Semua Bab Cinta Dan Dosa Seorang CEO : Bab 21 - Bab 27

27 Bab

Bab. 21 tertangkap basah?

Azura menatap tak percaya, rekaman CCTV yang dikirimkan oleh Vito. Malika melihat perubahan wajah bosnya, dan melihat rekaman CCTV tersebut.Ia pun sama terkejutnya, hingga menutupi mulutnya dengan tangannya.Detik berikutnya, Azura pun menangis. Malika pun keluar dari ruangan Azura, tanpa separah kata pun.*Di sebuah Restoran bintang lima, Alvino dan Azura memasuki Restoran tersebut. Lalu, mereka duduk di meja yang mereka pesan, tepat di atap Restoran tersebut.“Kamu mau pesan apa?” tanya Alvino dengan lembut.Azura hanya tersenyum, sambil menggeleng menanggapi pertanyaan suaminya. Alvino pun membalas senyumannya.Seketika, Azura menjad ragu. ‘Tidak mungkin, pria sebaik dan selembut dia melakukan hal seperti itu’ batin Azura, ‘dan juga, bagaimana mungkin ia bisa menikahi istri dari mendiang pria yang ia bunuh.’“Sayang?” panggil Alvino, ketika mendapati Azura terus menatapnya.Namun, Azura tidak meresponnya. Sehingga, ia mengenggam tangan istrinya dan tersenyum.Seketika, Azura sedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab. 22 Dokumen perceraian

Alvino tersenyum dan berjalan mendekati istrinya. Ia memeluk pinggang ramping istrinya, dengan membubuhkan sebuah kecupan kecil pada pucuk kepala Azura.“Bukan apa-apa,” jawab Alvino, “maksudku singkirkan dia, karena Jhonathan datang membuat kegaduhan di perusahaan siang tadi. Jadi aku meminta kepada Zio untuk memasukkannya daftar hitam di semua perusahaan.”Entah benar atau tidak, Azura tetap meragukan suaminya itu. Kini kepercayaannya kepada Alvino mulai berkurang, serta ia menjadi tahu sikap asli suaminya itu.Alvino pun mengajak istrinya kembali ke kamar mereka, saat dalam perjalanan menuju kamar. Alvino menampilkan raut wajah yang sulit di artikan.Ia sedikit kesal, marah dan cemas. Semua itu menjadi satu kini ia rasakan.Pagi harinya, Azura mendapatkan sebuah pesan dari Malika. Pesan itu berupa sebuah artikel berita dan cuplikan video kebakaran.Azura terkejut dengan mata yang membulat lebar. Ia tak mampu berkata-kata, ketika mengetahui kediaman Vito hangus terbakar.Azura pun m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Bab. 23 USG?

Tiba-tiba Azura merasa mual dan ingin muntah. Ketika mencium aroma yang aneh pada indra penciumnya.“Bau apa ini?” tanya Azura dengan kesal, sambil tangannya menutupi mulut dan hidungnya.Namun, ia tidak tahan lagi. Sehingga ia berlari menuju wastafel yang ada di dapur dan memuntahkan cairan bening.“Apa kamu sakit?” tanya Alvino cemas.Ia segera menghampiri istrinya, dan menahan tubuh istrinya agar tidak jatuh. Ia juga mengumpulkan rambut panjang Azura, dan menggulungnya dengan tangannya.“Huek! Huek!” Azura masih merasa mual, karena mencium bau yang aneh.Setelah beberapa saat, Azura akhirnya merasa lebih baik. Alvino membantunya untuk duduk, dan mengambilkan air minum yang tidak dingin dan memberikannya kepada Azura.“Perlukah kita ke rumah sakit?” tanya Alvino.“Tidak perlu,” jawab Azura, “Oh iya, apa kau sudah menandatangani dokumen itu?”“Apa itu penting sekarang?” tanya Alvino kesal, “yang penting saat ini adalah kesehatanmu,”Azura meletakkan gelas yang diberikan Alv
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Bab. 24 Tanpa judul

“Apa ini?” tanya Alvino menatap foto USG.“Kembalikan itu.” Azura hendak merebut foto dan amplop tersebut, namun Alvino justru menjauhkan darinya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.Karena perbedaan tinggi badan mereka yang cukup jauh, membuat Azura kesulitan menggapainya.Azura pun menyerah, karena tidak akan bisa mengambilnya.“Kembalikan itu,” desak Azura.“Tidak akan, jawab pertanyaanku lebih dahulu,” tekan Alvino, “apa ini? Foto USG milik siapa ini?” “Kamu tidak perlu tahu,” Azura enggan menjawab, dan menarik lengan Jas milik suaminya.“Kamu hamil?” tanya Alvino, “benarkah itu?”“Tidak, aku tidak hamil dan itu bukan milikku.” Azura masih menggelak dan berusaha mengambil amplop di tangan Alvino.Namun, ia tidak berhasil menggapainya. Membuatnya merasa lelah dan kesal.Tanpa di sadari, Azura menunjukkan raut wajah kesal namun tatapan matanya sedih. Ia berlalu begitu saja, menaiki tangga dengan menghentak-hentakkan kaki di setiap langkahnya.Alvino terdiam sesaat. Ia baru pertama kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 25 Perhatian Alvino

Alvino telah pulang kerja. Ia memasuki rumah dengan wajah yang terlihat lelah.Namun, saat memasuki rumah. Ia teringat dengan istrinya yang sedang hamil.“Bagaimana dengan Azura?” tanya Alvino saat berpapasan dengan Lusy.“Nyonya di kamar, bos,” jawab Lusy sopan.“Apa dia tidak keluar kamar sama sekali?” tanya Alvino.Lusy sedikit merasa bingung, sebab seperti kata Alvino sebelumnya. Ia harus melaporkan setiap detail kegiatan Azura kepadanya.“Maaf, tapi sebelumnya saya sudah melaporkannya kepada bapak,” ujar Lusy.“Benarkah?” tanya Alvino mengingat-ingat.Seketika ia teringat, jika sejak rapat ia tidak memeriksa ponselnya sama sekali. Bahkan, sampai saat ini ia belum melihat ponselnya.“Oh, aku terlalu sibuk, jadi belum sempat memeriksa ponsel,” jelas Alvino, “bisa kamu jelaskan secara langsung saja?”Alvino membawa langkahnya menuju sofa, dan mendudukkan tubuhnya di sana. Dengan punggung yang menyandar, merasakan letih pada punggung lebarnya.“Sebelumnya, nyonya tidak menerima keber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab.26 pengadilan

Azura terbangun, dan mendapati dirinya di kamar yang ia tempati. Namun, ia langsung merasakan pusing yang menyerang kepalanya.Ia mengabaikan rasa pusing dan lemas pada tubuhnya, lalu ia bangit dan turun dari ranjang.Kaki telajangnya menyentuh lantai yang dingin, dengan langkah yang pelan ia berjalan menuju pintu kamar. Azura membuka pintu tersebut sedikit, saat mendapati Alvino sedang berbicara dengan seorang dokter.“Apa yang harus saya lakukan?” tanya Alvino, “istri saya sama sekali tidak tahan mencium aroma makanan, bagaimana istri saya bisa makan?”Terdengar, suara Alvino yang frustrasi.Dokter pun menghela napas. “Jalan satu-satunya, istri anda harus diinfus jika hal seperti ini terjadi lagi.”Alvino ikut menghela napas, ia tidak ingin satu jarum pun melukai istrinya. “Baiklah, terima kasih atas waktumu,” ucap Alvino.Dokter itu mengangguk dan pergi dari hadapan Alvino. Alvino pun hendak memeriksa istrinya, namun ia melihat Azura yang tengah mengintip di belakang pintu.“Saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab. 27 Tanpa judul

“Maaf, tapi Anda tidak bisa melakukan sidang perceraian,” ucap pengacaranya membuatnya kecewa.“Kenapa?” tanya Azura bingung.“Sebelum saya menjawab, saya ingin bertanya suatu hal,” ucap pengacara Azura.“Apa itu?” tanya Azura.“Apa, anda sedang hamil?” tanya pengacaranya.Azura mengangguk, tanpa tahu akibatnya. Pengacara Azura menghela napas, sebelum ia tersenyum.“Selamat atas kehamilan anda,” ucapnya.“Terima kasih,” jawab Azura, “tapi kenapa saya tidak bisa bercerai?”“Karena anda sedang hamil. Kita tidak bisa memprosesnya,” jelas Pengacara Azura, “kita harus menunggu sampai bayi anda berusia 5 tahun. Setelah itu, barulah anda bisa mengajukan kembali perceraian anda.” Azura terkejut bukan main. Ia menggeleng tidak percaya akan perkataan pengacaranya itu.“Tidak mungkin,” ucap Azura, “apa Alvino mengancam-mu?” “Tentu saja tidak, aku berkata jujur,” ujar pengacaranya, “jika anda masih tidak yakin, mari ikut saya menemui hakim.”*Sesamapinya di rumah, Azura berjalan dengan tatapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status