Setelah makan malam, pria itu tidak langsung mengajakku pulang. Sebaliknya, ia memarkirkan mobilnya di tepi pantai. Angin malam yang sejuk menyapa kulitku, namun suasana dalam mobil terasa lebih hangat, mungkin karena rasa penasaranku terhadap pria di sebelahku. Aku menatapnya, mencoba mencari jawaban dari raut wajahnya "Pak Theo," aku akhirnya membuka suara, memecah keheningan yang terasa menggantung, "dari mana Anda tahu makanan kesukaan saya?" Dia menoleh, sorot matanya yang tajam bertemu pandanganku. Bibirnya melengkung membentuk senyum kecil, seolah menikmati kebingunganku. "Rahasia," jawabnya santai. "Aku kan sudah bilang, aku bisa mendapatkan apa pun yang aku mau." Nada suaranya penuh percaya diri, membuatku mendesah pelan sambil memutar bola mata. Kesal. Namun, di balik kekesalan itu, ada rasa penasaran yang terus menggelitik. "Jadi, menurut Anda, menebak makanan favorit saya itu semacam pencapaian besar?" tanyaku setengah mengejek, mencoba menahan kekecewaan karena
Last Updated : 2025-01-23 Read more