"Erika, kamu bicara apa, sih?" Bimo mencoba menarikku dengan tangannya yang bebas, sementara satu tangannya tidak pernah lepas dari tangan Riani.Aku mengangkat tangan dan menampar wajah Bimo. Dia menutupi wajahnya, matanya terbelalak tidak percaya.Riani mengangkat roknya dan melindungi Bimo dengan satu tangan, sambil merengek lirih, "Kak, jangan marah, jangan sakiti Kak Bimo.""Aku sudah nggak menginginkan pernikahan ini lagi, aku bakal balikin gaun pengantinmu. Biarkan saja aku mati sendirian, huhuhu."Kata Riani sambil beranjak untuk melepaskan gaun pengantin dari tubuhnya, tetapi dihentikan oleh Bimo."Riani, gaun pengantin ini milikmu, pernikahan ini juga milikmu."Dia merapikan gaun pengantin yang dikenakan Riani dengan hati-hati, tidak melewatkan setiap renda. Gaun pengantin berwarna putih makin membuat Riani terlihat lemah, sementara lampu di aula membuatnya terkesan lebih indah dan rapuh.Ini adalah gaun pengantin yang dipilihkan Bimo untukku, tetapi sangat cocok untuknya.Ti
Read more