All Chapters of Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Dua Puluh Satu

Pagi-pagi sekali, baru juga bergabung dengan rekan kerjanya, Melati sudah dipandang aneh. Tidak ada yang tidak menatap aneh Melati, termasuk itu Anggi. Seolah, Melati merupakan makhluk asing yang tersesat di sana.Usut punya usut, ternyata alasan tersebut terjadi karena Anggi sudah menyebar luaskan hubungan Melati dan bos mereka. Kini, rekan kerja mereka tersebut telah resmi menjadi kekasih bos mereka.“Anggi!” lirih Melati. Entah ia harus bahagia, atau malah sebaliknya. Namun, ia sungguh tidak mau hubungannya dan sang bos yang merangkap jadi kekasihnya, mengganggu pekerjaannya. Melati ingin, urusan pekerjaan dan asmaranya tidak pernah disangkut pautkan. Walau mereka memang atasan dan bos.“Memangnya masih mau kerja, Mel?”“Iya, Mbak. Masa iya masih mau kerja? Sudah jadi pacar bos, juga! Nanti Mbak dibilang maruk bahkan rakus loh!”“Padahal tinggal duduk manis, sambil momong Chiki!”“Cieee ...!”“Ah kalian, ... ada-ada saja. Kerja ya kerja. Selebihnya ya ... dijalani saja.” Malu-malu
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Dua Puluh Dua

“Saya ingin mengenal Mbak lebih dekat.” Ravael berpikir, harusnya ucapannya masih terbilang santun. Namun, kenapa wanita yang tak ia kenali sebagai mantan istrinya itu, malah meninggalkannya dengan ekspresi takut?“Apa baginya, aku kurang ajar hanya karena minta nomor WA-nya? Atau jangan-jangan, dia sudah punya suami? Apa malah, dia telanjur sakit hati pada sikap Nilam yang sampai bikin tangan sama kakinya tersiram sup?” Ravael terus menerka-nerka, tetapi baginya ketakutan Melati kepadanya, tak selayaknya Melati lakukan. “Ah aku tahu ... dia pasti takut ke Nilam. Makanya dia sengaja menghindari aku. Ya sudah, nanti aku minta nomornya saja ke Dimas. Yang penting sekarang aku dapat balasan dari Melati dulu.”“Maksudnya, mas Ravael ternyata sempat menghubungi aku, apa bagaimana? Jadi penasaran ... apa aku buka saja blokirannya?” pikir Melati.Setelah menaruh perlengkapan pel di gudang, Melati sengaja mengeluarkan ponsel dari saku sisi celana panjang sebelah kanannya. Melati membuka bloki
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Dua Puluh Tiga

“Setiap hari, kalau dibablasin jalan, aktivitas di sini sepertinya bisa bikin aku pulang kampung. Restoran selalu rame, alhamdullilah sih. Rezeki pak Dimas bagus. Karyawan sini juga ikut kecipratan!” Melati melepas sepatu berikut kaus kaki pendek warna kuningnya. Ia meletakan sepatunya di rak khusus untuknya.“Walau badan selalu terasa remuk, kaki panas dan seolah mau lepas. Gaji sekaligus timbal balik yang restoran kasih juga sepadan.”Ruang untuk karyawan dan itu di depan mess, tetap diwajibkan rapi sebagai bagian dari kualitas restoran. Alasan tersebut pula yang membuat suasana di sana nyaman. Para karyawan kerap melepas penat di sana, tanpa terkecuali Melati. Fasilitas wifi gratis mereka dapatkan dan membuat mereka betah berlama-lama dalam bersantai. Kadang, mereka sampai lupa mandi maupun makan, saking asyiknya melepas penat dan bikin mereka mager.Beres mencuci wajah, kedua tangan, dan juga kedua kakinya, Melati sengaja duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Ia tak langsun
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Dua Puluh Empat

“Enggak bisa gitu, dong Mas. Di sini aku kerja, posisiku terikat dengan peraturan di sini. Sementara sekarang sudah malam. Mas jangan seenaknya, dong! Tetap harus ada step by step yang harus dilakukan, agar aku bisa keluar dari sini dengan baik-baik.”“Walau mama Mas sakit parah, aku tetap enggak bisa langsung ikutin semua arahan bahkan tuntutan Mas. Kecuali kalau Mas memang bos di sini. Jadi, biarkan aku obrolin ini dengan bos aku dulu.”“Tanpa Mas jemput paksa pun, aku pasti datang ke mama Mas, asal Mas ngabarinnya dengan baik-baik, Mas.”Setelah sampai nekat menghubungi Ravael, Melati juga jadi berlinang air mata. Sakit sekali rasanya pada perlakuan Ravael yang terus saja semena-mena jika itu kepadanya.“Aku kenal baik dengan bos sekaligus pemilik restoran kamu kerja. Bahkan bikin kamu dipecat dari sana, aku bisa. Lagian ngapain juga sih kamu kerja-kerja di sana? Kalau bosmu tahu bagaimana? Bikin malu saja!” sergah Ravael di sambungan telepon.“Pernyataan terakhir Mas barusan, sama
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Dua Puluh Lima

Sayang ❤️ : Diatur saja, kamu yang atur. Aku bingung harus bilang apa. Aku masih terkejut. Aku harap kalian bisa menyelesaikan semuanya secara baik-baik. Aku tidak membenarkan cara Ravael. Aku juga tidak menyalahkan kamu. Namun apa pun yang terjadi, aku ada buat kamu. Aku di pihak kamu.Pesan balasan dari sang kekasih, menjadi alasan dunia Melati seolah berputar lebih lambat. “Sepertinya, Mas Ravael memang enggak pernah menceritakan keberadaanku, apalagi hubungan kami kepada yang lain. Termasuk kepada sahabatnya sendiri. Jangan-jangan setelah ini, aku dikira menyebarkan berita bohong bahkan ... fitnah pada mas Ravael.” Melati tahu, Dimas dilema dengan hubungan mereka. Namun ketimbang mengkhawatirkan Dimas, Melati jauh lebih mengkhawatirkan nasibnya sendiri.Sayang ❤️ : Maaf karena tak mengabarkannya dari awal. Tak sedikit pun saya bermaksud membohongi pak Dimas, apalagi sampai ada niatan menghancurkan hubungan kalian. Hubungan kita terlalu tiba-tiba. Sementara hubunganku dan mas Ravae
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Dua Puluh Enam

“Sebelum kita turun, ... dengarkan ini baik-baik. Aku akan memberimu TALAK TIGA, agar orang tua kita khususnya orang tuaku, tidak pernah berharap lagi pada kamu.”Ucapan Ravael barusan sukses membuat dunia Melati seolah berhenti berputar. Padahal, Ravael tak sampai teriak-teriak layaknya di setiap mantan suaminya itu berbicara kepadanya. Ravael mengatakannya terbilang lirih dan memang terdengar tegang.“Terima kasih banyak, Mas. Maaf jika saya selalu melukai Mas!” singkat Melati seiring hati maupun dadanya yang terasa amat sangat perih.Apa yang Ravael lakukan juga refleks membuat cairan hangat di kedua mata Melati, berembun. Padahal sejak keluar dari mess, Melati susah payah menahannya. Entahlah, Melati merasa sangat terluka karena terus menerus disakiti oleh Ravael. Bahkan karena Ravael juga, Melati terpaksa meninggalkan pekerjaan yang bagi Melati sangat menguntungkan. Sementara perihal Dimas mantan bos yang sempat merangkap jadi kekasihnya, Melati teramat ikhlas melepas pria itu. S
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Dua Puluh Tujuh

Langit kehidupan Ravael seolah runtuh. Dadanya yang awalnya baik-baik saja menjadi bergemuruh. Rasanya sakit sekali. Apa yang ia alami justru kenyataan dan ia tak mungkin bisa memperbaiki. Talak tiga yang ia jatuhkan kepada Melati sungguh tak bisa ia perbaiki. Kecuali, jika Melati menikah lagi. Masalahnya, apakah ada laki-laki yang mau menikahi Melati sebatas menjadi suami muhallil? Sementara Melati ternyata spek istri rasa bidadari. Tak mungkin ada laki-laki waras yang mau melepaskan wanita secantik, dan sangat penyabar seperti Melati.“Kenapa aku begitu bodoh? Andai aku tidak mengizinkannya melihatku. Setidaknya aku harus tahu wujud aslinya!” Batin Ravael terus mengutuk kebodohan fatal yang telah dirinya lakukan.Ravael mencintai Melati di pandangan pertama. Andai saat itu Ravael tahu, yang ia lihat dan langsung membuatnya jatuh cinta justru istrinya sendiri. Pasti Ravael mau-mau saja tak menikah lagi dan itu menikahi Nilam.“Kekagumanku kepadanya. Rasa cintaku kepadanya ... lebih
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Dua Puluh Delapan

“Sejak kapan?”“Sejak kapan kalian berhubungan?” Ravael memberanikan diri untuk bertanya. Ia begitu penasaran dan tak mau hanya menyimpannya. Baginya telanjur basah, jadi lebih baik kuyup bahkan banjir sekalian.Dimas tak langsung menjawab. Terlebih dulu ia menuntun Melati untuk duduk di kursi tunggu yang ada di belakang sebelah mereka.“Akhirnya yang aku takutkan terjadi juga,” batin Melati. Ia bermaksud menjawab karena berpikir, itulah yang Dimas maupun Ravael harapkan. Menjadi wanita yang diperkarakan oleh dua pria bersahabat, tidak pernah ada dalam kehidupan seorang Melati. Bahkan sekadar memikirkannya, Melati belum pernah membayangkannya walau hanya dalam mimpi. Belum sempat Melati menjawab, Dimas sudah lebih dulu melakukannya.“Sejak Melati bekerja di tempatku. Dia menjadi karyawanku, dan tentu saja, meski jarang berkomunikasi, dan pertemuan kami juga terbilang jarang. Sejak pertama aku melihatnya, aku sudah langsung jatuh cinta.”“Sementara untuk hubungan yang lebih intens,
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Dua Puluh Sembilan

“Kamu enggak tidur?” Dimas membawa nampan berisi roti lapis dan dua susu yang mengepulkan asap tipis.Melati menatap kedatangan Dimas dengan tatapan sebal. Pria itu datang dengan kepala yang masih agak basah. Aroma segar dari shampo maupun sabun, berbaur menjadi satu dengan aroma parfumnya. Jika melihat dari pakaiannya, yaitu kemeja lengan panjang slim fit warna merah dipadukan dengan celana panjang warna hitam, tampaknya Dimas sudah akan berangkat kerja.“Aku kan sudah bilang, ... jangan terlalu dipikirkan. Kalau begitu kamu mandi, terus kita sarapan, habis itu baru, aku bawa kamu ketemu mamaku. Mamaku pasti setuju, Mel. Mamaku sudah ingin lihat aku nikah lagi.”“Mamaku belum sepuh-sepuh banget. Beliau masih aktif dan masih bisa bantu urus Chiki. Aku punya adik, tapi adikku juga sudah nikah. Sekarang adikku tinggal di Ausi bareng suami dan anaknya. Jadi, aku berharap kamu sama Mama bisa jadi teman.”“Mamaku bukan yang rese, bukan. Malahan mama bilang, nanti dia yang urus Chiki biar k
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Tiga Puluh

“Melati memang kerja, apa kamu larang-larang ke sini sih, Rav?” Ibu Irma menatap curiga sang putra. Seperti tiga hari terakhir setelah kedatangan Melati, putranya itu masih saja gelisah. Selain itu, ibu Irma juga merasa bahwa Ravael jadi makin kurus. Pipinya sangat tirus.Di sebelah sang istri, Pak Bagyo yang selalu sigap menjaga, juga tak kalah curiga. Terlebih sejak kedatangan terakhir tiga hari lalu, jangankan datang, mengabari lewat WA saja, Melati tak melakukannya. Termasuk juga pesan dan telepon mereka, sudah tidak ada yang direspons. Karena sepertinya, Melati sampai ganti nomor ponsel. Nomor ponsel Melati sudah tidak aktif.“Ya sudah, nanti kita langsung mampir ke restoran Dimas saja,” ucap pak Bagyo yang tak menerima pembelaan dari Ravael. Ia tetap akan membawa sang istri mampir ke restoran Dimas selaku tempat kerja Melati, meski Ravael melarangnya.“Aku pun enggak tahu kabar Melati lagi. Namun Dimas bilang, mereka akan langsung menikah. Dan, ... alasan nomor hape Melati tak
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status