Pagi itu, matahari menyelinap masuk lewat celah tirai apartemen Lara. Saat sarapan, ponsel Lara menampilkan pesan dari Rendra: “Lara, hari ini aku balik ke USA. Maaf buat semuanya, aku nggak bakal ganggu kamu lagi. Semoga hidupmu bahagia.”Lara melirik pesan Rendra sekilas. Ia mendengus pelan dan berkata datar. “Pamit sekarang?” gumamnya. Namun si manis tak membalas, langsung menggeser notifikasi ke samping tanpa peduli. Rendra sudah jadi masa lalu—sekotak kenangan yang tak lagi punya tempat di hidupnya. Lara menyesap teh, pikirannya tertuju ke obrolan semalam dengan ibunya.Ponsel bergetar lagi, kali ini dari Andreas. Lara tersenyum kecil tanpa sadar, membuka pesan tersebut: “Pagi, Lara. Siang nanti aku berangkat dinas ke Singapura, balik 10 hari lagi. Apa kabar?” Ia mengetik balas dengan jari lincah: “Pagi, Pak Bos. Aku baik, Milo juga. Dinas lancar ya, jangan capek.” Tak sampai semenit, Andreas membalas: “Makasih. Aku boleh telepon bentar nggak? Kangen denger suaramu.”Lara mengeru
Last Updated : 2025-03-06 Read more