"Kalau dia nggak boleh minum, boleh nggak bibirnya dibasahi dengan kapas? Aku nggak tega lihat dia tersiksa begini."Leila memperbolehkan. "Oke."Sarah mengambil kapas, lalu melirik ke tempat Sarah duduk. "Leila, boleh minggir sebentar?"Leila berdiri.Sarah menatap Leila, seolah berkata, "Cih! Untung kamu tahu diri."Sarah pun duduk dan membasahi kapas dengan air, lalu mengusapnya ke bibir Antonio dengan lembut. "Kalau boleh, aku lebih rela aku saja yang menanggung penderitaan ini.""Antonio, maaf. Jangankan gantiin kamu, aku bahkan nggak bisa menemanimu," kata Sarah dengan suara terisak."Aku ....""Brak!" Pintu kamar rawat dibanting dan Leila keluar dari kamar.Sarah pura-pura terkejut, "Adikku itu memang kurang pengertian. Sudah tahu kamu sakit, masa dia tutup pintunya nggak pelan-pelan?"Antonio tidak berkata apa-apa.Sarah pun tidak berkomentar lebih lanjut.Dia terus membasahi bibir Antonio sedikit demi sedikit dengan kapas sambil mengungkapkan kekhawatirannya.Kemudian, Sarah b
Baca selengkapnya