Semua Bab Dr. Vampire: Who is the Predator?: Bab 11 - Bab 20

41 Bab

11 - What happened to him?

Samantha sontak terkejut lantas bangkit berdiri. “Cale!”Callista ikut terkejut dan segera menatap Alaric. Namun, anehnya pria itu tak menunjukkan reaksi apapun. Ia hanya menatap genangan darah tersebut dengan raut datar. Callista mengernyitkan wajah heran. Kenapa dia biasa-biasa saja? Kenapa dia tidak berubah menjadi vampir?Selama sekian detik, gadis itu hanya mematung seolah menantikan sesuatu sementara Samantha sendiri gelagapan panik.“Tuan Theodore, kami minta maaf yang sebesar-besarnya. Rumahmu jadi kotor begini. Biar kami berdua yang bantu bersihkan,” katanya tidak enak hati.“Tidak perlu.” Alaric menggeleng. “Well, Miss. Moore, apa kau bisa menunggu di luar sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan dulu dengan temanmu secara empat mata.”“Oh, y-ya, tidak masalah. Aku tunggu di mobil saja. Sekali lagi kami mohon maaf.”Alaric mengangguk mengiyakan. Setelah Samantha berjalan keluar, ia pun kembali mengamati Callista yang masih tetap bergeming di tempat.“Sayang sekali. Sepertinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

12 - What should I do?

Malvin yang sudah paham dengan kondisi darurat di hadapannya pun langsung berlari menghampiri Alaric yang masih mengerang kesakitan di lantai. Ia cepat-cepat mengambil suntikan lain dari dalam kamarnya dan meminta Callista untuk segera menyingkir dari sana.“Pergilah! Cepat pergi dari sini!”Callista terkesiap. “Apa yang terjadi dengannya?”“Dia berusaha melawan dirinya sendiri untuk tidak menghisap darahmu! Maka dari itu pergilah! Kau bisa membunuhnya jika masih tetap berdiri di sini!”“Membunuhnya? Tidak, dia tidak boleh mati.” Callista menelan salivanya susah payah. Ia lekas beringsut mundur dan tergesa-gesa keluar dari dalam rumah tersebut; setengah berlari menghampiri mobilnya yang terparkir di luar pagar.“Cale, ada apa?” tanya Samantha begitu dirinya masuk ke dalam mobil. “Barusan aku melihat ada pemuda yang datang sambil membawa belanjaan. Dia tinggal di sini juga?”“Entahlah. Aku tidak tahu, Sam,” balasnya seraya menggeleng kecil.“Kau bawa apa itu?”“Ah, b-bukan apa-apa.” Ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

13 - Do I need to apologize?

“Sial. Sial. Sial. Kenapa malah kepencet, sih?!” Callista buru-buru mematikan panggilannya yang sudah sempat berdering beberapa kali. Ia tidak bisa membayangkan mau taruh di mana mukanya jika Alaric tahu kalau ia yang menghubungi duluan karena merasa khawatir.Gadis itu kemudian melempar ponselnya ke atas meja sembari menggigiti kuku dengan panik. Tetapi sedetik kemudian, tiba-tiba saja ada panggilan dari nomor tak dikenal yang masuk. Ia pun langsung menyambar ponselnya kembali, melihat siapa yang menelepon.“Halo, Nona Cale!” sapa Andrew begitu Callista mengangkat panggilannya.“Andrew? Ugh, kau ini mengagetkanku saja! Kukira tadi siapa,” sahutnya sembari menghembuskan napas lega.Pemuda itu malah nyengir lebar. “Maaf. Aku tidak bermaksud untuk mengagetkanmu, Nona Cale. Aku barusan hanya ingin memberitahumu kalau ini adalah nomor baruku. Ponselku yang kemarin hilang dicuri orang.”“Apa? Dicuri orang? Bagaimana bisa?”“Entahlah. Kemarin aku sempat naik bus yang lumayan ramai penumpang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

14 - Can I trust him?

Edinburgh, 26 December 1932.Margareth Theodore, itulah nama yang tercantum pada name tag dari seorang wanita berambut cokelat gelap dengan mata biru jernih yang sedang berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Perutnya yang kini sudah mulai membuncit membuat suasana hatinya semakin hari semakin bertambah bahagia. Karena tidak lama lagi, ia akan menjadi seorang ibu.“Sayang, kenapa kau belum pulang? Aku sudah bilang padamu lebih baik kau beristirahat saja di rumah. Biar aku yang melanjutkan penelitiannya.” Damien segera menghampiri istrinya yang justru kembali ke laboratorium. Ia langsung sigap menggandeng tangan Margareth dan memintanya untuk duduk dengan hati-hati.Margareth hanya tersenyum manis. “Aku tidak ingin membiarkanmu bekerja sendirian semalaman di sini. Aku baru akan pulang kalau kau juga pulang.”“Tapi nanti kau bisa kelelahan. Aku tidak ingin anak kita sampai kenapa-kenapa.” Damien menghela napas. Tangannya beralih mengusap perut istrinya dengan lembut.“Kau tidak perlu kha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

15 - No medicine, no going out.

Malvin memasukkan suntikan yang sudah ia isi dengan cairan berwarna biru transparan ke dalam sebuah kotak kaca. Beberapa hari belakangan ini, ia sudah bekerja sangat keras demi menaikkan dosis obat untuk Alaric. Seperti yang diketahui, menaikkan dosis tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus benar-benar diperhatikan agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.Bagi Malvin, bisa bekerja dengan Alaric adalah salah satu keberuntungan terbesar dalam hidupnya. Pria itu pernah menyelamatkan nyawanya dari sekomplotan orang-orang jahat. Ya, saat berumur enam belas tahun, Malvin sempat diculik dari panti asuhan oleh kaki tangan organisasi mafia yang terkenal kejam. Hidupnya mungkin sudah berakhir tragis jika waktu itu Alaric tidak datang berpura-pura untuk membelinya sebagai budak.Namun, meskipun sudah membayar dengan harga yang sangat fantastis, Alaric tidak pernah memperlakukannya dengan semena-mena. Ia justru memberikan Malvin kebebasan. Awalnya, Malvin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

16 - I'm not interested in your offer, Sir.

—Vampir mesum: “Tidak. Kenapa? Apa sekarang kau mulai merindukanku?”Callista mengernyitkan wajah. Ia menatap layar ponselnya dengan sorot jijik, sementara kedua ibu jarinya dengan cepat langsung membalas pesan dari pria itu.—Cale: “Jangan kepedean! Siapa juga yang merindukanmu? Ini masih pagi. Kau tidak usah membuatku darah tinggi.”—Vampir mesum: “Well, kalau kau darah tinggi datang saja ke tempatku. Kita bisa konsultasi. Biar aku yang akan meresepkan obatnya untukmu. Gratis, tidak perlu bayar. Bagaimana?”—Cale: “Cih, aku tidak mau minum obat dari dokter gadungan sepertimu!”—Vampir mesum: “Enak saja! Aku ini dokter sungguhan. Kau tahu, prestasiku juga banyak.”—Cale: “Masa?”—Vampir mesum: “Ya sudah kalau tidak percaya, sih. Hari ini aku sudah berangkat bekerja lagi. Kita bertemu saat jam makan siang, oke?”—Cale: “Sorry, lihat nanti. Aku sibuk!”Callista menutup ponselnya kembali sembari bersungut-sungut. “Dia pikir aku bisa disogok dengan makan siang apa? Konyol sekali!”Gadis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

17 - Another silly question from me.

“Oh, m-maaf. Aku benar-benar turut prihatin atas tiadanya ibumu.” Callista menggigit bagian bawah bibirnya, merasa tidak enak hati karena telah menyinggung hal sensitif.Alaric pun mengangkat pandangannya kembali dan tersenyum tipis. “Tidak apa-apa. Itu sudah terjadi lebih dari beberapa dekade yang lalu. Ingatanku tentang peristiwa itu juga sekarang mulai mengabur.”“Hmm, lantas bagaimana dengan pelakunya? Apakah sudah tertangkap?”“Belum, tapi kuyakin suatu saat nanti aku pasti akan menemukannya. Siapa pun itu, dia harus membayar atas apa yang telah dia perbuat terhadap kedua orang tuaku,” balas Alaric. Kedua tangannya terkepal erat. Ia kemudian menghembuskan napas pelan untuk meredam emosinya. “Ngomong-ngomong, kau ingin makan apa? Dari tadi kita belum memesan makanan.”“Ah, ya. Kau benar.” Callista pun membuka buku menu dan tanpa banyak berpikir langsung menunjuk salah satu makanan—Mashed potato, kentang tumbuk yang dimasak bersama susu atau krim. “Mungkin ini ... kelihatannya enak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

18 - I doubt myself.

Callista sontak terkejut dengan tawaran yang barusan diajukan oleh Alaric. Ia melepas sarung tangannya dan segera menarik pria itu menjauh dari sana. “Hei, kau serius?”Alaric memiringkan kepala bingung. “Kenapa? Kau masih tidak percaya denganku?”“Bukan. Maksudku, kau serius ingin membantuku memecahkan kasus ini?”“Ya, tentu saja. Kalau kau mengizinkanku, aku bisa membantumu. Kita dapat menyelidiki kasus ini bersama-sama.”Gadis itu menyipitkan mata skeptis. “Tapi apa alasanmu tiba-tiba ingin membantuku? Kau tidak sedang bermaksud untuk menutupi sesuatu dariku, bukan?”“Justru aku ingin memperjelas keadaan yang ada, Nona Cale. Kau tidak bisa menyelesaikan ini sendirian,” balas Alaric. “Kalaupun suatu saat kau berhasil tahu siapa pelakunya, menginterogasi seperti yang pernah kau lakukan padaku itu sama sekali tidak berguna. Kau pasti masih ingat waktu membawaku ke kantor polisi, ‘kan? Aku bisa membuka borgol di tanganku sendiri dengan mudah.”“Lantas apa yang harus kulakukan?”“Biarka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

19 - He has a big head.

Setelah berhasil mendapatkan izin, jasad akhirnya bisa dimasukkan ke dalam ruang autopsi. Tubuh wanita itu dimasukkan ke pendingin terlebih dahulu sebentar selagi Alaric mempersiapkan diri untuk melakukan prosedur pemeriksaan. Ia segera mengganti bajunya dengan baju medis berwarna hijau lantas memakai berbagai macam perlengkapan lain seperti, penutup rambut, masker, dan sarung tangan.Pria itu lalu mengajak Callista masuk ke dalam ruang autopsi. Aroma khas disinfektan langsung menyeruak ke seluruh penjuru ruangan. Meski terlihat bersih, bau pembusukan jasad tetap saja masih tercium.Callista mengedarkan pandang ke sekeliling. Selain meja autopsi, di dalam ruangan itu juga ada cairan kimia, alat-alat kedokteran, lampu sorot seperti yang ada di meja operasi, serta beberapa pendingin untuk menyimpan organ tubuh. Kemudian, di bagian sisi lainnya, ada pendingin yang digunakan untuk menyimpan jasad korban dalam kantong-kantong jenazah dengan suhu simpan hingga -14°C.“Kau baru pertama kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

20 - Infiltrate? That's my specialty.

Satu minggu setelahnya ...Malam ini, suasana Rumah Sakit Caldwell tampak begitu lengang. Para tenaga medis yang memiliki jadwal shift malam lebih fokus melakukan pengawasan keadaan darurat di gedung satu. Tak ada yang berlalu-lalang sembarangan. Kebanyakan tim peneliti yang tidak mempunyai kepentingan khusus juga sudah pulang sejak tadi sore.Ini adalah kesempatan yang bagus bagi Alaric. Ia telah menyusun rencana sedemikian rupa hanya untuk mengetahui hasil autopsi dari jasad korban pembunuhan yang ditemukannya minggu kemarin.Sebetulnya, hasil autopsi itu sudah keluar sejak dua hari hang lalu. Namun, entah mengapa laporannya tidak langsung diberikan dan malah ditahan sementara oleh pihak rumah sakit. Pria itu tentu menjadi bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi sampai hasilnya pun harus dirahasiakan dulu?Setelah mematikan beberapa CCTV di antar lorong rumah sakit, Alaric segera pergi menuju laboratorium pusat yang ada ada di gedung dua. Ia tidak tahu di mana berkas hasil autop
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status