Home / Thriller / Beneath the Mafia’s Veil / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Beneath the Mafia’s Veil: Chapter 11 - Chapter 20

33 Chapters

Chapter 11: Lorong Menuju Rahasia

***Lorong gelap di bawah Elysium Park terasa dingin dan sunyi, seolah menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin ditemukan siapa pun. Langkah kaki Leon, Evelyn, dan Dr. Hayes bergema di sepanjang dinding batu yang lembap, suara mereka menggema dengan samar. Cahaya dari senter kecil mereka hanya cukup untuk menerangi beberapa meter ke depan, menciptakan bayangan panjang yang tampak bergerak sendiri.“Ini pasti lorong menuju laboratorium rahasia,” ujar Evelyn sambil memeriksa simbol-simbol di dinding yang tampaknya memiliki pola tertentu. “Tapi saya tidak yakin kita bisa melewatinya begitu saja.”Leon berhenti sejenak, memperhatikan lorong dengan cermat. “Kalau Sokolov menghabiskan banyak uang untuk ini, pasti ada sistem keamanan yang menunggu.”Hayes mengangguk setuju. “Aku pernah melihat desain seperti ini sebelumnya. Lorong seperti ini biasanya dipenuhi jebakan otomatis. Kita harus sangat berhati-hati.”Leon mendesah pelan, lalu melanjutkan langkahnya. Namun, beberapa meter kemudian, l
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Chapter 12: Kekacauan Di Laboratorium

***Laboratorium besar yang tersembunyi di bawah Elysium Park terbuka di depan mereka. Cahaya dingin dari lampu neon menerangi ruangan yang dipenuhi berbagai peralatan canggih, tabung-tabung berisi cairan misterius, dan layar komputer yang menampilkan data yang terus bergerak.Di tengah ruangan, sebuah meja besar berdiri dengan peta dunia yang ditandai dengan lingkaran merah di beberapa lokasi. Evelyn berjalan mendekat, matanya memperhatikan tanda-tanda itu. “Ini rencana mereka,” gumamnya. “Mereka ingin menyebarkan virus ini di beberapa lokasi penting. Tapi ada yang aneh... mereka belum memulai pengiriman.”Dr. Hayes, yang segera duduk di depan salah satu komputer, mulai mengetik cepat. “Aku bisa mengakses data ini. Jika kita beruntung, kita bisa mendapatkan semua informasi tentang rencana mereka, termasuk lokasi Sokolov.”Leon berdiri di dekat pintu, menjaga mereka tetap aman. “Cepat, Hayes. Tempat ini tidak terasa aman.”Evelyn memeriksa dokumen-dokumen yang tersebar di meja. Salah
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Chapter 13: Mata dalam Kegelapan

***Ruangan itu remang-remang, diterangi hanya oleh cahaya dari layar besar yang menampilkan rekaman langsung dari laboratorium rahasia di bawah Elysium Park. Victor Sokolov duduk dengan tenang di kursi kulitnya yang besar, jemarinya mengetuk pelan sisi meja. Di layar, ia melihat Leon Ardian, Evelyn Selene, dan Dr. Richard Hayes bergerak hati-hati melewati lorong-lorong jebakan yang dirancang dengan sangat cermat. Victor Sokolov tersenyum dingin di balik meja kerjanya, matanya terpaku pada layar besar di hadapannya. Semua bergerak sesuai rencana, dan bidak-bidak itu bermain tepat seperti yang diinginkannya. Leon Ardian mungkin berpikir dirinya menang, tapi itu hanya ilusi.“Mereka lebih cerdas dari yang aku kira,” kata Sokolov, suaranya dalam dan dingin, menembus keheningan ruangan.Di sampingnya, seorang pria berseragam hitam dengan wajah keras berdiri tegak. Dia adalah Nikolai Orlov, komandan pasukan khusus pribadi Sokolov. “Seharusnya mereka tidak bisa sejauh ini, Tuan. Jebakan di
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Chapter 14: Ke Perangkap yang Terungkap

***Malam itu, udara dingin menyelimuti mereka saat Leon, Evelyn, dan Hayes bersembunyi di sebuah bangunan terbengkalai yang terletak jauh dari keramaian kota. Baru saja mereka berhasil melarikan diri dari laboratorium rahasia yang tersembunyi di bawah Elysium Park—tempat yang penuh dengan peralatan canggih, virus yang dapat menghancurkan dunia, dan jebakan yang dirancang oleh Victor Sokolov.Evelyn duduk di meja, matanya terfokus pada laptop yang dibawa Hayes. Mereka berhasil mengunduh data penting, namun satu hal yang terus menghantui mereka: Sokolov. Meskipun mereka telah mendapatkan petunjuk besar, mereka tahu Sokolov selalu berada selangkah lebih maju.“Data ini... sulit dipercaya,” kata Hayes, suaranya penuh ketegangan. “Virus ini dimodifikasi untuk menyerang target genetik tertentu—dan mereka bahkan sudah menyiapkan lokasi-lokasi untuk menyebarkannya.”Evelyn mengangguk, matanya tetap terfokus pada layar. “Mereka ingin memusnahkan orang-orang tertentu—mungkin mereka tahu siapa
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Chapter 15: Pilihan yang Tak Terhindarkan

***Udara di dalam fasilitas riset semakin menyesakkan, seperti cengkeraman maut yang perlahan mendekat. Leon, Evelyn, dan Hayes bertahan dengan segala cara, tetapi hujan peluru dari pasukan Sokolov yang terus berdatangan membuat tekanan tak tertahankan.Evelyn menggigit bibirnya keras-keras, berusaha menenangkan napasnya yang semakin cepat. “Leon, mereka semakin banyak!” serunya, suaranya nyaris pecah oleh ketakutan yang ia coba sembunyikan.Leon membalas dengan tembakan presisi yang menjatuhkan salah satu penjaga. Wajahnya berkeringat, tapi tatapannya tajam, tak pernah goyah. “Hayes, cepat buka pintu itu! Kita kehabisan waktu!”Hayes mengetik cepat dengan tangan gemetar, matanya terpaku pada layar yang penuh dengan kode rumit. “Aku hampir selesai, tapi sistem ini seperti benteng! Sokolov pasti sudah memperkirakan kita akan datang.”Evelyn mencuri pandang ke arah Leon. Ia terlihat begitu tenang dalam kekacauan ini, namun ia tahu bahwa detektif itu sama tertekannya seperti dirinya. Ta
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Chapter 16: Perlindungan di Pulau Terpencil

***Matahari pagi menyelinap di antara ranting-ranting pohon, menerangi tempat persembunyian sementara mereka. Leon, Evelyn, dan Hayes telah menemukan sebuah kabin kecil di pinggir kota untuk beristirahat setelah kejadian mengerikan di fasilitas riset. Namun, mereka tahu waktu mereka tidak banyak.Evelyn duduk di kursi kayu dekat jendela, tatapannya kosong memandangi hutan lebat di luar. Matanya masih merah, bekas tangis semalam. Di sudut ruangan, Leon memeriksa senjatanya, memastikan semuanya siap jika musuh menemukan mereka.“Kita tidak bisa terus begini,” kata Evelyn tiba-tiba, memecah keheningan. Suaranya tegas, meskipun ada kelelahan di dalamnya.Leon mendongak, menatapnya dengan serius. “Aku tahu. Tapi kita butuh rencana, dan kita tidak bisa sembarangan. Sokolov akan mencarimu, Evelyn. Kau target utama sekarang.”Hayes, yang duduk di sofa dengan perban di bahunya, mencoba memberikan masukan. “Aku menemukan sesuatu di data yang kita unduh. Ada pulau kecil di Laut Mediterania—Pula
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Chapter 17: Pagi yang Tenang

***Matahari pagi yang lembut memancarkan sinarnya ke atas laut biru yang tenang, menciptakan kilauan halus yang memantulkan cahaya. Di atas pulau kecil yang terpencil ini, dunia terasa seakan berhenti sejenak. Semua yang ada hanyalah udara segar, ombak yang bergulung pelan dan rumah sederhana yang sudah satu hari ini menjadi tempat persembunyian sementara.Di dalam rumah, suasana masih tenang. Leon bangun lebih pagi dari yang lain, seperti biasa, untuk memulai hari dengan membuat sarapan. Walaupun tempat ini jauh dari kenyamanan yang biasa ia nikmati, ada semacam kedamaian yang bisa ia rasakan di sini—sebuah ketenangan yang tidak bisa ia temukan di tengah kekacauan yang mereka hadapi.Evelyn masih terlelap di tempat tidurnya, selimut tipis menutupi tubuhnya yang tampak rapat, berusaha melawan dinginnya pagi. Leon berdiri di dekat jendela, memandang keluar dengan pandangan kosong. Pikirannya masih terjebak pada masa lalu—pada kehidupan yang telah berubah begitu drastis sejak pertemuan
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Chapter 18: Hari di Pasar

***Langit biru membentang tanpa awan, membawa cahaya hangat yang menyelimuti pulau kecil itu. Angin laut menghembus lembut, membawa aroma asin yang menyegarkan. Setelah pagi yang tenang dan sarapan sederhana, Leon dan Evelyn memutuskan untuk pergi ke pasar kecil di pusat pulau. Dr. Hayes yang masih dalam tahap pemulihan memilih untuk tinggal di rumah.Evelyn memperhatikan Leon yang berjalan di depannya. Langkahnya mantap, postur tubuhnya selalu siaga meskipun mereka berada di tempat yang relatif aman. Ia tidak bisa menahan senyum kecil. Leon selalu tampak tenang, tetapi Evelyn tahu bahwa di balik sikapnya yang percaya diri, ada beban berat yang dia pikul.“Apakah kita benar-benar membutuhkan semua ini?” tanya Evelyn, mencoba memecah keheningan.Leon menoleh dengan senyum tipis. “Kita butuh persediaan. Pakaian, makanan, apa pun yang bisa membuat kita bertahan lebih lama di sini.”Evelyn mendesah pelan. “Aku tahu, tapi Hayes tidak suka sendirian di rumah. Bagaimana kalau dia merusak se
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Chapter 19: Hari yang Dimulai dengan Rencana

***Cahaya pagi merayap masuk melalui celah-celah tirai, menyinari ruangan sederhana yang mereka sebut rumah sementara. Di luar, suara ombak yang lembut bercampur dengan kicauan burung menciptakan harmoni yang menenangkan. Suara ombak yang lembut menjadi latar belakang pagi itu, membawa ketenangan yang hanya bisa ditemukan di tempat seperti pulau ini. Udara segar menyelinap melalui jendela yang setengah terbuka, bercampur dengan aroma kaldu ayam hangat yang mengepul dari dapur kecil.Di meja makan, Leon duduk dengan lengan bersandar pada kursi, mengamati Evelyn yang berdiri di dekat jendela. Dr. Hayes, dengan perban di bahunya yang masih terlihat, sedang memeriksa laptopnya di ujung meja. Wajahnya tampak serius, matanya fokus menatap layar.“Kamu sering melamun seperti itu,” kata Leon tiba-tiba, suaranya rendah tetapi cukup jelas untuk membuat Evelyn menoleh.“Melamun?” Evelyn mengangkat alisnya, meskipun ada senyum tipis di sudut bibirnya. “Aku tidak melamun. Aku hanya berpikir.”“Be
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Chapter 20: Strategi di Tengah Ketenangan

***Cahaya matahari mulai meninggi, menyinari pepohonan rindang di sekitar rumah kecil mereka. Suara burung berkicau bergema, menciptakan harmoni dengan deru ombak yang menghempas lembut pantai. Di dalam rumah, suasana sedikit berubah. Setelah pagi yang tenang, Leon, Evelyn, dan Dr. Hayes kembali menghadapi kenyataan yang menanti mereka.Dr. Hayes duduk di meja kecil dengan laptop terbuka. Layar penuh dengan data yang berhasil mereka unduh dari fasilitas rahasia sebelumnya. Alisnya mengerut dalam, menunjukkan pikirannya yang sibuk mengurai teka-teki besar. Di dekatnya, Leon bersandar pada dinding, melipat tangannya di dada, sementara Evelyn duduk di kursi, menopang dagunya dengan tangan, matanya terpaku pada peta kecil yang terbentang di atas meja.“Ada pola,” kata Hayes tiba-tiba, suaranya memecah keheningan.Evelyn menegakkan tubuhnya, menatap layar laptop Hayes. “Pola apa?”Hayes mengetik cepat sebelum menunjuk ke salah satu bagian layar. “Sokolov tampaknya menggunakan beberapa lok
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status