Home / Rumah Tangga / Cinta Manis Suamiku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Cinta Manis Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20

26 Chapters

Part 11

Lentera mengetukkan pena yang dipegangnya di atas meja kerjanya. Ada banyak pertanyaan yang menggantung di dalam kepalanya membutnya lagi-lagi tidak bisa konsentrasi dalam bekerja.Beberapa dokumen yang ada di atas mejanya sudah menumpuk dan Lentera sama sekali tidak mengeceknya dan membiarkan begitu saja. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri dan lagi-lagi selalu tentang Raynar.Dia hanya merasa heran dengan lelaki itu. Ada apa sebenarnya antara Raynar dengan ayahnya, atau pertanyaannya diganti. Apa yang terjadi dengan Raynar dan keluarganya? Jika hubungan mereka baik-baik saja, maka Raynar tidak akan bersikap seperti itu.Dia bahkan dengan gamblang menyatakan sedikit kemungkinan dia akan datang di acara makan malam ulang tahun ayahnya. Nyatanya, rasa penasaran yang tidak bisa dibendung itu membuat Lentera akhirnya memutuskan untuk menemui Raynar. Dia memiliki alasan yang kuat untuk datang ke kantor suaminya.Di sinilah dia sekarang. Duduk di lobby perusahaan Raynar dengan perasaan sed
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Part 12

‘Apa yang terjadi dengan mereka?’‘Apa yang membuat seorang kakak memanggil adiknya di brengsek dengan ekspresi marah seolah mereka tidak pernah akur sebelumnya.’‘Kalau memiliki masalah dengan Brian, seharusnya Raynar tidak bersikap antipati kepada ayahnya dan tetap datang di hari ulang tahun lelaki itu.’Segala pertanyaan itu berkelebat di dalam kepala Lentera membuatnya merasa jika teka-teki tentang hidup Raynar semakin tidak bisa diabaikan. Lentera jelas penasaran dengan semua ini. Dia ingin tahu segala kejadian yang pernah terjadi atau bahkan yang sedang terjadi.Sayangnya, dia tak bisa menguaknya. Sekarang, dia harus diliputi gundah yang luar biasa di dalam kepalanya.Lentera mondar-mandir di dalam ruang keluarga menunggu Raynar pulang. Ya, Raynar benar-benar tidak datang ke rumah orang tuanya. Jadilah di hari ulang tahun ayahnya hanya dirinya sebagai ‘perwakilan’ untuk datang.Hampir pukul dua belas malam ketika Raynar baru masuk ke dalam rumah dan tampak terkejut ketika Lenter
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Part 13

“Tidak ada yang lebih berhak untuk menceritakan latar belakang kehidupan Raynar kecuali Raynar sendiri, Lentera. Seharusnya kalau kamu penasaran dengannya, kamu tanyakan langsung kepadanya. Itu jauh lebih baik dibadingkan harus diam-diam mencari tahu,” ucap ayah Lentera dengan tegas.“Aku udah tanya dia secara langsung, Pa, tapi dia nggak menceritakan apa pun,” sanggah Lentera berapi-api.“Karena kamu ingin mengetahuinya untuk memuaskan rasa penasaranmu. Lantas, apa kamu benar-benar peduli dengannya?” Pertanyaan itu membuat Lentera bungkam. Dia seperti tidak memiliki kemampuan untuk menjawab.Ayah Lentera itu tersenyum. “Raynar akan menceritakan semuanya kalau kamu memang tulus padanya. Dan sebelum terlambat, cobalah mengenal dia dengan baik. Lihat ketulusannya, maka kamu pasti akan segera jatuh cinta kepadanya.”“Dan itu nggak akan terjadi, Pa.” Lentera mengelak karena dia tak akan semudah itu jatuh cinta dengan seseorang. “Cinta hanya akan membuat hidupku tidak bahagia.”“Kamu selal
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Part 14

Raynar meringis seolah ada anggota tubuhnya yang sakit ketika dia kembali merebahkan tubuhnya di kursi malas. Sinar matahari sore itu kembali menghujani wajahnya dengan penuh kehangatan.Lelaki itu menatap ke arah depan seolah tampak berpikir dengan bibir tertutup rapat. Lentera yang melihat itu terdiam dan melepaskan napasnya panjang. Pikirannya berkecamuk dengan banyak hal yang muncul di kepalanya.Merasa tidak ada pergerakan di sebelahnya, Raynar akhirnya menoleh dan kembali menatap Lentera. Untuk beberapa saat, dia hanya menatap wajah cantik istrinya itu dalam diam sebelum dia bersuara.“Ini bekas infus vitamin. Kamu tidak perlu khawatir.” Raynar mengangkat tangan kirinya di mana terdapat plester di sana. “Tapi, terima kasih kamu sudah mau bertanya tentang kondisiku.”Raynar tulus mengatakan itu dan tidak ada unsur untuk menggoda istrinya yang tiba-tiba ‘perhatian’ kepadanya. Mungkin dia kini merasa ada perubahan dari sikap Lentera yang sudah mulai ingin tahu tentang dirinya.“Ang
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Part 15

“Boleh aku tanya sesuatu?” Lentera harus memanfaatkan situasi ini dengan baik jika dia ingin tahu sesuatu tentang Raynar. “Apa sebenarnya yang terjadi antara kalian? Maksudku, antara Raynar dan Papa.”Leoni tidak terlihat terkejut ketika mendengar pertanyaan itu dari Lentera seolah dia sudah memprediksikan pertanyaan itulah yang akan keluar dari mulut kakak iparnya. Dengan gerakan yang anggun, perempuan itu menggeser piring kosong bekas makannya ke arah kanan.“Bukan hanya Raynar dan Papa, tapi Raynar dan kami semua.” Leoni berucap blak-blakan sambil menatap Lentera denga lekat.Hal itu membuat Lentera terdiam untuk menutupi keterkejutannya. Dia mencoba tetap tenang dan menunggu kalimat apa lagi yang akan Leoni katakan kepadanya. Meskipun Leoni bercerita, Lentera tahu jika tidak semua hal yang diceritakan oleh adik iparnya tersebut.Meskipun begitu, dia sedikit lebih memahami tentang hubungan tidak akurnya antara Raynar dan keluarganya.Malam itu, Lentera baru saja sampai rumah, kehen
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Part 16

“Dokter Gita, bisa kita bicara sebentar?” Lentera tidak memiliki pilihan lain selain harus menemui satu-satunya orang yang dia kenal dalam lingkup kehidupan Raynar dan tahu keberadaan lelaki itu.Dalam situasi yang normal, seharusnya dia bertanya kepada keluarga Raynar. Namun, dia tak mungkin melakukannya karena hubungan Raynar dan keluarganya yang tidak akur.Ini sudah hari ketiga dan tidak ada tanda-tanda kemunculan suaminya di rumah. Lelaki itu seolah hilang begitu saja tanpa jejak. Awalnya dia merasa baik-baik saja. Namun, ternyata dia tidak merasa tenang. Kesendirian yang dia impikan untuk kembali sudah dia dapatkan, tetapi hatinya justru berkata lain.Lantas, Lentera akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan memutuskan untuk bertemu dengan Dokter Gita.“Bu Lentera.” Dokter Gita terkejut ketika dia baru saja keluar dari mobil, tetapi Lentera sudah berada di sana dan mengejutkannya dengan kemunculan yang tiba-tiba.“Maaf kalau saya ganggu Dokter. Saya ingin meminta waktu lima meni
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Part 17

“Papa.” Lentera merendahkan suara, tetapi dengan mengetatkan geliginya. “Bagaimana bisa Papa melakukan ini sama aku? Papa seperti lebih menyayangi Raynar dibandingkan denganku.”“Papa menyayangi kalian berdua.” Arga menjawab lugas. “Tapi, ada hal-hal yang membuat Papa untuk sementara harus ‘melindungi’ Raynar.” Arga mengimbuhkan. “Tera, Papa bukannya tidak ingin menceritakan apa yang Papa ketahui. Tapi, ini adalah keinginan Raynar dan biarkan Raynar sendiri yang menjelaskan. Tugas kamu sekarang adalah terima dia sebagai suamimu. Kasihi dia seperti dia menyayangi kamu selama ini.”Lentera tidak tahu kenapa semua orang yang mengetahui tentang Raynar selalu bersedia untuk tutup mulut jika ditanya tentang kehidupan Raynar. Rahasia seperti apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Raynar? Lalu sebesar apa rahasia tersebut?Kenapa harus dirahasiakan? Lentera merasa berada di dalam labirin yang tidak bisa keluar dan terus berputar-putar di tempat yang sama. Sekali dia merasa memiliki jalan untu
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Part 18

“Boleh aku tahu kenapa kalian nggak akur?” tanya Lentera yang kini sudah menegakkan tubuhnya dan meredam gedoran jantungnya yang tiba-tiba saja semakin meningkat tajam.Lentera terus menatap Brian yang tengah menikmati makan siangnya. Dia berusaha untuk menahan diri agar tidak tergelung emosi yang tiba-tiba saja muncul. Dia sekarang sedang berhadapan dengan seorang kakak ipar yang seharusnya Lentera bisa menjaga sikap.“Raynar itu susah diajak bicara, keras kepala, dan serakah. Di mana pun dia, selalu saja merepotkan orang lain. Masalah yang tidak ada bahkan diada-adakan. Trouble maker.” Brian menatap Lentera ketika mengatakan dua kata terakhir. “Dia juga lelaki tidak tahu diri. Merasa dirinya paling tinggi dibandingkan orang lain. Dia sudah diperlakukan baik oleh kami, tetapi dia semakin tidak tahu diri.”Brian menyuapkan makanan terakhir sebelum meminggirkan piring ke sisi kirinya. Tatapannya pada Lentera pun tak putus sampai dia menenggak minumannya.“Aku sangat membencinya,” imbuh
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Part 19

Lentera tidak pernah membayangkan sebelumnya jika dia akan berada di ranjang yang sama dengan seorang lelaki yang berstatus sebagai suaminya. Dia berpikir, pernikahan hanyalah sebuah beban. Setelah dia menjalaninya, pemikiran itu tidaklah salah. Menikah hanya membuat masalah baru dalam hidupnya.Terlebih lagi, lelaki yang sekarang ada di sampingnya itu adalah pusat masalahnya. Raynar yang menjadi beban terberat dalam pikirannya. Lelaki yang penuh dengan misteri dan tetak-teki.“Aku dengar kamu mencariku ke mana-mana.” Suara Raynar terdengar mengalun di bawah keheningan ruangan luas bernuansa putih tersebut.Lentera pikir, Raynar sudah tidur, tetapi lelaki itu masih terjaga. Menolehkan kepalanya ke arah kanan, Lentera bisa melihat sisi wajah Raynar. Lelaki itu menatap ke langit-langit kamar dengan kedua tangan berada di atas perutnya.“Aku hanya nggak mau disalahkan kalau terjadi sesuatu sama kamu. Status istri ini ternyata memberatkan.” Lentera menjawab dengan sedikit rasa kesal. “Seb
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Part 20

“Pagi.” Sambutan pagi itu membuat Lentera sedikit mengernyitkan dahinya. Raynar yang kemarin masih terlihat lemah itu kini sudah duduk di kursi makan sambil menatap lurus pada tabletnya. Tengah membaca berita pagi atau mungkin melihat bursa saham.Lelaki itu bahkan sudah rapi dengan kemeja kantornya dan jasnya diletakkan di kursi lainnya. Pemandangan itu terlihat sangat biasa, tetapi kali ini tentu saja sedikit berbeda karena Raynar dalam kondisi yang tidak baik. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Lentera.“Kamu udah mau kerja?” Lentera menatap suaminya dengan ekspresi heran. Raynar masih terlihat sedikit pucat, tetapi tampaknya, lelaki itu tidak memedulikan kesehatannya sama sekali. “Udah sehat?” lanjutnya lagi merasa penasaran.Lentera bahkan harus meneliti wajah Raynar dengan seksama untuk memastikan jika laki-laki itu benar-benar sudah sehat. Namun, dilihat dari segi mana pun, Raynar masih belum sembuh betul.“Ya, lumayan.” Raynar mendongakkan kepalanya dan menatap Lenter
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status