Semua Bab CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR: Bab 21 - Bab 30

40 Bab

Hubungan Macam Apa?

Rico terlihat kebingungan ketika menenteng paperbag yang di dalamnya terisi beberapa harta karun milik Baskara sebelum memasuki mobil mewah tuannya. Baskara mengernyit heran. Ia pun segera meminta Rico untuk menyalakan mesin mobil agar secepatnya membawa dirinya ke apartemen Thalita. “Apa yang sedang kamu perhatikan, Rico? Kamu masih ingin bekerja denganku atau sudah bosan dan ingin mencari pekerjaan lain?”“Ah, begini Pak… bukan maksud saya seperti itu, Pak. Saya hanya merasa heran saja kenapa Bapak membeli barang-barang semacam ini? Saya masih tetap ingin bekerja dengan Bapak. Saya tidak memiliki keinginan untuk bekerja dengan orang lain, Pak,” aku Rico dengan nada yang sedikit terbata-bata.“Bagus kalau begitu. Lebih baik kamu segera mengantarku ke apartemen Thalita dan jangan banyak bertanya!” titah Baskara pada anak buah sekaligus kepercayaannya. ‘Ke apartemen Thalita? Ada urusan apa Pak Baskara semalam ini datang ke sana? Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka?’ Kerutan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Antar Aku Ke Hotel!

“Kamu akan tahu hubungan seperti apa yang aku maksud!” tegas Baskara yang tanpa aba-aba langsung membopong tubuh Thalita ke atas ranjang.Pria itu bergerak mendominasi. Ia mencium Thalita tanpa perlawanan berarti dari wanita itu. Sekuat apa pun Thalita melawan, tak akan sanggup mengalahkan dirinya. Baskara yang diselimuti amarah segera melucuti pakaian Thalita walau wanita itu terus berusaha mendorong tubuhnya agar bergerak menjauh.“Kamu benar-benar membuatku marah, Sayang,” ucap Baskara ketika tubuh wanita itu tak lagi tertutup selembar kain pun.“Pak Baskara–” Tak ada gunanya melawan. Pria itu benar-benar menunjukkan kemarahannya pada Thalita yang telah ia anggap sebagai wanitanya.Baskara menjelajah ke setiap inci tubuh Thalita. Ia membuat Thalita yang awalnya menolak dan terus menolak kini mau tak mau memberinya celah untuk masuk ke dalam inti tubuhnya. “Aku tahu kamu juga menginginkanku, Thalita. Aku akan memuaskanmu,” bisik Baskara di daun telinga Thalita. Pria itu menekan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Mulai Curiga

Rico masih belum bisa mengatasi rasa heran yang menggelayut di dalam pikirannya. Sang bos mengajaknya check in di hotel hanya untuk…Mandi?Yang benar saja?! Apakah ada lelucon yang tak segaring ini? Akal sehatnya terus mempertanyakan. “Kalau kamu mau pesan makanan, pesan saja, nanti billnya masukkan ke dalam tagihanku,” kata Baskara yang secara tidak langsung mengembalikan kesadaran Rico ke dunia nyata. Rico tersentak kaget mendengar ucapan sang bos padanya sebelum mengambil jubah mandi dan menghilang ke dalam kamar mandi hotel yang dilengkapi fasilitas mewah. “Apa ini bedanya orang yang terlahir kaya dan orang miskin? Cuma mau mandi saja harus ke hotel. Kenapa nggak pulang ke rumah saja? Ck!” gumam Rico sembari geleng-geleng kepala. Nada dering Baskara yang ada di atas tempat tidur membuat fokus Rico terpecah. Ia menengok sekilas ke arah pintu kamar mandi dan ponsel tuannya secara silih berganti. “Nyonya Yola telepon, bagaimana ini? Haruskah aku memberitahu Pak Baskara kalau N
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Rival?

“Hei, ditanya kok malah melamun? Aku tuh lagi tanya sama kamu. Bukan meminta kamu melamun,” cecar Baskara ketika melihat sang bawahan belum menunjukkan tanda-tanda akan menjawab pertanyaan darinya. Baskara terlihat tak sabar. Ia masih menunggu jawaban sambil menajamkan indera penglihatannya ke arah Rico. “Saya juga bingung, Pak. Saya sekarang tidak memiliki pacar, bagaimana saya bisa tahu apa yang mereka inginkan? Tapi jujur, Pak, saya pernah melihat adegan romantis di film yang pernah saya tonton di bioskop sama mantan saya. Waktu itu saya melihat bahwa wanita yang baik dan tidak mata duitan seperti yang barusan Bapak katakan tidak akan meminta apa pun. Dia hanya ingin dicintai dengan tulus. Dengan semua sikap, tindakan dan bukti nyata. Bukan uang atau materi yang dia mau, tapi yang barusan saya katakan itu, Pak. Karena bagi wanita yang baik, cinta dan ketulusan nyata sudah menjadi bukti bahwa hubungan mereka memang pantas dijalani. Uang atau materi bisa dicari bersama-sama. Begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Alasan

Bukannya langsung menjawab pertanyaan yang diajukan sang bos padanya, Rico malah terkekeh dengan santainya.“Kok kamu malah tertawa?” tanya Baskara heran. “Pertanyaan Bapak lucu soalnya. Maaf ya, Pak, saya nggak bisa menahan tawa.”“Letak lucunya di mana?” “Pertanyaan terakhir Pak Baskara tadi. ‘Jangan bilang kalau kamu menyukai Thalita?’ itu loh, Pak. Sekarang kalau dipikir-pikir pria mana di kantor yang tidak menyukai Thalita, Pak. Thalita adalah wanita yang sangat cantik, baik dan mudah beradaptasi dengan siapa pun. Tapi perasaan saya padanya hanya sebatas kagum, Pak. Mana mungkin saya berani memiliki perasaan lebih padanya? Saya sadar diri, Pak. Mana mungkin dia mau sama saya,” jelas Rico sembari tersenyum tipis.“Baguslah kalau kamu sadar,” timpal Baskara cepat. Ia memiringkan senyumnya lalu kembali ke kamar mandi.“Hah? Barusan Pak Baskara bilang apa? Sadar? Kenapa Pak Baskara bilang begitu? Aneh,” gumam Rico sambil mengelus bakal cambangnya begitu melihat sang atasan tak lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Raib

Baskara tak mau berdebat lagi. Tenaganya sudah terkuras habis di atas ranjang bersama Thalita. Dan ia tak akan menyesalinya. Sisa tenaga yang ia miliki tak akan mungkin disia-siakan.“Aku capek, Nek. Biarkan aku tidur sekarang,” keluh Baskara yang langsung disetujui sang kakek yang sedari tadi memilih diam.Teddy mengangguk sambil melambaikan tangan memberinya ijin untuk melenggang pergi dari hadapan mereka. Seruni yang menyaksikan hal itu hendak memprotes namun tak jadi ia lakukan karena kesadaran membawanya kembali ke dunia nyata. “Apakah dia masih marah padaku, Suamiku?” Seruni terdengar lemah dan memprihatinkan. “Semua sudah terjadi, Sayang. Biarkan mereka berdua memutuskan apa yang terbaik untuk ke depannya. Kita tidak perlu ikut campur. Baskara sudah dewasa dan bisa menentukan apa yang harus mereka berdua lakukan baik sekarang ataupun nanti. Sudah dua tahun mereka bersama, tapi kita tidak tahu apa yang sebenarnya mereka rasakan dalam pernikahan itu. Kalau mereka sudah tidak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Tuduhan

Asisten rumah tangga yang telah lama mengabdi di kediaman mewah itu terlihat berpikir serius. Ia harus berpikir terlebih dahulu sebelum memberikan jawaban pada wanita di hadapannya. Yola tampak tidak baik-baik saja mendengar kenyataan yang disampaikan Mbok Nah barusan. Ia terus menunggu jawaban sembari melemparkan tatapan menuntut. “Tadi Tuan Baskara nggak bilang apa-apa, Nyonya Yola. Tapi kalau pergi sama siapa, tadi saya lihat Tuan pergi bersama Mas Rico.” Mbok Nah menjelaskan dengan hati-hati.Yola mendesis kesal. Ia berkacak pinggang dengan tatapan kalut. Ia pun menatap Seruni seolah hanya wanita di hadapannya saja yang bisa menenangkan kegelisahannya.“Coba kamu hubungi Baskara sekarang, kamu nggak usah khawatir, ya. Dia pasti akan menjawab pertanyaan kamu dengan alasan kepergiannya sepagi ini. Kamu nggak usah berpikir yang bukan-bukan, oke?” saran Seruni pada Yola dan meminta wanita itu menghubungi Baskara secepatnya. Seruni mendorong pelan bahu Yola agar wanita itu kembali k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bubur Ayam

“Kenapa saya harus takut pada Bapak?” tanya Thalita dengan segala cara menyembunyikan rasa takut yang menyelinap di dalam diri ketika harus berhadapan dengan Baskara. Baskara mengurung kebebasan Thalita dengan gerakannya saat ini. Thalita ada di hadapannya dengan tangan terangkat ke atas. Pria mencengkeram kedua tangan Thalita dengan kedua tangannya hingga mereka benar-benar berhimpitan. Thalita menatap mata Baskara ketika pria itu tiba-tiba mencium bibirnya. “Aku merindukanmu,” bisik Baskara tepat di telinga Thalita usai mengecup manisnya bibir wanita kesayangannya. Bisikan manis yang dilakukan Baskara sanggup membangunkan titik sensitif Thalita dan membuat wanita muda itu terangsang oleh hasrat yang dipicu pria berusia 28 tahun tersebut.Tak berhenti di situ saja, Baskara mengecup pelan leher Thalita hingga semakin turun nyaris menuju ke belahan sepasang gundukan kenyal miliknya. “Pak Baskara, tolong berhenti.” Thalita dengan gerakan refleks mendorong dada bidang Baskara hingga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Kedatangan Yola

“Sebenarnya saya bukan berniat membantah, Pak. Saya hanya ingin mengatakan kalau apa yang barusan Bapak lakukan itu tidak pantas dilakukan pada saya. Bagaimanapun juga saya adalah bawahan Bapak, bagaimana bisa Bapak memakan bubur ayam menggunakan sendok dari bekas mulut saya? Bukankah itu sangat tidak pantas alias jorok, Pak? Apa Bapak tidak jijik?” ungkap Thalita pada Baskara dengan jujur. Baskara mengelap sudut bibirnya pasca menelan sesendok bubur ayam milik Thalita menggunakan selembar tisu kering yang tersaji di meja. Ia mengulas senyum yang hanya ia saja yang tahu maksud dan tujuannya. “Memangnya kenapa kalau aku makan menggunakan sendok milikmu? Katamu tadi tidak ada perbedaan? Iya, kan?”Boomerang!Thalita merasa kesal. Pendapatnya diputarbalikkan. Kini pria itu menggunakan cara yang sama untuk membantah ucapannya. Ya sudahlah!Thalita malas berdebat di pagi ini. Masih banyak hal yang harus ia kerjakan. Hal remeh seperti ini tidak perlu diperpanjang karena akan menjadi sema
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Kaburnya Sang Mempelai Pria

Menjadi orang ketiga di antara pasangan suami istri di hadapannya, Thalita mengambil berkas di meja yang ada di dalam sebelum akhirnya meminta ijin pada Baskara untuk kembali ke meja kerjanya. “Pak Baskara, Bu Yola, saya ijin undur diri dan kembali ke meja kerja saya. Permisi,” pamit Thalita yang sadar diri dan membungkuk hormat sebelum melewati dua manusia yang tengah merasakan perbedaan ketegangan di hati masing-masing.Baskara mengangguk tanpa kata. Ia pun mengalihkan pandangan dari Thalita berpindah menatap Yola dengan ekspresi tak suka yang kentara. “Rico, tolong tunggu di luar! Ada yang mau aku bicarakan dengan Yola sebentar,” titah Baskara pada Rico.“Baik, Pak Baskara.” Rico menjawab patuh.Mendengar percakapan singkat antara Baskara dengan Rico di hadapannya membuat wanita itu menahan amarah. Belum apa-apa Baskara sudah mengatakan pada bawahannya bahwa pembicaraan antara dirinya dengan pria itu hanya sebentar saja. Apakah dirinya benar-benar tak lagi memiliki posisi penting
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status