All Chapters of Gairah sang Pengganti: Berbagi Suami dengan Bosku : Chapter 81 - Chapter 90

94 Chapters

Pertemuan Menegangkan

Seketika suasana hening setelah Gio membocorkan rahasia Hanna. Hanna panik dan buru-buru menghampiri Gio lalu menutup mulut anak itu. "Ya ampun, Bu Sena, Samuel. Maafkan adikku, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Dia ... Gio belum mengerti tentang suami istri, dia hanya baru saja menonton video entah apa itu dan mengikutinya," seru Hanna panik. "Tapi Gio sudah ngerti nikah, Kak!" Gio membela diri. Hanna tetap membungkamnya. "Sstt, diam dulu, Sayang. Tapi maaf, Bu, dia hanya ngawur. Tidak seperti itu!" seru Hanna lagi. Untuk sesaat, Sena dan Samuel masih tetap terdiam, sebelum lagi-lagi Sena yang tertawa duluan. "Ah, haha, baiklah, tidak masalah. Anak kecil memang suka meniru apa yang dilihatnya di video. Tapi baiklah, sebenarnya kami juga tahu Louis dan Indira tidak mungkin ada di rumah di jam segini. Kami hanya baru membeli buah dan sekalian memberikan buahnya. Samuel, berikan pada Bik Yus!" "Iya, Ma."Samuel memberikan buah pada Bik Yus dan mau tidak mau, Hanna terpaksa
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Jatuh dari Tangga

Indira melangkah naik ke tangga dengan cepat, sedangkan Hanna langsung menoleh menatap bosnya itu sampai akhirnya Indira tiba dan mereka saling berhadapan. "Apa?" "Aku terkejut sekali menemukan kau mengobrol dengan mertuaku, apa yang kalian bicarakan?" ulang Indira. Namun, Indira tidak memberikan kesempatan pada Hanna untuk menjawab karena mendadak Indira sudah melayangkan tuduhannya pada Hanna. "Kau membocorkan perjanjian itu? Bahwa kau adalah istri kedua Louis? Bahwa aku membayarmu untuk menjadi ibu pengganti? Kau membocorkan kalau aku mandul?" bentak Indira penuh amarah. Hanna menggeleng. "Aku tidak melakukannya sama sekali, Bu." "Lalu mengapa kau tersenyum begitu busuk di depan mertuaku? Kau mau sok baik? Kau mau mengambil hatinya agar dia menyukaimu?" "Aku benar-benar tidak mengerti apa yang Anda katakan, Bu. Tapi aku tidak pernah berniat mengambil hati siapa pun!" "Buktinya kau mencoba mengambil hati Louis! Kau membuat suamiku sendiri membuangku dan memilihmu! Kau membu
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Pergi Atau Bertahan

Louis pulang lebih cepat siang itu. Ia sengaja tidak pergi lama agar bisa segera pulang sebelum Indira pulang duluan dan membuat keributan dengan Hanna. Louis pun membawa berita baik karena ia punya hadiah untuk Hanna, yaitu sertifikat rumah wanita itu.Ya, dengan uang, semuanya pasti beres. Louis memberikan uang yang cukup banyak untuk para rentenir itu. Louis membeli kembali rumah Hanna agar Hanna tidak kehilangan satu-satunya hartanya. Ia sudah membayangkan ekspresi bahagia Hanna. Mungkin wanita itu akan memeluknya, menciumnya, dan Louis mendadak antusias. Louis pun masih menyimpan sertifikatnya di mobil dan ingin melihat kondisi rumah dulu. Namun, begitu masuk ke rumah, ia langsung disambut insiden yang membuat jantungnya memacu begitu kencang. Louis melihat istrinya jatuh terguling melewati satu persatu anak tangga hingga tergolek tidak sadarkan diri. "Indiraa!" teriak Louis begitu panik. Debar jantung Louis memacu tidak karuan dan ia langsung menghampiri Indira untuk melih
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Kondisi yang Menyesakkan

"Tolong selamatkan istriku, Dokter! Dia terjatuh dari tangga dan mendadak tidak sadar! Tolong, Dokter! Tolong!" Louis begitu panik setelah akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Louis terus menyisir rambutnya frustasi dan berjalan mondar-mandir di depan ruang tindakan. Linda sendiri juga sama paniknya, tapi ia begitu tidak terima sampai ia terus menyalahkan semua orang. "Ini semua karena kau, Louis! Kalau saja kau tidak membawa wanita sialan itu tinggal di sana, semua ini tidak akan terjadi!" "Hanna sudah begitu melunjak karena kau terus membelanya! Kau tahu kalau Indira sering tidak pulang ke rumah karena dia tidak nyaman di rumahnya sendiri! Suaminya bukan miliknya lagi! Hanna sudah merasa menjadi nyonya rumah!" Linda berteriak penuh amarah sampai otak Louis makin penuh. Louis tidak bisa berpikir sama sekali sekarang."Kau akan menyesal kalau sampai terjadi sesuatu pada Indira, Louis! Ibu akan sangat membencimu kalau ada apa-apa pada Indira! Oh, Indira yang malang!" "Hanna mendo
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Percaya Padamu

"Selamat pagi, Hanna. Aku ke sini untuk menjemputmu." Refi datang ke rumah Indira pagi itu untuk menjemput Hanna. Hanna tidak bisa tidur semalaman karena menunggu berita tentang Indira. Louis sama sekali tidak membalas telepon maupun pesannya sampai Hanna tidak berani meneleponnya lagi. Louis juga tidak memberi kabar pada Bik Yus atau siapa pun sampai Hanna sangat tidak tenang. Dan pagi ini, mendadak Refi datang menjemputnya. "Menjemput ... ke mana? Kau mau membawaku ke mana, Refi? Lalu bagaimana kondisi Bu Indira? Dia baik-baik saja kan?" Refi menghela napas panjangnya. "Bu Indira ... tidak baik." Jantung Hanna makin berdebar kencang mendengarnya. "Apa maksudmu Bu Indira tidak baik, Refi? Apa maksudmu?" Lagi-lagi Refi menghela napas panjangnya, sebelum ia menyahut lagi. "Bu Indira lumpuh," jawab Refi yang seketika membuat Hanna menahan napasnya sejenak. Tubuh Hanna mendadak gemetar dan merinding mendengar Indira lumpuh, tapi Hanna menggeleng dan ia tidak bisa menerimanya.
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Pagi yang Hangat

Louis tidur di rumah Hanna malam itu. Louis sempat menumpang mandi dan memakai baju Tama, sebelum ia berbaring di sofa dan terlelap di sana. Kaki panjang Louis pun keluar dari sofa karena sofa di rumah Hanna bukan sofa yang terlalu panjang, tapi saking lelahnya, pria itu tetap tidak peduli. Hanna pun mengembuskan napas panjangnya dan perlahan mendekati Louis, menatapnya lekat, dan membelai sayang kepala pria itu. "Bagaimana semuanya bisa jadi seperti ini? Aku merasa seperti menjadi seorang pelakor saat ini," ucap Hanna sambil terus menatap Louis. Saat perasaannya makin dalam, begitu sulit bagi Hanna untuk menolak Louis, walaupun ia sering mengingatkan dirinya kalau semua ini salah. "Aku menyukaimu, Louis Sagala. Tapi kalau bisa mengulang waktu, lebih baik kita tidak pernah memulai ini. Akan lebih baik kalau aku tetap menjadi asisten Bu Indira dan tetap menjadi asistennya selamanya. Hidupku juga tidak akan serumit ini." "Tapi waktu tidak bisa diulang kan? Kita hanya bisa bergerak
last updateLast Updated : 2025-04-28
Read more

Tamparan Bertubi-Tubi

"Dokter Martin!" Martin masih melangkah di koridor rumah sakit saat ia melihat Hendra, ayah Indira di sana. "Pak Hendra?" "Ah, apa kabar? Senang sekali bisa bertemu denganmu pagi-pagi begini. Apa jam praktikmu sepagi ini?""Ah, tidak, Pak. Lebih tepatnya aku baru saja mau pulang. Ada kondisi darurat semalam sampai aku harus berada di rumah sakit semalaman," jawab Martin dengan wajah lelahnya. "Oh, semoga semuanya baik-baik saja." "Terima kasih, Pak. Tapi apa yang Anda lakukan di sini?" Wajah Hendra sedikit lemas dan pria tua itu mengembuskan napasnya beberapa kali, sebelum menjawabnya. "Ada kejadian tidak baik pada Indira." Martin menegang. "Kejadian apa, Pak?" "Dia mengalami kecelakaan, dia jatuh dari tangga dan dokter bilang dia akan lumpuh sementara." "Apa?" Martin terkejut dan langsung menemui Indira yang sedang duduk di ranjang pasien. Wajah Indira nampak lelah dan pucat, tapi ia terlihat tegar dan ekspresinya masih sedingin biasanya. "Bu Indira?" "Dokter Martin? Aku
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more

Akan Selalu Ada Untuknya

Martin melajukan mobilnya ke dekat rumah Hanna. Ia belum pernah ke rumah itu sebelumnya karena saat mengantar Hanna waktu itu, wanita itu minta diantar ke rumah Louis. Tapi Martin tahu alamat Hanna dari data pasien di rumah sakit. Selain itu, dengan cepat, tatapan Martin bisa menangkap Hanna yang sedang ditampar oleh seorang wanita yang Martin kenali sebagai Linda. "Sial! Apa yang Bu Linda lakukan?" Buru-buru Martin memarkir mobilnya asal dan langsung berlari ke arah Hanna. Martin pun bisa mendengar sedikit tuduhan Linda, tapi Martin tidak bisa membiarkan Hanna terus ditampar. "Kakakmu pantas mendapatkannya!" geram Linda sambil melayangkan tamparannya lagi. Namun, sebelum tangan itu mendarat di pipi Hanna, Martin sudah menahan tangan Linda sampai Linda membelalak kaget. "D-Dokter Martin?" "Apa yang Anda lakukan, Bu?" geram Martin sambil melepaskan tangan Linda. "Dokter Martin?" Hanna juga sama kagetnya melihat Martin di sana dan air matanya malah makin bercucuran. "Bagaimana
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more

Ancaman Tegas

"Aku sudah memanggil pengacara untuk menuntut Hanna ke polisi dengan tuduhan pembunuhan berencana!" Siang itu, Louis kembali ke rumah sakit lagi hanya untuk mendengar ucapan mengerikan dari Indira. Istrinya itu terlihat lebih segar dan secara mengejutkan, cukup tegar dengan vonis lumpuhnya itu. Louis sampai langsung menegang mendengarnya karena ia tidak mau Hanna terkena masalah dengan siapa pun. "Jangan gila, Indira! Tidak ada pembunuhan berencana, kau pikir Hanna seorang psikopat, hah?" "Buktinya dia mendorongku dari tangga, Louis! Apa lagi maksudnya kalau bukan untuk membunuhku?" "Indira, tidak ada yang berniat mendorongmu. Itu kecelakaan! Lagipula CCTV rumah juga mati dan kau tidak punya bukti apa pun untuk menuduhnya!" "Aku sudah lumpuh, Louis! Istrimu lumpuh dan kau masih membela wanita lain?" "Aku bukan membelanya, Indira! Aku hanya mau kau lebih rasional! Hanna tidak mungkin mendorongmu dengan sengaja!" "Bukti apa lagi yang dibutuhkan kalau korban sudah bicara? Aku did
last updateLast Updated : 2025-04-29
Read more

Janji yang Tidak Pernah Ditepati

Louis tidak tahu apa yang harus ia lakukan lagi. Ancaman Indira tidak pernah main-main dan Louis tidak boleh gegabah atau ancamannya, Hanna akan dijebloskan ke penjara. Sungguh, Louis sangat mengenal Indira dan istrinya itu punya kuasa untuk melakukannya. Bahkan, Louis tidak yakin bisa menolong Hanna karena ia tidak ada di tempat saat kejadian itu. "Sial! Sial!" Louis terus menggeram marah dan ia terjepit. Bukannya tidak peduli pada Indira yang saat ini lumpuh, tapi hatinya sudah berat sebelah. Louis berpikir keras sepanjang malam sambil menatap nama Hanna di ponselnya, berkali-kali berpikir untuk menelepon Hanna, bertanya apa yang Hanna lakukan, apa yang Hanna butuhkan, apa Hanna sudah makan, apa Hanna merindukannya, dan semuanya. Louis ingin mendengar suara wanita itu, tapi meneleponnya pun Louis takut. Ia takut ia akan menyakiti wanita itu. "Sial!" Baru saja Louis bangkit dari kursi tunggu dan berniat ke rumah Hanna diam-diam, tapi Indira memintanya masuk ke kamar. Indira m
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status