Home / Romansa / Cinta Di Tengah Deadline / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cinta Di Tengah Deadline: Chapter 51 - Chapter 60

68 Chapters

BAB 51

Setelah kembali ke kedai utama, Kirana dan Adrian mulai mempersiapkan laporan kemajuan untuk para mitra dan komunitas pendukung mereka. Namun, kabar yang tak terduga datang dari salah satu cabang pilot yang baru saja dibuka. Salah seorang pemimpin lokal mengundurkan diri mendadak karena alasan pribadi, meninggalkan kedai tanpa pengelola utama.Adrian membaca pesan itu dengan raut wajah serius. “Kirana, ini akan menjadi tantangan besar. Kedai di sana masih terlalu baru untuk dibiarkan berjalan tanpa arahan.”Kirana menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. “Kita tidak bisa mundur. Kita harus mencari solusi. Mungkin kita perlu turun langsung untuk sementara waktu.”Setelah berdiskusi dengan tim, Kirana dan Adrian memutuskan untuk fokus membentuk sistem dukungan yang lebih kuat bagi setiap cabang baru. Mereka mengundang para pemimpin lokal dari cabang lain untuk berbagi pengalaman dan memberikan pelatihan intensif kepada calon pengelola baru.“Masalah seperti ini mungkin akan ter
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

BAB 52

Setelah kerja sama dengan organisasi internasional resmi dimulai, Ruang Harapan mulai bergerak lebih cepat. Kirana dan Adrian menerima pendanaan untuk membuka cabang baru di dua wilayah yang memiliki tantangan berbeda: sebuah desa pesisir yang menghadapi masalah ekonomi akibat penurunan hasil laut, dan sebuah desa terpencil di pegunungan yang memiliki akses terbatas ke pendidikan.“Wilayah-wilayah ini membutuhkan pendekatan yang sangat berbeda,” ujar Kirana dalam rapat tim. “Tapi inti dari semua ini tetap sama—mendengarkan kebutuhan mereka dan membangun dari sana.”Adrian menambahkan, “Kita tidak bisa hanya membawa solusi yang sudah jadi. Kita harus memastikan mereka merasa bahwa ini adalah milik mereka juga.”Desa pesisir yang menjadi lokasi pertama adalah tempat yang indah dengan pantai berpasir putih, tetapi penduduknya mulai kehilangan harapan karena berkurangnya hasil laut yang menjadi sumber penghidupan utama mereka.Saat pertama kali tiba, Kirana dan Adrian disambut dengan sika
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

BAB 53

Setelah kesuksesan program pelatihan pertama, Kirana dan Adrian menghadapi gelombang perubahan yang datang lebih cepat dari yang mereka bayangkan. Tawaran kolaborasi terus berdatangan, mulai dari lembaga sosial hingga perusahaan besar yang ingin mendukung proyek Ruang Harapan.Namun, Kirana dan Adrian sadar bahwa tidak semua tawaran harus diterima.“Kita harus tetap selektif,” ujar Kirana suatu pagi saat rapat bersama timnya. “Tidak semua tawaran cocok dengan visi kita. Aku tidak ingin Ruang Harapan kehilangan jati dirinya.”Adrian setuju. “Kita perlu memastikan bahwa setiap mitra yang kita pilih memiliki komitmen yang sama untuk memberdayakan masyarakat, bukan hanya mencari keuntungan.”Mereka memutuskan untuk membentuk tim kecil yang bertugas menyeleksi dan mengevaluasi mitra baru, sehingga mereka bisa tetap fokus pada pengembangan program.Dalam waktu dekat, Kirana dan Adrian kembali melakukan perjalanan ke desa-desa lain yang telah menunjukkan minat untuk bekerja sama. Salah satun
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

BAB 54

Kirana dan Adrian memutuskan untuk mengunjungi sebuah desa di lereng pegunungan yang terkenal karena produksi kopinya. Namun, meski kopi mereka berkualitas tinggi, warga desa kesulitan memasarkan produk mereka karena kurangnya akses ke pasar luar.“Desa ini memiliki potensi besar,” ujar Kirana setelah berbincang dengan kepala desa. “Kita hanya perlu membantu mereka menemukan cara untuk mengelola dan memasarkan produk mereka dengan lebih baik.”Adrian mengangguk setuju. “Aku juga melihat antusiasme dari para petani di sini. Mereka hanya membutuhkan sedikit dorongan untuk percaya bahwa produk mereka bisa bersaing di pasar yang lebih besar.”Mereka memulai dengan mendirikan pusat pelatihan kecil di desa tersebut. Adrian membantu warga memahami teknik branding dan pemasaran, sementara Kirana fokus pada pemberdayaan perempuan desa untuk mengelola keuangan usaha mereka.Salah satu cerita yang paling menginspirasi Kirana dan Adrian adalah kisah Pak Sarman, seorang petani kopi yang telah beke
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

BAB 55

Setelah keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh Ruang Harapan, Kirana dan Adrian mulai menyadari bahwa skala pekerjaan mereka kini lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan. Mereka memutuskan untuk mengadakan rapat strategi besar bersama seluruh tim inti untuk menentukan langkah selanjutnya.“Kita sudah mencapai titik ini, tetapi perjalanan masih panjang,” ujar Kirana membuka pertemuan. “Tujuan kita bukan hanya membantu beberapa desa, tapi menciptakan model yang bisa ditiru di banyak tempat.”Adrian menambahkan, “Untuk itu, kita butuh sistem yang lebih terstruktur. Mulai dari manajemen hingga pelatihan, semuanya harus berjalan lebih efisien.”Dalam diskusi tersebut, mereka merumuskan rencana lima tahun ke depan, termasuk memperluas Ruang Harapan ke sepuluh desa baru dan menjalin lebih banyak kemitraan dengan lembaga pendidikan, bisnis, dan pemerintah daerah.Salah satu ide besar yang muncul dari diskusi itu adalah mendirikan sebuah akademi pelatihan yang berfokus pada pemb
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 56

Setelah perayaan ulang tahun pertama Ruang Harapan, Kirana dan Adrian semakin fokus pada langkah-langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan proyek mereka. Namun, dengan pertumbuhan yang semakin pesat, muncul tantangan baru, terutama dalam hal menjaga konsistensi visi di setiap cabang.“Kita perlu memastikan bahwa setiap cabang tetap setia pada nilai-nilai Ruang Harapan,” ujar Kirana saat rapat tim manajemen. “Aku tidak ingin kita menjadi terlalu besar tetapi kehilangan arah.”Adrian menyarankan untuk mengadakan pelatihan intensif bagi para pemimpin cabang. “Kita harus menjadikan mereka penjaga visi ini, memastikan bahwa semangat Ruang Harapan selalu terjaga di setiap lokasi.”Pelatihan itu diadakan di akademi pelatihan baru yang mereka dirikan dengan bantuan pemerintah daerah. Selama beberapa minggu, para pemimpin cabang dari berbagai desa berkumpul untuk belajar tentang manajemen, komunikasi, dan nilai-nilai inti Ruang Harapan.Di salah satu sesi, Kirana berbicara tentang penti
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 57

Dengan Ruang Harapan yang semakin berkembang, Kirana dan Adrian mulai memikirkan bagaimana mereka bisa menciptakan dampak yang lebih besar. Mereka ingin memastikan bahwa program-program mereka tidak hanya menyentuh komunitas kecil, tetapi juga mampu menjadi model pemberdayaan yang bisa diterapkan di berbagai tempat.“Adrian, aku merasa kita perlu mendokumentasikan semua proses yang telah kita lakukan. Supaya orang lain juga bisa belajar,” usul Kirana saat mereka berbincang di ruang kerja.Adrian mengangguk setuju. “Aku setuju. Kita bisa membuat panduan atau semacam manual tentang bagaimana membangun program pemberdayaan berbasis komunitas. Itu akan menjadi kontribusi kita untuk masyarakat luas.”Mereka mulai mengumpulkan catatan, foto, dan video dari perjalanan mereka selama membangun Ruang Harapan. Tim dokumentasi bekerja keras untuk menyusun buku panduan yang berisi langkah-langkah praktis, tantangan yang mereka hadapi, serta solusi yang telah mereka temukan.Sementara itu, program
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 58

Setelah beberapa tahun membangun Ruang Harapan hingga mencapai keberhasilan yang dirasakan saat ini, Kirana dan Adrian merasa terpanggil untuk membawa visi mereka ke skala yang lebih besar. Namun, tantangan yang mereka hadapi pun semakin kompleks, terutama terkait manajemen organisasi yang semakin besar dan kebutuhan untuk mempertahankan budaya kerja yang inklusif di tengah pertumbuhan.“Aku merasa kita mulai kehilangan sentuhan personal dengan komunitas,” ungkap Kirana dalam rapat tim inti. “Aku takut kita terlalu fokus pada ekspansi dan lupa menjaga kedekatan dengan orang-orang yang telah kita bantu.”Adrian mengangguk setuju. “Itu memang risiko dari pertumbuhan. Tapi kita bisa mencari cara untuk memastikan setiap cabang tetap menjaga hubungan yang erat dengan komunitas mereka.”Untuk mengatasi hal ini, mereka memutuskan untuk membentuk tim khusus yang bertugas memperkuat hubungan dengan komunitas lokal. Tim ini akan bertugas mengumpulkan masukan langsung dari masyarakat dan memasti
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 59

Setelah menanamkan fondasi kuat di komunitas yang mereka dampingi, Kirana dan Adrian menyadari bahwa keberlanjutan program bergantung pada semangat generasi muda. Di setiap desa yang mereka kunjungi, mereka mulai melihat potensi luar biasa di antara anak-anak muda yang penuh semangat dan kreativitas.“Kita harus memberi mereka ruang untuk berinovasi,” ujar Kirana saat rapat bersama tim. “Mereka adalah masa depan dari semua yang kita bangun.”Adrian mengusulkan pembentukan forum pemuda di setiap komunitas. Forum ini bertujuan untuk menampung ide-ide baru dan memberikan dukungan bagi generasi muda untuk memulai proyek mereka sendiri. Salah satu program awal adalah kompetisi inovasi desa, di mana para peserta diminta untuk menciptakan solusi kreatif bagi tantangan yang mereka hadapi.Di desa kopi, Fajar, seorang remaja yang sudah aktif dalam pelatihan sebelumnya, mengajukan ide unik untuk menciptakan aplikasi sederhana yang menghubungkan petani lokal dengan pembeli secara langsung. Ide i
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

BAB 60

Setelah bertahun-tahun membangun Ruang Harapan dari nol, Kirana dan Adrian akhirnya diundang untuk berbicara di sebuah konferensi internasional tentang pembangunan berkelanjutan di Jenewa, Swiss. Acara ini mempertemukan para pemimpin dari berbagai negara yang memiliki visi untuk menciptakan dunia yang lebih baik.“Ini kesempatan besar untuk membagikan kisah kita,” ujar Adrian dengan semangat.Namun, Kirana merasa gugup. “Apa yang bisa kita sampaikan di panggung sebesar itu? Kita hanya memulai dari desa kecil.”Adrian menggenggam tangannya. “Justru itu yang membuat cerita kita istimewa. Kita membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil.”Di konferensi tersebut, mereka berbicara tentang pentingnya melibatkan komunitas lokal dalam setiap proses pembangunan. Presentasi mereka, yang dilengkapi dengan cerita nyata dari desa-desa yang mereka bantu, mendapat tepuk tangan meriah dari audiens.Salah satu peserta dari sebuah organisasi internasional mendekati mereka setelah
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status