All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Komandan Pasukan Khusus: Chapter 481 - Chapter 490

703 Chapters

Bab 479, Aku adalah seorang Jenderal, Berdarah Tapi Tidak Menangis.

Kaisar Maheswara tertawa kecil, "Seorang Kaisar tidak akan bermain-main dengan ucapannya.Jika Aku bilang akan menjadikanmu seorang Bangsawan Utama, maka Aku pasti akan melakukannya."Raka Anggara membungkuk hormat, "Terima kasih, Yang Mulia!"Kaisar Maheswara menatapnya, lalu tiba-tiba bertanya, "Raka Anggara, seluruh ibu kota kini ada di bawah kendalimu.Tidakkah kamu pernah berpikir untuk melakukan sesuatu yang lain?""Yang Mulia maksudkan merebut kekuasaan dan menggulingkan tahta?"Kasim Subagja dan Andang Husada hampir saja melompat kaget.Mereka ingin pergi karena percakapan ini bukanlah sesuatu yang boleh mereka dengar.Pemberontakan adalah dosa besar yang menghukum hingga sembilan generasi...Tapi seorang kaisar dan seorang pejabat berbicara tentang hal ini seolah membahas masalah sehari-hari.Apa mereka benar-benar tidak peduli?Kaisar Maheswara tersenyum dan mengangguk.Raka Anggara menggeleng, "Tidak pernah terpikirkan...Saat mendengar Yang Mulia mengalami masalah, saya la
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 480, Panglima Naik ke Surga.

Tiga hari kemudian, Kaisar Maheswara kembali ke ibu kota.Di perjalanan menuju istana, saat melihat seluruh kota diselimuti warna putih berkabung, rakyat mengenakan pakaian duka dan penutup kepala, Kaisar Maheswara marah hingga wajahnya berubah kelam dan batuk tak henti-henti.Raka Anggara menenangkan kaisar sambil meminta seseorang membawakan buah pir.Setelah makan dua buah pir, batuk Kaisar Maheswara sedikit mereda.Raka Anggara memimpin Pasukan Lestari Raka Abadi, mengawal Kaisar kembali ke istana.Di luar Aula Pengasuhan Hati, para pejabat berlutut di tanah.Di dalam aula, Jenderal Purnawirawan Manggala berlinang air mata.Adiwangsa berlutut di depan meja naga dengan wajah penuh emosi.Raka Anggara benar-benar berhasil menyelamatkan Kaisar Maheswara.Kaisar Maheswara menatap Raka Anggara."Raka Anggara, aku ingin tahu sekarang juga, siapa yang ingin membunuhku?"Raka Anggara membungkuk."Titah dilaksanakan!Hamba akan segera mempersiapkan semuanya dan mengungkap kebenarannya kepa
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 481, Yang Mulia Pingsan karena Marah.

Kaisar Maheswara menatap Pangeran Kelima dengan wajah penuh keterkejutan.Para pejabat sipil dan militer pun menunjukkan ekspresi serupa.Semua mata tertuju pada Pangeran Kelima, dengan tatapan yang penuh ketidakpercayaan.Raka Anggara berkata bahwa Pangeran Kelima telah berpura-pura bodoh selama lebih dari sepuluh tahun.Jika itu benar, maka tipu muslihat Pangeran Kelima sungguh menakutkan.Dengan nada tak percaya, Kaisar Maheswara bertanya, "Raka Anggara, kau bilang Pangeran Kelima berpura-pura bodoh dan dungu selama ini?"Raka Anggara mengangguk."Benar, Yang Mulia.Pangeran Kelima tidak bodoh.Sebaliknya, dia sangat cerdas, licik, dan berhati dingin.Dia kejam dan haus darah."Kaisar Maheswara menatap tajam ke arah Pangeran Kelima."Baginda Yang Mulia, Ananda tidak bersalah.Saya difitnah... Raka Anggara sedang mengada-ada.Dia sedang memfitnah saya," Pangeran Kelima berlutut di tanah dengan wajah pucat, mencoba membela diri dengan suara gemetar.Raka Anggara tersenyum sinis."Apa
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 482, Perjuangan Putus Asa.

Kaisar Maheswara pingsan karena marah, membuat tempat itu kacau balau.Pangeran Kelima dan Perdana Menteri Kanan melihat kesempatan untuk melarikan diri diam-diam."Jenderal Galih Prakasa, tangkap Pangeran Kelima dan Perdana Menteri Kanan untukku!Masukkan mereka ke penjara Departemen Pengawas, jaga dengan ketat, dan larang siapa pun menjenguk mereka!"Galih Prakasa mengangguk."Komandan Gunadi, sampaikan perintahku, berlakukan keadaan darurat di seluruh kota.""Siap!"Pangeran Kelima menjerit, "Raka Anggara, tanpa perintah dari Ayahanda Kaisar, atas dasar apa kau menangkap kami?"Raka Anggara sama sekali tidak menghiraukannya.Sambil menggendong Kaisar Maheswara, ia berteriak, "Jenderal Galih Prakasa, jika mereka berani melawan, bunuh langsung!Jika ada masalah, aku yang akan bertanggung jawab.""Komandan Adiwangsa, segera kirim orang untuk memanggil tabib kerajaan!"Namun, tiba-tiba Pangeran Kelima menjerit, "Sadik Jayantra, apa yang kau tunggu?!"Terdengar suara rantai yang putus.
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 483, Menumpas Pemberontakan.

Raka Anggara menatap Sadik Jayantra yang telah mati, lalu terkekeh dingin.Abah Koko pernah berkata bahwa di dunia ini, jumlah orang yang berhasil melatih energi itu tidak lebih dari jumlah jari di kedua tangan.Hal ini secara tidak langsung menunjukkan betapa kuatnya para ahli kelas atas tersebut.Namun, apa artinya itu?Di hadapan senjata modern, selama mereka adalah makhluk karbon, mereka semua akan mati.Raka Anggara menoleh, memandang ke arah pasukan pemberontak.Pemberontak adalah kelompok kecil, Pangeran Kelima mustahil dapat membujuk semua pasukan pengawal istana dan penjaga depan kerajaan untuk berkhianat.Meskipun kemampuan mereka cukup baik, mereka menghadapi Pasukan Lestari Raka Abadi yang telah dilatih secara khusus dan jumlahnya berkali lipat lebih banyak.Dalam waktu singkat, pasukan pemberontak benar-benar terdesak. Mata Raka Anggara dingin.Ia mengulurkan tangan."Berikan senjata padaku."Seorang Pasukan Lestari Raka Abadi segera menyerahkan baja beralur kepadanya.R
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 484, Keringat Dingin yang Membasahi Tubuh.

Waktu terus berlalu, detik demi detik!Sekelompok tabib istana semakin pucat, keringat sebesar biji kacang mengucur dari dahi mereka.Mereka sama sekali tidak meragukan kata-kata Raka Anggara.Saat ini, seluruh ibu kota kekaisaran berada dalam kendali Raka Anggara.Membunuh beberapa tabib istana bagi dirinya tidak lebih sulit daripada bermain-main.Namun, mereka benar-benar tidak punya cara untuk menyadarkan Yang Mulia.Mereka memandang Andang Husada dengan tatapan memohon.Andang Husada memiliki hubungan baik dengan Raka Anggara.Mereka berharap Andang Husada bisa membujuknya.Alis Andang Husada berkerut rapat, ia pun ketakutan.Raka Anggara adalah orang yang selalu melakukan apa yang dia katakan.Tiba-tiba, seakan-akan Andang Husada mengingat sesuatu."Tuan Panglima, kakak seperguruanku cukup berpengalaman dalam hal ini…""Kau bercanda?Senior Ki Seger Waras sudah lama…"Raka Anggara tiba-tiba terdiam."Maksudmu Rahayu?"Andang Husada mengangguk."Kakak seperguruanku telah mengembar
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 485, Semoga Mereka Tidak Kurang Ajar.

Satu jam kemudian, diiringi suara batuk, Kaisar Maheswara akhirnya sadar!"Yang Mulia...!"Raka Anggara bergegas ke sisi ranjang, wajahnya penuh dengan kegembiraan."Yang Mulia, bagaimana perasaan Anda?"Wajah Kaisar Maheswara tampak agak pucat, tetapi matanya penuh rasa lega saat memandang Raka Anggara.Dengan suara yang agak serak, dia berkata, "Aku... tidak apa-apa!""Rahayu, cepat periksa kondisi Yang Mulia," pinta Raka Anggara.Rahayu maju dan memeriksa kondisi Kaisar Maheswara sebelum berkata, "Selama beliau sudah sadar, itu berarti tidak ada masalah besar untuk sementara...Berikan sedikit air untuk diminum, tetapi jangan terlalu banyak."Raka Anggara dengan cepat memberikan air kepada Kaisar Maheswara."Raka Anggara, bantu aku duduk," perintah Kaisar Maheswara.Raka Anggara membantu Kaisar Maheswara duduk, membiarkannya bersandar pada kepala ranjang."Bocah bodoh, kenapa menangis?Aku ini baik-baik saja, kan?""Aku tidak menangis...,"Raka Anggara berkata sambil mengusap sudut
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 486, Kenapa Semuanya Melaporkan Aku?

Kaisar Maheswara meminta Raka Anggara membawa sebuah meja dan meletakkannya di samping tempat tidur.Di atas meja, tumpukan dokumen memorial istana sudah seperti gunung kecil.Raka Anggara mengerutkan kening, "Yang Mulia, lebih baik menunggu kesehatan Anda pulih dulu sebelum membaca semua memorial ini?"Kaisar Maheswara tersenyum, "Siapa bilang Aku akan membacanya sendiri?Kamu bacakan untukku."Wajah Kasim Subagja langsung berubah drastis.Yang Mulia ingin Raka Anggara terlibat dalam urusan pemerintahan?Ini jelas perlakuan istimewa yang seharusnya hanya untuk putra mahkota!Namun, Raka Anggara tidak memahami pentingnya hal ini.Apa menariknya membaca memorial istana?Buku ajaib di pelukannya saja belum selesai dia pelajari, bukankah itu jauh lebih menarik?Dia terlihat kaku dan menunjuk dirinya sendiri, "Saya?"Kaisar Maheswara mengangguk."Bagaimana kalau Kasim Subagja saja yang membacakannya untuk Anda?"Ekspresi Kaisar Maheswara berubah dingin, "Berani kamu menolak perintah?"Rak
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 487, Otakmu Tumbuhnya Gimana?

Mata Kaisar Maheswara memandang Raka Anggara dengan tatapan aneh, lalu melambaikan tangan, "Ke sini!"Raka Anggara berjalan mendekat ke sisi tempat tidur.Kaisar Maheswara mengetuk dahi Raka Anggara dengan jarinya, "Otakmu ini tumbuhnya gimana sih?"Sudut mulut Raka Anggara berkedut, ucapan itu terdengar agak menyeramkan.Ia benar-benar takut Kaisar Maheswara akan melanjutkan dengan, "Otakmu ini bisa matang nggak?Kalau tidak, biar kupotong dan kulihat."Kaisar Maheswara tertawa terbahak-bahak, wajahnya penuh suka cita.Ternyata, mengolok-olok orang itu tetap paling seru kalau dilakukan Raka Anggara."Kasim Subagja, siapkan dekrit sesuai yang diusulkan Raka Anggara!""Baik, Yang Mulia!"Raka Anggara menambahkan, "Nanti saya akan menulis surat rahasia, memberikan panduan rinci kepada gubernur Provinsi Tanah Raya tentang apa yang harus dilakukan."Belum selesai berbicara, seorang kasim kecil masuk dan berlutut. "Yang Mulia, Menteri Hukum Lingga Purwana meminta audiensi!""Suruh dia masu
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 488, Berlatih Hingga Halaman Ketujuh.

Pangeran Kelima terdengar seperti babi yang disembelih, tubuh gemuknya sedikit kejang, dan mulutnya mengeluarkan erangan kesakitan.Raka Anggara sebenarnya telah menahan kekuatannya, jika tidak, Pangeran Kelima sudah mati sejak tadi.Raka Anggara memandangnya dengan dingin, lalu berjongkok, menarik rambutnya, dan memaksanya mengangkat kepala."Aku tahu ada orang di belakangmu.Siapa dia?"Sejak kecil, Pangeran Kelima sudah pandai berpura-pura bodoh.Jelas, ada seseorang yang membimbingnya.Sudut bibir Pangeran Kelima penuh darah, tubuhnya kejang akibat rasa sakit, tetapi matanya yang dingin menatap Raka Anggara.Dengan susah payah, ia berkata, "Jika bukan karena kau, aku sudah lama naik takhta."Ia sebenarnya telah menjadi penerus secara simbolis.Jika bukan karena Raka Anggara kembali, upacara penobatan sudah selesai, dan ia telah duduk di atas singgasana naga.Sedangkan Kaisar Maheswara, jika bukan karena Raka Anggara, sudah lama mati di ruang bawah tanah, dan tak akan ada yang pern
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
1
...
4748495051
...
71
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status