Semua Bab Istri Dalam Sangkar Emas : Bab 21 - Bab 30

36 Bab

Bab 20 Bunda

"Mas, bukankah lebih baik jika Mas mengatakan yang sebenarnya?" Aku sengaja mengajak Mas Fajar berbicara, hanya berdua. "Apalagi Tari! Mas sudah mengatakan yang sebenarnya. Kenapa kamu sangat sulit untuk percaya pada Mas," desis Mas Fajar, Ia melepas tangannya dari tanganku."Aku merasa kalau Mas Fajar tidak jujur, ada yang berusaha Mas Fajar sembunyikan dari aku," aku menatap Mas Fajar, dia yang berusaha menghindari tatapan mataku membuat aku semakin yakin. Mas Fajar tidak benar-benar terbuka dengan aku."Ini yang Mas tidak suka dari kamu, mengapa Mas merasa malas menceritakan semuanya. Karena kamu tidak pernah mau percaya, kamu selalu saja menaruh curiga pada Mas. Dari dulu, hingga sekarang," kilah Mas Fajar, Ia lalu meninggalkan aku sendirian.Aku menatap punggung Mas Fajar yang semakin menjauh. Kali ini aku akan mengalah, tidak. Selama ini aku memang selalu mengalah untuknya.Haruskah aku kembali mengalah, atau bisakah aku melawan? T
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

Bab 21 Bunglon

Aku menoleh ke belakang, melihat seorang pria dengan tubuh tinggi yang tersenyum kepadaku. Senyuman yang sama, yang aku lihat di kantin rumah sakit. Apa yang dia lakukan di sini? Dan, Bibi? Mengapa dia memanggilku demikian?"Selamat ulang tahun, Bibi," Ia kembali memberikan ucapan yang sama, dengan senyum manisnya yang khas."Baim? Apa yang kau lakukan di sini?" Aku menoleh, melihat Mas Fajar yang mendekatinya. Mereka saling bersalaman dan berpelukan sekilas.Mas Fajar mengenalnya, pria yang aku temui di kantin rumah sakit. Bagaimana mereka bisa saling mengenal."Baim? Siapa Fajar?" Bunda mendekati mereka, menanyakan sosok Baim yang sepertinya masih asing dalam ingatannya."Baim Bun, Cucu pertama Paman Liam yang sedang di rawat di ICU sekarang," ujar Mas Fajar menjelaskan. Aku yang ikut mendengarkan mulai paham, pria itu adalah keluarga Mas Fajar, Baim.Apa dia sudah mengenalku sebelumnya? Aku bahkan memutar ingatanku saat di kan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

Bab 22 Wartawan

Aku terus kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Baim. Tentang Mas Fajar yang menjadi sosok misterius, yang sulit dikenali. Bukan hanya padaku, tapi juga pada keluarganya.Aku menyentuh tangan Aluna yang sedang tertidur, mempertanyakan pada diriku sendiri. Apa aku juga tidak bisa mengenal Mas Fajar, atau dia hanya tidak ingin jika aku ataupun keluarganya. Tapi pada orang lain, yang bisa dipercayainya.Menatap Aluna yang masih terlelap, aku dikejutkan dengan suara berisik dari luar. Riuh suara terdengar berdesakkan, membuat aku memberanikan diri mendekat ke pintu masuk. Mengintip, dan melihat ada banyak wartawan di luar sana.Aku segera mengunci pintu, selagi para pengawal yang berjaga masih bisa menghalaunya. Aku segera mencari ponselku, yang harus aku lakukan adalah menghubungi Mas Fajar."Mas, ada banyak wartawan di luar," aku berucap dengan terburu-buru. Sesekali melihat ke arah pintu."Jangan keluar, kunci pintunya dengan rapat. Mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 23 Menunggu Penjelasan

Tiga bulan lamanya, aku menunggu. Menunggu sebuah penjelasan yang hingga saat ini belum aku temukan, tentang semua yang terjadi secara tiba-tiba. Datang menyerang dan menggantung tanpa kejelasan dan penyelesaian."Ma, hari ini jadwal untuk aku terapi," ujar Aluna. Ia berjalan dengan pelan mendekati aku, dia sudah tidak lagi menggunakan kursi roda.Efek terapi yang dilakukannya selama tiga bulan inj, membuatnya lebih cepat untuk sembuh dibandingkan perkiraan dokter."Iya, Mama sudah menghubungi dokter. Jadwalnya sebentar sore," ujarku. Membantu Aluna untuk duduk. Meski pun sudah bisa beraktivitas kembali, tapi belum sepenuhnya lancar. Dalam beberapa hal, masih membutuhkan bantuan."Apa kita akan pergi dengan Om Baim?" Tanya Aluna, ada kekehan geli yang menyertai ucapannya."Mama juga tidak tahu," ujarku, aku tidak pernah saling memberi kabar dengan Baim. Hanya Aluna, lalu mengapa Ia kemudian menanyakannya padaku.Selama tiga bulan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 24 Dunia Yang Berbeda

Desiran angin yang berhembus menerbangkan dedaunan kering, menyapa permukaan kulit dan memberikan rasa sejuk. Diiringi riuh kicauan burung yang saling sahut menyahut, suasana pagi hari yang sangat indah.Seminggu yang lalu, sejak kedatangan Baim mengajak Aluna untuk pergi berjalan-jalan. Dan hari ini akhirnya aku memutuskan, aku tidak lagi ingin menunggu. Aku akan mencoba apa yang disarankan Baim, mengejar dan menangkapnya.Meski aku tidak yakin, aku datang ke tempat yang tepat atau tidak. Aku hanya mencoba tempat yang direkomendasikan oleh Baim. Tempat yang menurutnya sangat tepat untuk menangkan pikiran, dan aku akui. Kali ini Ia memberikan rekomendasi yang tepat.Sebuah tempat yang berada di atas bukit, hanya ada satu rumah sebagai tempat tinggal. Tidak ada orang lain atau pun pengunjung lain, seolah tempat ini hanya dikhususkan untuk orang yang memang sudah reservasi."Ma, aku lelah. Sangat lelah," Aluna dengan napas memburu, merebahkan tubuhn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 25 Menemukanmu

Aku sesekali menatap Mas Fajar, sama dengannya. Dia juga sesekali menatap padaku. Pertemuan yang tidak disangka-sangka, menciptakan suasana canggung seketika."Aluna mau tidur duluan," ujar Aluna, Ia kemudian menghabiskan susu hangat yang sudah aku buatkan.Kebiasaan Aluna saat bangun tengah malam, Ia membutuhkan susu hangat agar bisa kembali tidur. Dan itu sangat ampuh untuknya.Saat Aluna sudah pergi, suasana jadi semakin canggung dan aku juga bingung harus melakukan apa. Mas Fajar juga, dia hanya diam-diam saja."Hm," aku berdehem, mencoba mengusir canggung. Bukannya peka dengan membuka pembicaraan, Mas Fajar malah menyodorkan segelas air putih. Aku menerimanya dan segera meminumnya hingga habis, meletakkan gelas kosong ke atas meja dengan sedikit tekanan. "Apakah Mas Fajar hanya ingin diam? Tidak ingin mengatakan sesuatu? Bukankah seharusnya Mas Fajar memberikan aku penjelasan, atas semua ini. Semua yang terjadi," Cecarku, aku tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Bab 26 Dialog Dini Hari

"Mas! Jangan hanya diam, atau Mas Fajar ingin hubungan kita tetap renggang seperti ini?" Keluhku, menatap Mas Fajar yang hanya diam. Berusaha menghindari tatapan mataku."Atau Mas Fajar memang ingin semuanya selesai tanpa kejelasan?" Tanyaku memancing, "Baiklah, jika itu yang Mas inginkan. Aku akan mengurus surat perceraian kita setelah-,""Mas kurung kamu ya! Jangan bicara sembarangan!" Hardik Mas Fajar, membuat nyaliku ciut seketika. Aku diam, membuang muka. Memilih untuk tidur dan membelakangi Mas Fajar, dia dengan sikap egois dan kerasnya yang sangat sulit dibantah.Aku berusaha memejamkan mata, meski sulit. Jam sudah menunjukkan angka tiga dini hari, jam tidurku sudah lewat."Maaf," Kurasakan tangan kekar Mas Fajar yang memeluk tubuhku, menarik aku agar masuk ke dalam pelukannya."Mas akan menceritakannya, tapi jangan memotong pembicaraan Mas. Dengarkan hingga Mas selesai berbicara," pinta Mas Fajar. Aku segera mengangguk s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 27 Melupakan Sejenak

Aku menatap Mas Fajar dan Aluna yang sedang belajar bersama, meski terlihat ada sekat yang masih menjadi penengah. Namun Mas Fajar tampak berusaha mendekati Aluna.Aku telat bangun karena kelelahan, sehingga aku tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya. Bagaimana mereka berdua kemudian bisa duduk bersama.Perlahan senyumku terbit, saat melihat Mas Fajar yang mencoba bersikap hangat pada Aluna yang masih berusaha memberi jarak.Aku beralih menatap Mas Fajar, membuat aku teringat dengan obrolan kami semalam. Saat Mas Fajar menceritakan beberapa hal, meski belum selesai dan belum jelas. Tapi kami hentikan dengan Mas Fajar yang berjanji akan melanjutkannya lagi."Mama sudah bangun?" tanya Aluna, Ia menyadari keberadaan aku yang berdiri menatap mereka."Ah iya." Aku berjalan mendekati mereka, mengusap rambutku yang masih terasa lembab sehabis keramas.Aku duduk di dekat Aluna, sehingga Aluna berada ditengah. Diantara aku dan Mas Fajar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 28 Resah

Seperti yang dikatakan Mas Fajar, yang mengakui bahwa dirinya akan kehilangan pekerjaan. Dan benar saja, ternyata selama ini Mas Fajar tidak hanya lari dan bersembunyi dari aku. Tapi, juga dari kondisi perusahaan yang harus berada di ujung tanduk karena kasus ini.Tidak ada pilihan lain, Mas Fajar harus diasingkan selama beberapa waktu. Menunggu kondisi kembali membaik, dan kalaupun Mas Fajar kembali ke kantor, mungkin Mas Fajar tidak bisa lagi mendapati jabatannya yang lalu.Tapi untuk sementara waktu, kita sepakat untuk tidak memikirkan hal itu. Karena ada hal lain yang perlu kami pikirkan lebih jauh, tentang keluarga kami dan segala kepingan-kepingan kebenaran yang harus aku kumpulkan satu-persatu."Apa Aluna akan baik-baik saja Mas? Ini kali pertama aku jauh dari Aluna dalam waktu lama," cemasku, memikirkan Aluna yang pergi ke negeri kincir angin. Bersama dengan Bunda dan Baim, menghadiri acara keluarga Mas Fajar. Aluna adalah satu-satunya perwakilan y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 29 Luka

"Mas...." Pikiranku mulai melayang-layang, tentang Mbak Dian dan aku. "Tidak mungkin Mas," tolakku. Saat melihat tatapan mata Mas Fajar yang meyakinkan aku, seolah Ia tahu apa yang ada di dalam isi kepalaku."Dia sudah meninggal!" racauku.Aku berusaha menolak apa yang ada dalam pikiranku. Itu tidak mungkin, tapi mengapa aku malah merasa kalau sisi lain dari dalam diriku membenarkan hal itu.Aku menggigit jari telunjukku, merasakan bibirku yang bergetar diiringi napas berat yang memburu, aku mulai ketakutan. Dan aku kembali melakukan kebiasaan buruk yang sudah nyaris terkubur dalam-dalam, kebiasaan buruk yang sudah aku lupakan sejak lama."Tari, lihat Mas," lirih Mas Fajar menyadarkanku, tapi aku menepisnya. Aku seolah ditarik untuk masuk kembali ke lubang gelap yang nyaris terlupakan.Aku mencoba untuk berdiri dan menjauh dari Mas Fajar, tapi aku merasa lemah. Tubuhku terasa tidak bertenaga, seluruh pengelihatanku menggelap. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status