"Kamu masih marah?"Aisyah menatap Reza yang duduk di hadapannya dengan ekspresi tenang, tetapi matanya sulit ditebak. Mereka berada di sebuah kafe kecil di sudut kota, tempat yang pernah mereka datangi sebelumnya. Bedanya, kali ini tidak ada paksaan. Tidak ada Nadia. Tidak ada bayang-bayang orang lain. Hanya mereka berdua."Aku nggak marah, Mas," jawab Aisyah akhirnya, suaranya pelan, tetapi tegas. Dia berusaha menampilkan ketenangan meski dalam hatinya masih bergejolak.Reza mendesah, tampak tidak yakin. "Tapi kamu juga nggak baik-baik aja."Aisyah menundukkan kepala, merasakan beban di dadanya. Dia memang tidak baik-baik saja. Banyak hal masih mengganjal di hatinya—tentang pernikahannya, tentang Nadia, tentang perasaannya sendiri. Tapi mengungkapkan semua itu? Rasanya terlalu sulit. "Aku cuma... lagi menyesuaikan diri," katanya, memilih kata-kata dengan hati-hati, berharap bisa menyampaikan perasaannya tanpa menambah ketegangan.Reza mengamati wajahnya, seolah berusaha mencari tahu
Last Updated : 2025-03-16 Read more