"Jordan, jangan pergi! Temani aku sebentar lagi. Aku cuma ingin ada seseorang untuk diajak bicara."Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Meskipun tahu aku seharusnya tidak tinggal lebih lama, aku tidak bisa menolak permohonannya. Dengan enggan, aku memutuskan untuk mengobrol dengannya.Saat itu, Shely sudah hampir sadar dari mabuknya. Dia menuangkan dua cangkir teh dan duduk di sampingku. "Jordan, jujur saja, apa saja yang dilakukan si berengsek George waktu dia bersamamu?"Aku tahu seharusnya aku menjaga rahasia bosku. Namun, melihat betapa menyedihkannya Shely, aku memutuskan untuk berterus terang. Bagaimanapun, George yang bisa mengabaikan istri sebaik ini dan malah melakukan hal-hal seperti itu di luar sudah sangat merusak penilaianku terhadapnya.Aku menceritakan semuanya kepada Shely dengan jujur.Setelah mendengar ceritaku, Shely mulai menunduk dan mengusap air matanya. Aku segera mencoba menenangkannya. "Kak, jangan marah. Aku juga merasa Bos salah. Nanti kalau dia kembali, aku
Read more