Ketika aku pulang ke rumah dengan memeluk kotak abu jenazah ibuku, waktu sudah larut malam. Cahaya bulan terasa dingin dan menusuk hingga ke tulang.Baru saja tiba di depan pintu, aku melihat sepatu hak tinggi milik Naila diletakkan di posisi pemilik rumah. Ini bukan pertama kalinya Naila datang ke sini.Sejak tiga tahun lalu, ketika Naila menjadi mitra senior Ezra di perusahaan, dia sering datang dengan alasan "urusan pekerjaan". Entah itu pagi-pagi sekali atau larut malam, bahkan saat hujan deras sekalipun, ambisi "karier"-nya tetap tidak terbendung.Awalnya, aku masih sempat ribut soal ini, tapi Ezra hanya menyuruhku menempatkan diriku dengan benar. Dia berkata, "Perusahaan menghasilkan uang. Kamu yang nggak melakukan apa-apa yang menikmatinya."Lama-kelamaan, jika aku protes lagi, Ezra akan mendiamkanku selama berhari-hari hingga aku meminta maaf terlebih dahulu. Saat itu, aku masih mencintai Ezra, jadi aku terus meyakinkan diriku sendiri.Namun, yang kudapatkan sebagai balasannya
Last Updated : 2025-01-03 Read more