All Chapters of AIB YANG TERUNGKAP DI HARI PEMAKAMAN SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

21

Ada yang kemudian terjadi, yang luput dalam bayanganku selama ini, bahwa bagaimana jika istri suamiku datang dan mendapatiku di rumah ibu mertuanya. Sebuah kekacauan menunggu di sana.*Mobil milik mertua melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang padat oleh kendaraan. Di jok tengah aku duduk bertiga dengan Alisa dan adik perempuan Mas Haryadi. Iparku yang nampaknya adalah pekerja kantoran itu nampak rapi dengan celana coklat dan kemeja putih. Rambutnya tergerai sempurna dan ketika tersenyum gadis itu nampak sangat mempesona, mirip kakaknya, Mas Haryadi."Rumahnya di mana Bu?" Tanya aku memecah keheningan yang sangat kaku di dalam mobil itu."Tidak jauh lagi," jawabnya."Aku akan memberimu tempat di lantai dua dan kau akan aman di sana. Jika dwiana berkunjung maka kau tidak perlu keluar dari kamarmu hingga dia benar-benar pergi. Kau akan aman dan anakmu juga aman di dalam perlindungan kami," ungkap ibu mertua."Baik, Ibu. Terima kasih."Sekitar 15 menit kemudian mobil itu
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

22

Mendapatkan tertawaan dan hinaan orang orang aku segera bangun dan membenahi tas serta pakaianku yang kotor. Ingin sekali kujambak wanita itu dan kucakar wajahnya tapi aku tahu itu bukan pilihan terbaik saat ini. Aku tidak mau orang orang yang sudah mencibirku dengan sebutan pelakor tambah menghina diri ini karena berani memberikan perlawanan."Terima kasih atas semua penghinaan yang Mbak berikan, saya ikhlas menerimanya dan semoga ini menjadi pahala kesabaran saya. Tentang siapa yang salah dan berdosa biar itu di mata tuhan saja," balasku sambil mengemasi tas dan pergi begitu saja.Huuuu ....Orang orang menyoraki dan mencibir, bahkan ada yang merekam kejadian ini dengan ponsel. Aku tahu mungkin setelah hari ini kami akan viral, aku sudah pasrah dengan keadaan. "Biarlah tidak mengapa aku yang disakiti, asal Alisa anakku baik baik saja," gumamku.Kulangkahkan kaki meninggalkan tempat itu dengan perasaan remuk redam dan malu sekali, kunaiki ojek dengan iringan pandang kebencian semua
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

23

Seperti yang kuduga keesokan harinya wanita itu datang bersama kedua anaknya untuk membuktikan apa yang kemarin ke ucapkan di depan semua orang dan cukup membuat dia terbelalak.Adalah hal yang sangat mengejutkan sekaligus membuat dia kecewa dengan sangat bahwa aku kini tinggal di rumah ibu mertua dan mendapatkan perlindungan darinya, sementara dia yang sudah merasa mengandalkan orang tua mas Hariadi kini merasa dikhianati dan dianak-tirikan."Mami apakah benar apa yang dikatakan susi kemarin bahwa dia sekarang tinggal bersamamu. Logikanya dia tidak akan dapatkan rekaman suara Jika dia tidak pernah berada di sini." Wanita yang merasa harga dirinya dipermalukan langsung mencecar ibu mertua dengan kalimat lantang. Aku yang kebetulan berada di dapur hanya diam dan menyimak."Dia kebetulan datang, Dwiana, dia tak tinggal denganku.""Jangan bohong dan membuat saya kecewa Mam, selama ini saya mengandalkan kamu untuk semua hal, bagiku ibu mertua adalah Ibu kedua yang akan memberi saya kete
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

24

Mendapati pukulan dari Ibu Mbak Dwiana kaget sekali, dia langsung marah dan wajahnya merah padam menahan murka dan rasa malu."Mami?!" Nada suara Mbak Dwi menggemuruh di dalam rumahnya."Kau pikir dirimu siapa? Kenapa kau lancang sekali Dwiana.""Aku hanya, ingin tahu kenyataannya. Anak Susi aman bersama Bella an Dirga, mereka sedang pergi jalan jalan ke pusat perbelanjaan!" Mbak Dwi mulai menangis dan menjerit."Apa tujuanmu, dan kalau iya kami memang kompak dan dia kubantu, lalu apa masalahnya.""Mungkin ... Aku sudah tak lagi berguna di mata ibu, dan semua yang kulakukan sudah sia sia.""Tidak ada yang mengatakan begitu aku hanya sedang menolong wanita yang sedang putus asa ini. Dia ketakutan dan butuh perlindungan Kau yang punya kekuasaan dan status semakin hari semakin mengganggu dan mengintimidasi. Sebenarnya aku tidak mau ikut campur tapi aku mempedulikan perasaan cucuku. Dia butuh ketentraman untuk tumbuh kembang dan fokus belajar nya Tak tega rasanya diri ini terus membuat d
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

25

Mungkin banyak orang yang merasa bahwa aku mata duitan, gila harta dan pada akhirnya menerima saja apa yang diwariskan oleh Mas Haryadi. Asal tahu saja, aku tipe wanita yang realistis dan tidak bodoh, hanya karena merasa pernah mengatakan tidak mencari apapun dari suamiku, bukan berarti aku akan menolak warisannya. Sebenarnya aku bisa mencari uang sendiri tapi masalahnya ini adalah hak alisa dan aku tidak akan menyia-nyiakan apa yang menjadi kesempatan putriku.Uang itu cukup besar dan bisa aku simpan untuk keperluan kuliah dan biaya sekolahnya nanti. Aku juga bisa menjamin kesehatan dan kemaslahatan hidup anakku selagi aku belum punya pekerjaan tetap. Tentang dwiana yang terus-menerus menuding diri ini pelakor yang tidak punya malu, aku sudah lelah membela diri dan menjelaskan oleh karena itu biar Tuhan saja yang mengambil alih takdir dan berhitung di hari akhir nanti."Saya ingin pindah ibu, saya tak boleh terlalu lama di sini karena itu akan menyusahkan ibu dan adik adik Mas Har,"
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

26

Acara berlangsung lancar dengan ratusan orang yang datang memberi doa tulus untuk mendiang orang yang sangat kucintai selama ini, para sahabat dan keluar membaur membacakan Yasin dan tahlil, kami semua menengadahkan tangan berharap bahwa almarhum bisa beristirahat dengan tenang di sisi allah.Sampai acara istirahat dan makan semuanya berjalan baik, kamijamu para tamu dengan keramahan dan tak membiarkan satu nampan pun kekurangan hidangan. Semua orang kelihatan menikmati makanan mereka dan puas. Sementara di depan pintu sana , Mbak Dwi dan anaknya membagikan souvenir al Qur'an kecil untuk semua orang yang hendak meninggalkan rumah ibu mertua.Aku lega karena sampai penutupan acara berjahan sesuai harapan, tidak ada kendala atau keluhan, Alhamdulillah."Kamu sejak tadi belum, makan, makan dulu gih," ucap ibu."Iya, Bu, saya masih sibuk dengan meja prasmanan, siapa tahu masih ada tamu yang ingin makan.""Semuanya sudah makan tinggal kamu saja. Ayo masuk dan ajak anakmu makan, seperti
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

27

"Ada apa Dwiana?" bibi yang Yadi membelanya terlihat berpapasan dengan Mbak Dwi di tangga dan tentu saja maduku itu cari muka sekali terhadap tantenya suami."Aku hanya kecewa karena Mami selalu menyudutkan diri ini. Kedatangan wanita itu dalam hidup kami benar-benar sudah merusak segalanya," ujar Mbak Dwi sambil menangis."Jangan menyalahkan orang, tegarkan hatimu!"Baru saja mengatakan seperti itu, Mba Dwi langsung meraung dan memeluk si bibi. Ibu yang mencegah tangisan Ibunya Dirga hanya ditepis dengan tingkah penuh drama dan penolakan."Aku pulang saja. Kehadiranku di rumah ini sudah tidak diterima," keluhnya."Siapa yang mengeluarkan statement seperti itu, kau jangan sembarangan. Sampai sekarang kami masih menghargaimu""Semuanya sudah beda dengan kedatangan Susi, wanita itu bukan cuma benalu, tapi ratu cari muka dan perebut hati.""Hei, harusnya kau malu mengatakan itu, coba perhatikan bagaimana dia mengerjakan tugas dan menyapa semua orang dengan tulus. Jujur saja ya, dibandin
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

28

"Jangan cegah aku lagi, Mi, aku benar benar sudah muak, dia yang menyebabkan kita terus bertengkar!" teriak Mba Dwi menggila."Diam, sudah cukup, tindakanmu ini sudah mengarah ke tindakan kekerasan dan kriminal." Ibu dan Widhi mencoba menolong dan membangunkanku. Kuraih Alisa lalu merangkul anakku yang gemetar ketakutan melihat Mbak Dwiana murka."Aku tidak mengusiknya sama sekali, dari mana anggapan bahwa akulah pelaku pengrusakan kaca dan lain sebagainya, aku hanya diam di rumah bersama anakku, perlu apa aku akan merepotkan diri ini!""Tidak ada yang lebih berani darimu dalam hal ini Dwiana. Lagipula susi tidak punya musuh sama sekali, kau tidak bisa terus mengusiknya lantaran kecemburuan dan dengki.""Cih, buat apa dengki dengan orang yang tidak selevel denganku. Maaf ya, aku akan pergi.""Kalau memang tidak level, lalu, kedatanganmu kemari untuk apa?""Untuk memberinya tamparan dan menyadarkan bahwa aku tidak mengusiknya. Jangan bawa bawa diriku lagi, karena aku sudah benci.""Ka
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

29

Alhamdulillah hari ini adalah hari pertama pembukaan kedai kopi dan roti milikku. Kami adakan syukuran kecil dengan mengundang tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar tempat ini membaca doa dan menikmati hidangan kecil.Ketika tamu undangan sudah pergi, aku dan anakku sibuk membereskan bekas acara karena beberapa jam lagi kami akan melayani pelanggan dan menerima pesanan.Padahal mengejutkan ketika aku membuang sampah ke tong yang ada di sebelah kiri jalan. Mungkin itu adalah pemandangan yang cukup mengherankan namun aku masih berpikir positif dan wajar saja. Kulihat mobil Mbak Dwiana lewat, dia duduk di depan bersama seorang pria dan mereka terlihat tertawa dan bercanda, sangat akrab, tidak mungkin seakrab itu seorang supir dengan majikannya."Itu siapa ya ... Ah, terserahlah, bukan urusanku," gumamku dalam hati.Meski penasaran aku tak hendak mencari tahu, biarlah jika memang itu sahabat terdekatnya, mungkin kakak maduku butuh teman untuk bercerita, perlu bergaul untuk meluas
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

30

Tak mau ikut campur tapi aku juga harus memanfaatkan kesempatan yang ada, setelah merekam kejadian itu aku segera beranjak dari restoran dan pergi melanjutkan niatku untuk belanja bahan kue."Syukurnya wanita itu tidak menyadari bahwa aku ada di sana." Sensasi gemetar dan kaget juga sports jantung membuatku sangat gugup dan takut."Sekarang akan kugunakan hal itu untuk memberi Mbak Dwi pelajaran jika dia masih menyakitiku," ujarku sambil tersenyum sendiri.Setelah sampai di toko beli bahan makanan yang aku butuhkan lalu meluncur pulang lalu membuat adonan dengan cekatan, kuproses semua bahan kue sambil menghitung waktu dan mengejar jadwal pulang sekolah Alisa.Pukul sepuluh, kutinggalkan pekerjaan untuk menjemput anakku ke sekolah yang kini tak begitu jauh dari tempatku. Ibu mertua yang baik hati memilihkan tempat yang cukup strategis dan dekat dari ruko yang kami beli sekarang. Alhamdulillah tidak begitu banyak kendala yang membuat hidupku terhalangkan dengan kesusahan. Mungkin k
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status