Rasti menghela napas sambil menatap adik iparnya itu."Kamu percaya, Wit?""Ya nggak juga, sih." Jawaban WITA terdengar datar. "Soal perasaan Bang Arfan, Mbak juga baru tahu. Mbak juga masih nggak yakin. Mungkin saja dia ingin membela Mbak tadi." Rasti terpaksa berbohong agar Wita tidak merasa sedih. "Tapi kalau soal perselingkuhan, Demi Allah Mbak nggak melakukannya. Di sana Mbak hanya niat kerja.""Iya, Mbak. Aku percaya sama Mbak Rasti.""Soal perasaan Bang Arfan, Mbak juga nggak yakin soal itu. Kamu nggak perlu khawatir." Lagi, Rasti mencoba meyakinkan."Lho, kok Mbak jadi ngomong kaya gitu?" Wita malah memicingkan matanya, meninggalkan kebingungan dalam benak Rasti. Bukankah ini yang ingin dia dengar?"Mbak nggak ada perasaan apapun sama dia. Percaya deh!""Masya Allah, Mbak ... di saat seperti ini, kayanya Mbak masih mikirin aku? Kalau Bang Arfan punya perasaan sama Mbak, aku nggak masalah. Artinya, dia memang bukan jodohku. Ya ... walaupun ada sedikit rasa iri, aku tetap tidak
Terakhir Diperbarui : 2024-11-22 Baca selengkapnya