilku ke tempat ini, Duquesa?” Duquesa adalah pelindung Sylas, selama ini Sylas mengenalnya sebagai seseorang yang merawat dan menjaganya
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Pulihnya Paman Liam

Udara pagi menyelinap masuk lewat celah jendela yang sedikit terbuka. Aroma embun dan bunga melati yang tumbuh di pekarangan membawa kesejukan yang jarang dirasakan di rumah tua itu. Jam dinding menunjukkan pukul lima lebih sepuluh menit ketika mata Liam terbuka perlahan.Rasa rindu yang membuncah kepada Arcelia sampai terbawah ke alam mimpi.‘Ya Dewa, tolong jaga keponakanku dimanapun dia sekarang’ itu doa yang dia rapal setiap kali merindukan keponakannya itu.Ia mengedip pelan, membiarkan cahaya pagi menari-nari di pelupuk matanya.Sudah berapa tahun sejak terakhir kali ia bangun dengan rasa ringan seperti ini?Biasanya, ia akan menatap langit-langit kamar, menunggu tubuhnya sadar sepenuhnya dari tidur yang sering kali diselingi rasa nyeri dan frustrasi. Tapi pagi ini... berbeda. Sangat berbeda.Ada sensasi aneh di kakinya. Rasa kesemutan yang menjalar dari ujung jari kaki hingga ke paha. Sensasi itu terus meningkat, seperti ribuan jarum halus yang menyengat pelan—menandakan sesuat
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Hutan Terlarang

Eden berdiri mematung di depan jendela ruang makan. Cahayanya yang keemasan menyinari wajahnya yang serius, mata hazel itu menatap kosong pada pekarangan belakang rumah yang kini tampak terlalu tenang, terlalu biasa. Tapi pikirannya tak bisa diam. Ada kegelisahan yang tidak bisa ia jelaskan.Ia menatap punggung Ayahnya dari kejauhan—Liam sedang duduk di bawah pohon besar, ditemani secangkir teh hangat dan selimut tipis. Ayahnya bersikap normal, seolah-olah tidak ada yang aneh dengan keajaiban yang terjadi dengan kaki lumpuhnya, seolah semua ini masuk akal. Padahal kelumpuhan itu sudah dia derita lebih dari tiga belas tahun lamanya.Bagi Eden, justru di situlah masalahnya.Eden merasa kalau kesembuhan kaki Ayahnya ada hubungannya dengan Arcelia.Marla semakin mudah tersulut emosi. Kebenciannya kepada Arcelia semakin menggunung semenjak Nora dan Lydra mati di peristiwa malam itu. Mati dalam keadaan mengenaskan.Eden mengepalkan tangannya.“Arcelia… apa yang sebenarnya terjadi padamu?” p
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Benih Pemberontakan Sylas

Angin hutan berdesir lembut, menggoyangkan dahan-dahan pohon tua yang menjulang seperti penjaga abadi. Aroma tanah lembap bercampur dengan harum bunga liar mengambang di udara, membawa nuansa mistis yang tak terucapkan. Di antara pepohonan besar yang tertutup lumut, seorang pemuda berdiri diam, jubahnya tertiup angin.“Sylas…untuk apa kamu mencariku?”Suara perempuan lembut memecah keheningan.Sylas menoleh perlahan, mata keperakannya menyorot dalam ke arah sosok anggun yang muncul dari balik pohon. Rambut peraknya tergerai, seperti helai cahaya bulan yang terurai. Pakaian hijaunya melebur sempurna dengan hutan di sekelilingnya. Ia tampak seperti jelmaan dewi hutan… atau iblis dalam wujud paling memesona.Tapi bagi Sylas… dia hanya satu sosok.Seseorang yang selama ini selalu hadir seperti bayangan. Mendekat lalu menghilang. Menghangatkan… tapi tak pernah betul-betul menyentuh hidupnya. Seseorang yang mengaku ibunya beberapa hari lalu.“Marovielle,” ucap Sylas datar, seperti biasa. Bu
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more

Kael

Lorong menuju kediaman Pangeran Kael berlapis karpet merah gelap, sunyi seperti lorong rahasia dalam labirin keabadian. Cahaya obor temaram menyentuh dinding batu, menciptakan bayangan bergoyang yang seperti mengawasi setiap langkah Sylas.Ia berjalan mantap, membawa keputusan di dalam kepalanya dan kebimbangan samar dalam hatinya.Di ujung lorong, dua pengawal membungkuk saat mengenalinya. Tanpa banyak bicara, mereka membuka pintu menuju ruang pribadi Kael—ruangan luas bergaya klasik, dipenuhi rak buku, lukisan keluarga, dan aroma bunga khas yang selalu memenuhi udara di sekeliling Kael.Kael sedang duduk di kursi rendah di dekat jendela, memainkan liontin kecil dari batu kristal biru yang tergantung di lehernya. Sebuah simbol perlindungan, pemberian ibunya.Tatapannya menajam saat melihat Sylas masuk. “Kamu datang lagi,” katanya datar. “Apa kali ini kamu ingin bertengkar seperti biasa, atau—”“Aku ingin bicara.” Suara Sylas tenang tapi penuh dorongan emosi.Kael mengangkat alis. “It
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status