Vampir itu menggeram marah dan segera bangkit berdiri. Ia menyeka setetes darah dari pipinya yang sobek akibat terkena pecahan gelas kaca. Namun, hanya dalam waktu sepersekian detik luka di pipinya itu langsung merapat kembali. Callista menyipitkan mata, tercengang menyaksikan hal tersebut.“Kau mencari mangsa yang salah, Dasar amatir!” ejek Alaric. “Mau kuajari bagaimana caranya berburu yang benar?”“Berburu?” Sudut mulutnya terangkat. “Cih, simpan saja bakat sampahmu itu! Hanya vampir pengecut yang meminum darah hewan!”Alaric mendengkus kemudian berjalan ke sisi lain, sedikit menjauh dari Callista. “Oh, aku jadi kasihan padamu, diperbudak oleh hawa nafsu yang tidak bisa dikendalikan,” katanya seraya menyentuh sebuah vas bunga hias yang berada di atas televisi. “Sekarang aku penasaran, siapa komplotanmu? Kau pasti tidak berburu sendirian, bukan?”“Kenapa? Kau juga ingin bergabung dengan kami?”“Ugh, jangan salah paham. Justru aku ingin membenahi otak miring kalian satu per satu. La
Last Updated : 2024-11-26 Read more