Alde menggenggam hasil USG itu dengan erat. Kepalanya tertunduk. Dia tidak bisa berkata-kata.Tasya mengira posisinya sudah aman. Dia menggigit bibirnya karena merasa cemburu. Kemudian, dia bertanya dengan manja, "Pak Alde, bukannya kamu nggak suka anak kecil? Kalau bukan karena Kak Nyla ingin punya anak, kalian nggak mungkin punya anak, 'kan?""Tutup mulutmu!" Alde menendang Tasya hingga membuatnya terjatuh.Aku menatap Tasya yang meringkuk kesakitan, tetapi tidak bisa merasa senang sedikit pun. Lagi pula, Alde sangat melindungi Tasya di hadapanku dulu. Kini, dia mencampakkan Tasya begitu saja.Tasya tidak pernah diperlakukan sekasar ini oleh Alde. Dia mencengkeram perutnya dan berteriak dengan tidak percaya, "Atas dasar apa kamu menendangku? Aku nggak buat salah kok!""Semalam kamu melihat Nyla pulang, 'kan?""Nggak ada! Aku nggak lihat apa-apa! Kamu yang bilang vilamu sudah tua, jadi dibakar juga nggak masalah! Kenapa malah marah-marah padaku sekarang?"Tasya berderai air mata sambi
Read more