Raka Anggara berdiri dengan tangan di belakang, tanpa ekspresi, matanya tajam dan dingin. "Aku pernah menerobos Istana Raja Utara di Kerajaan Hulu Butut, juga Istana Kekaisaran di Kerajaan Tulang Bajing. Tak ada yang mampu menghentikanku... Sekarang, pintu kecil Gerbang Bayangan Hantu ini, aku pun bisa membuka jalan darah keluar dari sini." "Mau coba?" Kepala Keluarga mengernyitkan alis. "Raka Anggara, aku sudah bilang, kami tidak berniat buruk padamu." "Oh ya?" Raka Anggara tersenyum mengejek. "Namun sejak aku melangkah ke pintu kalian, yang kurasakan hanyalah niat buruk." Kepala Keluarga menjawab, "Raka Anggara, ini semua hanya salah paham." Raka Anggara tertawa dingin. "Panggil putrimu ke sini, biar aku mempermalukannya di depan semua orang. Kalau kau bisa lapang dada dan tidak mempermasalahkannya, aku akan mengakui ini hanya kesalahpahaman. Bagaimana?" "Kurang ajar!" Kepala Keluarga murka. Bagaimanapun, ia adalah pemimpin Gerbang Bayangan Hantu. Para muridnya menyaksika
Terakhir Diperbarui : 2025-01-16 Baca selengkapnya